Pengertian Dan Ketentuan Shalat Jumat
Sunday, October 7, 2018
Edit
Apa Shalat Jumat itu ? Pengertian Shalat Jumat yaitu Shalat wajib dua rakaat dengan berjamaah yang dilaksanakan sehabis khotbah Jumat pada waktu dzuhur di hari Jumat. Hukumnya wajib bagi laki-laki yang sudah memenuhi syarat.
Firman Allah Swt. dalam Al-Quran : "Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan Shalat di hari Jumat, maka bersegeralah kau kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.” (Q.S. al-Jumu’ah/62: 9)
Shalat Jumat pada prinsipnya sama dengan Shalat wajib yang dilaksanakan secara berjamaah. Shalat Jumat yaitu Shalat wajib atau fardhu ‘ain yang dilaksanakan oleh setiap muslim laki-laki dalam setiap minggunya setiap hari Jumat. Shalat Jumat harus dilaksanakan secara berjamaah dan dihentikan dilakukan sendiri-sendiri. Agar Shalat Jumat sanggup dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, maka kalian harus mengetahui ketentuan-ketentuannya.
Syarat Wajib Shalat Jumat
Shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.
a. Islam.
b. Ballig (dewasa), belum dewasa tidak diwajibkan.
c. Berakal, orang aneh tidak wajib.
d. Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan.
e. Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.
f. Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak wajib.
Ketentuan Shalat Jumat
Syarat Sah Mendirikan Shalat Jumat
Shalat Jumat dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
Khotbah Jumat
Khotbah Jumat merupakan pesan yang tersirat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh khatib kepada jamaah Shalat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat ini.
a. Rukun khotbah Jumat
b. Syarat Khotbah Jumat
c. Sunah Khotbah Jumat
d. Sunah yang Berkaitan dengan Shalat Jumat
e. Adab Melaksanakan Shalat Jumat
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda yang artinya: “Barang siapa yang berbicara pada ketika imam khotbah Jumat, maka ia menyerupai keledai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang untuk diam, maka tidak tepat Shalat Jumatnya.” (H.R. Ahmad).
f. Hikmah Shalat Jumat
Halangan Shalat Jumat
Kadangkala, dalam kehidupan ini tidak semuanya sanggup berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan. Ada kemungkinan terjadi hal-hal yang sanggup menghalangi kita ketika akan melaksanakan shalat Jumat. Hal-hal yang sanggup dijadikan alasan untuk seseorang boleh tidak melaksanakan Shalat Jumat yaitu sebagai berikut.
Keutamaan yang besar itu menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya menyambut hari itu supaya amal kita tidak sia-sia dan mendapat pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adat yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi Saw. pada hari Jumat:
1. Memperbanyak shalawat Nabi
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian merupakan hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, lantaran sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sobat berkata : “Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah? Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” dalam riwayat lain disebutkan, “Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at, sebenarnya tidak seorang pun yang membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at kecuali diperlihatkan kepadaku shalawatnya itu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
2. Mandi Janabah
Mandi pada hari Jumat sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang balig berdasar hadits Abu Sa’id Al Khudri, dimana Rasululloh bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat merupakan wajib bagi setiap orang yang baligh.” .
Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya merupakan sebelum berangkat shalat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini menyerupai halnya mandi janabah biasa.
Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw. bersabda,
“Barangsiapa mandi di hari Jum’at menyerupai mandi janabah, kemudian tiba di waktu yang pertama, beliau menyerupai berkurban seekor unta. Barangsiapa yang tiba di waktu yang kedua, maka beliau menyerupai berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang tiba di waktu yang ketiga, beliau menyerupai berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang tiba di waktu yang keempat, beliau menyerupai berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang tiba di waktu yang kelima, maka beliau menyerupai berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar , malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).
Aus bin Aus r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, berangkat lebih awal , berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya ia akan mendapat pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no. 1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no. 15585 dan sanad hadits ini dinyatakan shahih)
Menurut klarifikasi dari Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istambuli dalam Tuhfatul ‘Arus, bahwa yang dimaksud dengan mandi jinabat pada hadits di atas merupakan melaksanakan mandi bersama istri. Ini mengandung makna bahwa sebelumnya mereka melaksanakan kekerabatan tubuh sehingga mengharuskan keduanya melaksanakan mandi.
3. Menggunakan minyak wangi
Nabi Saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, kemudian menggunakan minyak rambut atau minyak busuk kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, kemudian shalat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, beliau membisu dan endengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini hingga Jumat selanjutnya.”
4. Bersegera untuk berangkat ke masjid
Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” . Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sobat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sebenarnya para sobat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat “Fathul Bari” II/388)
5. Shalat Sunnah ketika menunggu imam atau khatib
Abu Hurairah RA menuturkan bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Barang siapa mandi kemudian tiba untuk shalat Jumat, kemudian beliau shalat semampunya dan ia membisu mendengarkan khutbah hingga selesai, kemudian shalat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini hingga jum’at selanjutnya ditambah tiga hari”.
6. Tidak duduk dengan memeluk lutut ketika khatib berkhutbah
Sahl bin Mu’ad bin Anas menyampaikan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah pada ketika shalat Jumat ketika imam sedang berkhutbah.” (Hasan. HR Abu Dawud, Turmidzi)
7. Shalat sunnah setelah shalat Jumat
Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jumat, maka shalatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa lantaran sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.”
8. Membaca surat Al Kahfi
Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat”. .
9. Hari Raya Tiap Pekan
Setiap umat insan mempunyai hari besar dan hari raya. Umat Islam seharusnya menyebabkan hari Jumat seperti hari raya yang muncul setiap pekan. Dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hari ini Allah menjadikannya sebagai hari Ied bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang menghadiri shalat Jumat hendaknya mandi, jikalau beliau mempunyai wangi-wangian maka hendaknya ia memakainya dan bersiwaklah” (HR. Ibnu Majah dan haditsnya dinyatakan hasan oleh Al Albani)
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
“Allah Swt. telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menyebabkan hari Jum’at sebagai hari raya mereka, oleh lantaran itu hari raya orang Yahudi merupakan hari Sabtu, dan hari raya orang Kristen merupakan hari Ahad, kemudian Allah memperlihatkan bimbingan kepada kita untuk menyebabkan hari Jum’at sebagai hari raya, sehingga Allah menyebabkan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum’at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari tamat zaman mereka pun akan mengikuti kita menyerupai urutan itu, meskipun di dunia kita merupakan penghuni yang terakhir, namun di hari tamat zaman nanti kita merupakan urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk”.
10. Waktu mustajabnya Doa
Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Rasulullah Saw. bersabda mengenai hari Jumat, “Pada hari Jumat ada waktu yang mana seorang hamba muslim yang tepat beribadah dan berdoa pada waktu itu meminta sesuatu melainkan pasti Allah akan memperlihatkan permintaannya”. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya untuk memperlihatkan bahwa waktu itu sangat sedikit.
11. Suci hingga Jumat berikut
Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu berkata, saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat maka ia berada dalam keadaan suci hingga Jumat selanjutnya”
11. Kiamat hari Jumat
Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya merupakan hari Jumat; padanya Adam diciptakan, dimasukkan ke nirwana dan juga dikeluarkan darinya serta tamat zaman tidak terjadi melainkan pada hari Jumat.” .
Sekarang dapatkah kau menjawab pertanyaan Apa Shalat Jumat itu ?
Firman Allah Swt. dalam Al-Quran : "Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan Shalat di hari Jumat, maka bersegeralah kau kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.” (Q.S. al-Jumu’ah/62: 9)
Shalat Jumat pada prinsipnya sama dengan Shalat wajib yang dilaksanakan secara berjamaah. Shalat Jumat yaitu Shalat wajib atau fardhu ‘ain yang dilaksanakan oleh setiap muslim laki-laki dalam setiap minggunya setiap hari Jumat. Shalat Jumat harus dilaksanakan secara berjamaah dan dihentikan dilakukan sendiri-sendiri. Agar Shalat Jumat sanggup dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, maka kalian harus mengetahui ketentuan-ketentuannya.
Syarat Wajib Shalat Jumat
Shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.
a. Islam.
b. Ballig (dewasa), belum dewasa tidak diwajibkan.
c. Berakal, orang aneh tidak wajib.
d. Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan.
e. Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.
f. Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak wajib.
Ketentuan Shalat Jumat
Syarat Sah Mendirikan Shalat Jumat
Shalat Jumat dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
- Shalat Jumat dilaksanakan di daerah yang telah dijadikan daerah bermukim oleh penduduknya, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Oleh lantaran itu, tidak sah mendirikan Shalat Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya singgah di sana untuk sementara waktu saja. melaksanakan Shalat Jumat di masjid sekolah
- Shalat Jumat dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah hukumnya apabila Shalat Jumat dilaksanakan sendiri-sendiri. Para ulama berbeda pendapat ihwal jumlah orang untuk sanggup mendirikan Shalat Jumat. Sebagian ulama menyampaikan minimal 40 orang, tapi ada juga yang menyampaikan minimal 2 orang.
- Shalat Jumat dilaksanakan pada waktu dzuhur. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi: Dari Anas bin Malik,” Sesungguhnya Rasulullah saw. Shalat Jumat ketika matahari telah tergelincir.”(H.R. Bukhari)
- Shalat Jumat dilaksanakan dengan didahului dua khotbah.
Khotbah Jumat
Khotbah Jumat merupakan pesan yang tersirat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh khatib kepada jamaah Shalat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat ini.
a. Rukun khotbah Jumat
- Mengucapkan puji-pujian kepada Allah Swt.
- Membaca shalawat atas Rasulullah saw.
- Mengucapkan dua kalimat syahadat.
- Berwasiat (bernasihat).
- Membaca ayat al-Qur'an pada salah satu dua khotbah.
- Berdoa untuk semua umat Islam pada khotbah yang kedua.
b. Syarat Khotbah Jumat
- Khotbah Jumat dilaksanakan tepat siang hari ketika matahari tinggi dan mulai bergerak condong ke arah Barat.
- Khotbah Jumat dilaksanakan dengan bangkit jikalau mampu.
- Khatib Jumat hendaklah duduk di antara dua khotbah.
- Khotbah Jumat disampaikan dengan bunyi yang keras dan jelas.
- Khotbah Jumat dilaksanakan secara berturut-turut jarak antara keduanya.
- Khatib Jumat suci dari hadas dan najis.
- Khatib Jumat menutup aurat.
c. Sunah Khotbah Jumat
- Khotbah Jumat dilaksanakan di atas mimbar atau daerah yang tinggi.
- Khotbah Jumat disampaikan dengan kalimah yang fasih, terang, dan gampang dipahami.
- Khatib menghadap ke jamaah Shalat Jumat.
- Khatib membaca shalawat atau yang lainnya di antara dua khotbah.
- Khatib menertibkan tiga rukun, yaitu dimulai dengan puji-pujian, salawat Nabi, dan berwasiat.
- Jamaah Shalat Jumat hendaklah diam, hening dan memperhatikan khotbah Jumat.
- Khatib hendaklah memberi salam.
- Khatib hendaklah duduk di dingklik mimbar sehabis memberi salam dan mendengarkan adzan.
d. Sunah yang Berkaitan dengan Shalat Jumat
- Mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke masjid.
- Memakai pakaian yang cantik dan disunahkan berwarna putih.
- Memakai wangi-wangian.
- Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir rambut.
- Menyegerakan pergi ke masjid untuk melaksanakan Shalat Jumat.
- Melaksanakan Shalat tahiyatul masjid (Shalat untuk menghormati masjid)
- Membaca al-Qur'an atau dzikir sebelum khotbah Jumat.
- Memperbanyak doa dan shalawat atas Nabi Muhammad saw.
e. Adab Melaksanakan Shalat Jumat
- Meluruskan Shaf (barisan Shalat). Shaf di depan yang masih kosong segera diisi. Salah satu kesempurnaan Shalat berjamaah yaitu shaf-nya lurus dan rapat.
- Ketika khatib sedang berkhotbah, jamaah dihentikan berbicara satu kata pun. Berkata-kata ketika khotbah berlangsung menyebabkan Shalat Jumat sia-sia. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, ‘diamlah, dan khatib sedang berkhotbah! ”Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (H.R. Bukhari Muslim).
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda yang artinya: “Barang siapa yang berbicara pada ketika imam khotbah Jumat, maka ia menyerupai keledai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang untuk diam, maka tidak tepat Shalat Jumatnya.” (H.R. Ahmad).
f. Hikmah Shalat Jumat
- Memuliakan hari Jumat.
- Menguatkan tali silaturrahmi. Kita bisa mengetahui kondisi jamaah yang lainnya. Misalnya, jikalau kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup, kita bisa membantu mereka. Atau, jikalau ada yang jarang ke masjid lantaran sakit, kita usahakan untuk menjenguk mereka. Bahkan, jikalau kita melihat ada yang bermaksiat, kita harus eksklusif menasihatinya. Dari sini umat Islam bisa mewujudkan semangat bersama-sama dalam kebaikan dan takwa sekaligus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar ma'ruf dan nahi munkar.
- Berkumpulnya umat Islam dalam masjid merupakan salah satu cara untuk mencari barakah Allah Swt.
- Dengan sering berjamaah di masjid, bisa menambah semangat bekerja kita lantaran terbiasa melihat orang-orang yang semangat beribadah di masjid.
- Melipatgandakan pahala kebaikan.
- Membiasakan diri untuk disiplin terhadap waktu.
Halangan Shalat Jumat
Kadangkala, dalam kehidupan ini tidak semuanya sanggup berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan. Ada kemungkinan terjadi hal-hal yang sanggup menghalangi kita ketika akan melaksanakan shalat Jumat. Hal-hal yang sanggup dijadikan alasan untuk seseorang boleh tidak melaksanakan Shalat Jumat yaitu sebagai berikut.
- Sakit. Orang yang sakit diperbolehkan tidak melaksanakan Shalat Jumat, tetapi harus melaksanakan Shalat dzuhur.
- Hujan lebat, angin kencang, dan musibah yang menyulitkan untuk pergi ke masjid melaksanakan Shalat Jumat.
- Musafir, yaitu seseorang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh.
- Kondisi dan situasi perjalanan menuju daerah melaksanakan Shalat Jumat tidak aman.
Keutamaan Hari Jumat
Keutamaan yang besar itu menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya menyambut hari itu supaya amal kita tidak sia-sia dan mendapat pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adat yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi Saw. pada hari Jumat:
1. Memperbanyak shalawat Nabi
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian merupakan hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, lantaran sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sobat berkata : “Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah? Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” dalam riwayat lain disebutkan, “Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at, sebenarnya tidak seorang pun yang membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at kecuali diperlihatkan kepadaku shalawatnya itu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
2. Mandi Janabah
Mandi pada hari Jumat sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang balig berdasar hadits Abu Sa’id Al Khudri, dimana Rasululloh bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat merupakan wajib bagi setiap orang yang baligh.” .
Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya merupakan sebelum berangkat shalat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini menyerupai halnya mandi janabah biasa.
Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw. bersabda,
“Barangsiapa mandi di hari Jum’at menyerupai mandi janabah, kemudian tiba di waktu yang pertama, beliau menyerupai berkurban seekor unta. Barangsiapa yang tiba di waktu yang kedua, maka beliau menyerupai berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang tiba di waktu yang ketiga, beliau menyerupai berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang tiba di waktu yang keempat, beliau menyerupai berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang tiba di waktu yang kelima, maka beliau menyerupai berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar , malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).
