Peduli Dan Menghargai Karya Orang Lain
Monday, October 8, 2018
Edit
Sebagai seorang muslim yang baik, janganlah sekali-kali kita melaksanakan perbuatan apapun yang sifatnya merendahkan, mengejek dan menghina orang lain, baik itu dari segi kepribadiannya, keberadaannya, hasil karyanya, postur tubuhnya maupun keadaan sosialnya. Mengapa begitu ? lantaran penghinaan dan celaan, apalagi merendahkan hanya akan mengakibatkan perasaan sakit hati dan dendam. Tidak sulit untuk menunjukan hal ini, lantaran kemungkinan besar kau juga pernah mengalami situasi ketika ada orang lain yang mengejek atau merendahkanmu, bagaimana rasanya ? sakit bukan ?
Oleh lantaran itu, bila kita mengaku sebagai seorang muslim, hendaknya kita berusaha sekuat kemampuan kita untuk menahan dari dari sikap yang menciptakan orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik ialah insan yang selalu memperhatikan dan memperlihatkan tunjangan kepada orang-orang yang tidak bisa dan memerlukan pertolongan. Itulah pedoman yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang artinya :
“Sebaik-baik insan ialah orang yang selalu memberi manfaat kepada insan lain.” (HR Muttafaqun Alaih)
Allah mengutus Rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat insan yang seharusnya mereka miliki. Rasulullah memulai kembali dengan menata sikap seluruh umatnya yang waktu itu sebelumnya terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai insan yang mulia. Orang-orang yang berpengaruh selalu diperintahkan untuk berlemah lembut dan mencintai orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Semua insan dianggap sama keberadaannya di hadapan Allah, yang membedakannya hanyalah ketakwaan mereka masing-masing. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan kita terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh Rasulullah SAW.
Muhammad saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bekerja dan menekuni kerjanya.” (HR Baihaqi)
Menghormati dan menghargai karya orang lain harus kita lakukan tanpa memandang derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut lantaran hasil karya ialah pencerminan pribadi seseorang. Berkarya berarti melaksanakan atau mengerjakan sesuatu hingga menghasilkan sesuatu yang mengakibatkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi orang lain. Karya tersebut sanggup berupa benda, jasa atau hal lainnya yang bermanfaat.
Agama Islam sangat menganjurkan umatnya semoga saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang akan sanggup menumbuhkan sikap menghargai karya orang lain di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus kita latih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa kita sehingga bisa bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bahu-membahu menghadapi kasus tertentu, kita harus berusaha saling memberi dan mendapatkan saran, pendapat atau nasehat dari orang lain walaupun awalnya akan terasa sulit. Sikap dan sikap ini akan terwujud bila pribadi kita telah bisa menekan ego kita melalui adaptasi dan pengasahan rasa tenggang rasa melalui pendidikan akhlak.
Kita tidak sanggup mencapai keberhasilan dengan gampang dan santai, tapi dengan usaha yang gigih, raji, nulet, dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh lantaran itu. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al Qur’an yang artinya :
“…Karena bergotong-royong setelah kesulitan ada kemudahan, bergotong-royong setelah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kau telah simpulan (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Kita sanggup menghargai hasil karya orang lain dengan cara tidak mencela hasil karyanya meskipun hasil karya itu berdasarkan kita jelek. Memberikan penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama juga dengan menghargai penciptanya sebagai insan yang ingin dan harus dihargai. Menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang lantaran bisa menghargai hasil karya yang merupakan saksi hidup dan serpihan dari diri orang lain tanpa melihat kedudukan, status, derajat, martabat, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.
Beberapa pola sikap yang memperlihatkan sikap dalam menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Menggunakan karya tersebut dengan cara yang baik dan semestinya.
2. Memberi penghargaan, semangat, dan dorongan semoga supaya orang lain terus berkarya.
3. Tidak merusak, meniru, atau menjiplak karya orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
4. Menghindarkan perasaan dengki dan iri atas prestasi atau hasil karya orang lain.
5. Meneladani prestasi yang telah dicapai oleh orang lain.
Bahaya tidak menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Membahayakan keimanan
Tidak menghargai karya orang lain sanggup membawa pada sikap iri hati, dengki, hingga suudzan pada orang lain.
2. Membahayakan akhlak
Seseorang yang telah dibelenggu oleh perasaan tamak dan tidak peduli lagi dengan hasil karya orang lain akan melaksanakan tindak pelanggaran dan kejahatan, menyerupai pembunuhan karakter, pembajakan hak cipta, dan bermacam-macam kejahatan lainnya.
3. Membahayakan masyarakat
Orang-orang yang bermoral buruk akan tertarik untuk menjiplak hasil karya tertentu, emudian mencetaknya, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah sehingga merugikan orang lain.
Oleh lantaran itu, bila kita mengaku sebagai seorang muslim, hendaknya kita berusaha sekuat kemampuan kita untuk menahan dari dari sikap yang menciptakan orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik ialah insan yang selalu memperhatikan dan memperlihatkan tunjangan kepada orang-orang yang tidak bisa dan memerlukan pertolongan. Itulah pedoman yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang artinya :
“Sebaik-baik insan ialah orang yang selalu memberi manfaat kepada insan lain.” (HR Muttafaqun Alaih)
A. Peduli Terhadap Orang Lain.
Dalam Al Qur’an surat Al Fath ayat 29, Allah Swt. menerangkan kepada kita bahwa Muhammad ialah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya dan beliau ialah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang bersama mereka. Ayat tersebut menjelaskan bahwa nabi diutus oleh Allah kepada semua umat insan dalam rangka memberi peringatan dan kabar gembira, menerangi kehidupan insan yang dulunya berada dalam jaman jahiliyah (kebodohan) semoga mereka tidak lagi berbuat diktatorial terhadap orang lain. Sebagai contoh, kaum Quraisy pada zaman jahiliyah dianggap penguasa, sedangkan orang miskin dan lemah dianggap sebagai budak. Hukum pada jaman jahiliyah bersifat langsung dan melindungi orang-orang tertentu saja sehingga yang terjadi ialah orang-orang berpengaruh menindas orang-orang lemah.Allah mengutus Rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat insan yang seharusnya mereka miliki. Rasulullah memulai kembali dengan menata sikap seluruh umatnya yang waktu itu sebelumnya terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai insan yang mulia. Orang-orang yang berpengaruh selalu diperintahkan untuk berlemah lembut dan mencintai orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Semua insan dianggap sama keberadaannya di hadapan Allah, yang membedakannya hanyalah ketakwaan mereka masing-masing. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan kita terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh Rasulullah SAW.
B. Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai hasil karya orang lain ialah salah satu upaya untuk membina keserasian dan kerukunan hidup antar insan semoga terwujud kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai satu sama lain sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang sangat terpuji lantaran hasil karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai insan yang ingin diharagai.Muhammad saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bekerja dan menekuni kerjanya.” (HR Baihaqi)
Menghormati dan menghargai karya orang lain harus kita lakukan tanpa memandang derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut lantaran hasil karya ialah pencerminan pribadi seseorang. Berkarya berarti melaksanakan atau mengerjakan sesuatu hingga menghasilkan sesuatu yang mengakibatkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi orang lain. Karya tersebut sanggup berupa benda, jasa atau hal lainnya yang bermanfaat.
Agama Islam sangat menganjurkan umatnya semoga saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang akan sanggup menumbuhkan sikap menghargai karya orang lain di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus kita latih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa kita sehingga bisa bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bahu-membahu menghadapi kasus tertentu, kita harus berusaha saling memberi dan mendapatkan saran, pendapat atau nasehat dari orang lain walaupun awalnya akan terasa sulit. Sikap dan sikap ini akan terwujud bila pribadi kita telah bisa menekan ego kita melalui adaptasi dan pengasahan rasa tenggang rasa melalui pendidikan akhlak.
Kita tidak sanggup mencapai keberhasilan dengan gampang dan santai, tapi dengan usaha yang gigih, raji, nulet, dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh lantaran itu. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al Qur’an yang artinya :
“…Karena bergotong-royong setelah kesulitan ada kemudahan, bergotong-royong setelah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kau telah simpulan (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Kita sanggup menghargai hasil karya orang lain dengan cara tidak mencela hasil karyanya meskipun hasil karya itu berdasarkan kita jelek. Memberikan penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama juga dengan menghargai penciptanya sebagai insan yang ingin dan harus dihargai. Menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang lantaran bisa menghargai hasil karya yang merupakan saksi hidup dan serpihan dari diri orang lain tanpa melihat kedudukan, status, derajat, martabat, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.
Beberapa pola sikap yang memperlihatkan sikap dalam menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Menggunakan karya tersebut dengan cara yang baik dan semestinya.
2. Memberi penghargaan, semangat, dan dorongan semoga supaya orang lain terus berkarya.
3. Tidak merusak, meniru, atau menjiplak karya orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
4. Menghindarkan perasaan dengki dan iri atas prestasi atau hasil karya orang lain.
5. Meneladani prestasi yang telah dicapai oleh orang lain.
Bahaya tidak menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Membahayakan keimanan
Tidak menghargai karya orang lain sanggup membawa pada sikap iri hati, dengki, hingga suudzan pada orang lain.
2. Membahayakan akhlak
Seseorang yang telah dibelenggu oleh perasaan tamak dan tidak peduli lagi dengan hasil karya orang lain akan melaksanakan tindak pelanggaran dan kejahatan, menyerupai pembunuhan karakter, pembajakan hak cipta, dan bermacam-macam kejahatan lainnya.
3. Membahayakan masyarakat
Orang-orang yang bermoral buruk akan tertarik untuk menjiplak hasil karya tertentu, emudian mencetaknya, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah sehingga merugikan orang lain.