Mari Menghormati Guru

Kita harus berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Kita juga diperintahkan untuk berbuat baik atau berbakti kepada guru. Guru-guru kita lah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Sebagai pendidik, guru membentuk kita menjadi insan yang beriman, mengerti perihal hal yang baik dan buruk, berbudi pekerti luhur, dan menjadi orang yang bertanggung jawab, baik kepada diri sendiri, masyarakat di sekitar kita, bangsa, maupun negara. Mari menghormati guru yang telah banyak berjasa kepada kita.

Gurulah yang menimbulkan kita orang yang pandai dan faham ilmu pengetahuan. Dengan jasa guru, kita akan memperoleh kedudukan yang tinggi dihadapan Allah Swt., sebagaimana firman-Nya. ”...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kau dan orang-orang yang pandai pengetahuan beberapa derajat...” (Q.S. al-Mujadalah/58:11)

Cara berbakti kepada guru, antara lain dengan bersikap :
a. Rendah hati, sopan, dan menghargainya,
b. Melaksanakan nasihatnya,
c. Mengucapkan salam kalau bertemu,
d. Memperhatikan apabila diajak bicara di kelas,
e. Melaksanakan perintahnya dengan ikhlas.

Berikut dongeng Imam Syafi’i Hormat kepada Gurunya

Dikisahkan, Imam Sy±fi’i yang sedang mengajar para santrinya di kelas, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang berpakaian lusuh, kumal dan kotor. Akan tetapi Imam Syafi’i eksklusif mendekati dan memeluknya. Para santri kaget dan heran melihat sikap gurunya itu. Mereka bertanya: “Siapa ia wahai Guru, hingga engkau memeluknya erat-erat. Padahal ia seorang kumuh, kotor, dan menjijikkan?”

Imam Syafi’i menjawab: “Ia yakni guruku. Ia yang telah mengajariku perihal perbedaan antara anjing yang remaja dengan anjing yang masih kecil. Pengetahuan itulah yang membuatku dapat menulis buku fiqh ini.” Sungguh mulia moral Imam Syafi’i. Beliau menghormati semua guru-gurunya, meskipun dari masyarakat biasa.

Share this post