Aus bin Aus r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, berangkat lebih awal , berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya ia akan mendapat pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no. 1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no. 15585 dan sanad hadits ini dinyatakan shahih)
Menurut klarifikasi dari Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istambuli dalam Tuhfatul ‘Arus, bahwa yang dimaksud dengan mandi jinabat pada hadits di atas merupakan melaksanakan mandi bersama istri. Ini mengandung makna bahwa sebelumnya mereka melaksanakan kekerabatan tubuh sehingga mengharuskan keduanya melaksanakan mandi.
3. Menggunakan minyak wangi
Nabi Saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, kemudian menggunakan minyak rambut atau minyak busuk kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, kemudian shalat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, beliau membisu dan endengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini hingga Jumat selanjutnya.”
4. Bersegera untuk berangkat ke masjid
Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” . Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sobat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sebenarnya para sobat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat “Fathul Bari” II/388)
5. Shalat Sunnah ketika menunggu imam atau khatib
Abu Hurairah RA menuturkan bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Barang siapa mandi kemudian tiba untuk shalat Jumat, kemudian beliau shalat semampunya dan ia membisu mendengarkan khutbah hingga selesai, kemudian shalat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini hingga jum’at selanjutnya ditambah tiga hari”.
6. Tidak duduk dengan memeluk lutut ketika khatib berkhutbah
Sahl bin Mu’ad bin Anas menyampaikan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah pada ketika shalat Jumat ketika imam sedang berkhutbah.” (Hasan. HR Abu Dawud, Turmidzi)
7. Shalat sunnah setelah shalat Jumat
Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jumat, maka shalatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa lantaran sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.”
8. Membaca surat Al Kahfi
Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat”. .
9. Hari Raya Tiap Pekan
Setiap umat insan mempunyai hari besar dan hari raya. Umat Islam seharusnya menyebabkan hari Jumat seperti hari raya yang muncul setiap pekan. Dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hari ini Allah menjadikannya sebagai hari Ied bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang menghadiri shalat Jumat hendaknya mandi, jikalau beliau mempunyai wangi-wangian maka hendaknya ia memakainya dan bersiwaklah” (HR. Ibnu Majah dan haditsnya dinyatakan hasan oleh Al Albani)
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
“Allah Swt. telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menyebabkan hari Jum’at sebagai hari raya mereka, oleh lantaran itu hari raya orang Yahudi merupakan hari Sabtu, dan hari raya orang Kristen merupakan hari Ahad, kemudian Allah memperlihatkan bimbingan kepada kita untuk menyebabkan hari Jum’at sebagai hari raya, sehingga Allah menyebabkan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum’at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari tamat zaman mereka pun akan mengikuti kita menyerupai urutan itu, meskipun di dunia kita merupakan penghuni yang terakhir, namun di hari tamat zaman nanti kita merupakan urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk”.
10. Waktu mustajabnya Doa
Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Rasulullah Saw. bersabda mengenai hari Jumat, “Pada hari Jumat ada waktu yang mana seorang hamba muslim yang tepat beribadah dan berdoa pada waktu itu meminta sesuatu melainkan pasti Allah akan memperlihatkan permintaannya”. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya untuk memperlihatkan bahwa waktu itu sangat sedikit.
11. Suci hingga Jumat berikut
Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu berkata, saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat maka ia berada dalam keadaan suci hingga Jumat selanjutnya”
11. Kiamat hari Jumat
Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya merupakan hari Jumat; padanya Adam diciptakan, dimasukkan ke nirwana dan juga dikeluarkan darinya serta tamat zaman tidak terjadi melainkan pada hari Jumat.” .
Sekarang dapatkah kau menjawab pertanyaan Apa Shalat Jumat itu ?