Misi Nabi Muhammad Saw. Untuk Menyempurnakan Etika Manusia
Wednesday, October 3, 2018
Edit
Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yaitu agama Islam, merupakan agama yang tepat untuk seluruh umat insan sepanjang masa. Nabi Muhammad Saw. merupakan rasul final zaman. Sebagai rasul yang terakhir dan epilog para nabi, dia diutus oleh Allah Swt. untuk seluruh umat insan tanpa melihat asal suku dan bangsanya. Misi Nabi Muhammad Saw. antara lain membawa aliran Islam, menyempurnakan tabiat manusia, memberi kabar bangga dan peringatan kepada umat manusia, dan memberikan aliran dari Allah Swt. kepada umat manusia.
Nabi Muhammad Saw. diutus Allah Swt. di tengah-tengah "kejahilan" (kebodohan) masyarakat pada jaman jahiliyah. Saat itu tabiat dan prilaku masyarakat sangat biadab sehingga bisa diilustrasikan "kucingpun menangis melihat tabiat insan dikala itu". Saking biadabnya, anak wanita yang gres lahirpun secara tega mereka kubur hidup-hidup.
Selain memperkenalkan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, Rasulullah saw dalam dakwahnya juga menuntun umatnya untuk berperilaku mulia dan memperlihatkan teladan kepada mereka. Dengan sikap sabar dan keteguhan hati, dia bisa mengubah moral yang telah rusak menjadi insan yang berakhlak mulia. Usaha yang dilakukan dalam membina tabiat mereka benar-benar menjadi terwujud sebagai masyarakat yang bermoral, beretika dan beradab. Karakter yang paling menonjol dari kepribadian Nabi Muhammad saw merupakan tabiat yang tiada bandingannya. Akhlak Nabi sangat agung dan melebihi semua tabiat seorang insan manapun juga. Sampai-sampai Allah pun memuji tabiat Nabi Muhammad saw menyerupai tersurat dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4, yang artinya : “Dan bersama-sama Kamu benar-benar berbudi pekerti yang Agung.”
Nabi Muhammad saw merupakan Rasul pilihan pembawa risalah Islam. Beliau merupakan khatamul anbiya’wal mursalin di muka bumi. Rasulullah saw memiliki eksklusif yang mulia dan tabiat yang terpuji. Oleh alasannya ialah itu dia ialah uswatun hasanah bagi umat manusia. Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat udik yang bahagia dengan kekerasan dan pertempuran. Nabi Muhammad saw sering menyendiri ke Gua Hira, sebuah gua bukit bersahabat Mekkah, yang kemudian dikenal sebagai Jabal An Nur alasannya ialah bertentangan sikap dengan kebuadayaan Arab pada zaman itu. Di sinilah dia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan. Pada suatu malam, dikala Muhammad sedang bertafakur di gua hira, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangunkannya dan memberikan wahyu Allah di telinganya. Dia diminta membaca, dia menjawab “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta semoga Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.
Akhirnya Jibril berkata : “Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang membuat insan dari segumpal darah, bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan insan dengan perantaraan . Ia mengajarkan kepada insan apa yang tidak diketahuinya. Setiap orang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para Rasul, sebagai umat Nabi Muhammad saw kita harus mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw, dia diutus oleh Allah SWT dengan aneka macam macam kiprah pokok, diantaranya yaitu :
Memberi Kabar Gembira dan Peringatan
Rasulullah saw memperlihatkan kabar bangga bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, serta pengikutnya. Sebaliknya dia mengingatkan kepada insan yang berbuat kejahatan, kemusyrikan, dan kemaksiatan semoga menghentikan perbuatan-perbuatan yang terlarang itu. Firman Allah SWT dalam Surat Fatir ayat 24 : “Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa informasi bangga dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satupun umat melainkan di sana telah tiba seorang pemberi peringatan”.
Mengajarkan Ketauhidan
Rasulullah saw mengajarkan untuk mengesakan Allah SWT dan memberantas kemusyrikan yang dilakukan masyarakat Mekkah pada dikala itu. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 25 : “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku”. Dan dalam surat Al-Anbiya ayat 163 : “Dan Tuhan Kamu merupakan Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Menyempurnakan Akhlak Manusia
Rasulullah saw diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan dan memperbaiki tabiat umat manusia, sekaligus sebagai teladan teladan baik. Hal ini, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.".
Selain itu, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya saya diutus ke bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Keluhuran tabiat Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh aspek kehidupan beliau. Kecintaan pada masyarakat yang dipimpinnya memperlihatkan kasih sayang yang tulus. Ketika berdakwah dia memperoleh cemohan, hinaan, tantangan, ancaman, dan pemboikotan dari kaum Quraisy, namun dia tidak marah. Nabi Muhammad tidak membenci bahkan mendoakan mereka semoga diampuni oleh Allah SWT, berikut doa Nabi Muhammad Saw “Wahai Tuhanku ampunilah dosa-dosa kaumku alasannya ialah bersama-sama mereka tidak mengetahui” . Sungguh Mulia Nabi Besar kita Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw. diutus Allah Swt. di tengah-tengah "kejahilan" (kebodohan) masyarakat pada jaman jahiliyah. Saat itu tabiat dan prilaku masyarakat sangat biadab sehingga bisa diilustrasikan "kucingpun menangis melihat tabiat insan dikala itu". Saking biadabnya, anak wanita yang gres lahirpun secara tega mereka kubur hidup-hidup.
Selain memperkenalkan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, Rasulullah saw dalam dakwahnya juga menuntun umatnya untuk berperilaku mulia dan memperlihatkan teladan kepada mereka. Dengan sikap sabar dan keteguhan hati, dia bisa mengubah moral yang telah rusak menjadi insan yang berakhlak mulia. Usaha yang dilakukan dalam membina tabiat mereka benar-benar menjadi terwujud sebagai masyarakat yang bermoral, beretika dan beradab. Karakter yang paling menonjol dari kepribadian Nabi Muhammad saw merupakan tabiat yang tiada bandingannya. Akhlak Nabi sangat agung dan melebihi semua tabiat seorang insan manapun juga. Sampai-sampai Allah pun memuji tabiat Nabi Muhammad saw menyerupai tersurat dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4, yang artinya : “Dan bersama-sama Kamu benar-benar berbudi pekerti yang Agung.”
Nabi Muhammad saw merupakan Rasul pilihan pembawa risalah Islam. Beliau merupakan khatamul anbiya’wal mursalin di muka bumi. Rasulullah saw memiliki eksklusif yang mulia dan tabiat yang terpuji. Oleh alasannya ialah itu dia ialah uswatun hasanah bagi umat manusia. Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat udik yang bahagia dengan kekerasan dan pertempuran. Nabi Muhammad saw sering menyendiri ke Gua Hira, sebuah gua bukit bersahabat Mekkah, yang kemudian dikenal sebagai Jabal An Nur alasannya ialah bertentangan sikap dengan kebuadayaan Arab pada zaman itu. Di sinilah dia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan. Pada suatu malam, dikala Muhammad sedang bertafakur di gua hira, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangunkannya dan memberikan wahyu Allah di telinganya. Dia diminta membaca, dia menjawab “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta semoga Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.
Akhirnya Jibril berkata : “Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang membuat insan dari segumpal darah, bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan insan dengan perantaraan . Ia mengajarkan kepada insan apa yang tidak diketahuinya. Setiap orang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para Rasul, sebagai umat Nabi Muhammad saw kita harus mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw, dia diutus oleh Allah SWT dengan aneka macam macam kiprah pokok, diantaranya yaitu :
Memberi Kabar Gembira dan Peringatan
Rasulullah saw memperlihatkan kabar bangga bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, serta pengikutnya. Sebaliknya dia mengingatkan kepada insan yang berbuat kejahatan, kemusyrikan, dan kemaksiatan semoga menghentikan perbuatan-perbuatan yang terlarang itu. Firman Allah SWT dalam Surat Fatir ayat 24 : “Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa informasi bangga dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satupun umat melainkan di sana telah tiba seorang pemberi peringatan”.
Mengajarkan Ketauhidan
Rasulullah saw mengajarkan untuk mengesakan Allah SWT dan memberantas kemusyrikan yang dilakukan masyarakat Mekkah pada dikala itu. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 25 : “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku”. Dan dalam surat Al-Anbiya ayat 163 : “Dan Tuhan Kamu merupakan Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Menyempurnakan Akhlak Manusia
Rasulullah saw diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan dan memperbaiki tabiat umat manusia, sekaligus sebagai teladan teladan baik. Hal ini, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.".
Selain itu, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya saya diutus ke bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Keluhuran tabiat Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh aspek kehidupan beliau. Kecintaan pada masyarakat yang dipimpinnya memperlihatkan kasih sayang yang tulus. Ketika berdakwah dia memperoleh cemohan, hinaan, tantangan, ancaman, dan pemboikotan dari kaum Quraisy, namun dia tidak marah. Nabi Muhammad tidak membenci bahkan mendoakan mereka semoga diampuni oleh Allah SWT, berikut doa Nabi Muhammad Saw “Wahai Tuhanku ampunilah dosa-dosa kaumku alasannya ialah bersama-sama mereka tidak mengetahui” . Sungguh Mulia Nabi Besar kita Nabi Muhammad Saw.