Pengertian Dan Teladan Maqamat Dan Al-Ahwal Dalam Tasawuf

Pengertian Maqamat dan al-Ahwal dalam Tasawuf.
Maqomat berdasarkan bahasa yaitu tahapan, sedangkan berdasarkan istilah yaitu upaya sadar untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui tahapan-tahapan untuk mencapai makrifatullah, di mana upaya tersebut telah menjadi sifat yang menetap pada diri seseorang.

Al-Ahwal berdasarkan bahasa yaitu keadaan, sedangkan berdasarkan istilah yaitu keadaan jiwa dalam proses pendekatan diri kepada Allah Swt, di mana keadaan tersebut masih temporer belum menetap dalam jiwa. Kondisi ini menuntut tindakan untuk menyikapinya.

Menurut Abu Nasr as-Sarraj maqamat dalam tasawuf merupakan jalan panjang secara berjenjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada bersahabat dengan Allah Swt. Maqomat dalam tasawuf yaitu taubat,warak, zuhud,fakir, sabar

Adapun penjelasannya sebagaimana berikut:

1. Taubat.
Dalam rangka untuk mensucikan hati dan diri dari segala dosa yang pernah diperbuat, insan diwajibkan untuk meratapi perbuatan yang telah dilakukan dan tidak akan mengulangi lagi.

Arti taubat yaitu kembali dari segala yang tercela berdasarkan agama, menuju semua yang terpuji.

Allah Swt. memerintahkan hambanya biar bertaubat dengan taubat yang semurni-nurninya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim :8)

2. Warak.
Pengertian rino yaitu menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang tidak baik dan subhat. Sedangkan berdasarkan para sufi rino menghindari segala yang diragukan antara halal dan haram.

3. Zuhud.
Adalah suatu perilaku yang menakankan untuk meninggalkan ketergantungan jiwa pada keduniawian. Zuhud bukanlah tidak adanya harta dan duniawi lainnya pada diri seseorang. Orang zuhud mungkin kaya namun hatinya tidak tergantung dan tergoda oleh kekayaannya. Contohnya Nabi Sulaiman as sangat kaya raya namun sangat zuhud dunia.

4. Fakir.
Secara umum didefinisaikan sebagai tidak adanya harta pada seseorang. Menurut para kaum sufi fakir yaitu keadaan selalu merasa butuh kepada Allah Swt. Dalam kondisi apapun selalu merasa tetap membutuhkan kepada Allah Swt.

5. Sabar.
Salah satu tahapan atau maqam penting yang harus dijalani oleh para sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. yaitu perilaku sabar. Yaitu perilaku bertahan diri selalu dalam kondisi sesuai tuntunan Allah Swt. Karena itu ada ada sabar atas kemaksiatan, sabar atas ketaatan, sabar atas musibah, dan sabar atas kenikmatan. Kondisi-kondisi tersebut menuntut perilaku yang berbeda sesuai tuntutan Allah Swt dalam kondisi tersebut.

Contoh Orang yang Memiliki Maqomat dan al-Ahwal dalam Tasawuf.

Menurut Abu Bakar al-Kalabaẓi, tokoh sufi asal Bukhara, Asia Tengah menyebutkan tujuh maqām yang harus dilalui sufi menuju Tuhan yaitu taubat, warak, zuhud, fakir, dan sabar.

Adapun pola orang yang mempunyai maqamat dan al-ahwal dalam tasawuf yaitu sebagai berikut:

a. Orang yang selalu meninggalkan perbuatan aneka macam dosa besar.
Seperti menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada orangtua, berzina, meminum khamar, bersumpah palsu dan membunuh tanpa alasan yang dibenarkan agama.

b. Orang yang meninggalkan dosa kecil.
Seperti, perbuatan makruh, perilaku dan tindakan yang menyimpang dari keutamaan, merasa diri suci, merasa telah bersahabat dengan Tuhan.

c. Bertobat tertinggi.
Adalah dari kelengahan hati mengingat Allah Swt. Kalau bertobat dari dosa atau maksiat itu biatobasa. Namun bertobat dari lengah mengingat Allah hanya bisa dilakukan oleh orang yang derajat tinggi.

d. Sabar dalam pandangan sufi, musuh terberat bagi orang-orang beriman.
Adalah dorongan hawa nafsunya sendiri, yang setiap ketika sanggup menggoyahkan iman. Kesabaran merupakan kunci keberhasilan dalam meraih karunia Allah Swt. yang lebih besar, mendekatkan diri kepada-Nya, memperoleh kedudukan mulia disisi-Nya, alasannya yaitu tanpa kesabaran, keberhasilan mustahil dicapai.

e. Tawakal.
Berarti mempercayakan atau menyerahkan segenap dilema kepada Allah Swt. dan menyadarkan kepada-Nya penangan aneka macam dilema yang dihadapi.

f. Ridha.
Seorang hamba tidak akan berontak batinnya terhadap segala cobaan Allah Swt. Akan tetapi ia akan menerimanya dengan bahagia hati. Ia tidak minta masuk surga, dan tidak minta dijauhkan dari neraka. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci. Ketika malapetaka menimpanya, hatinya merasa rela dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah Swt.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian dan pola maqamat dan al-ahwal dalam tasawuf. Sumber Buku Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel