Sumber Tasawuf Menurut Al-Quran Dan Al-Sunnah
Wednesday, July 22, 2020
Edit
1. Al-Qur’an (ayat-ayat Allah)
Muḥammad Amin al-Kurdy menyampaikan bahwa tasawuf yaitu suatu ilmu sanggup dipakai untuk mengetahui kebaikan dan keburukan jiwa serta cara membersihkannya dengan sifat-sifat yang terpuji.
Dalam hal ini, sumber tasawuf termaktub dalam al-Qur’an Surah Al-A’la Ayat 14-15;
Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),. dan Dia ingat nama Tuhannya, kemudian Dia sembahyang." (QS. al-A’la: 14-15)
Baik buruknya sikap insan bergantung pada hatinya. Hati yang jernih akan membawa pada kedamaian dan ketenteraman, serta memancarkan sikap dan tindakan yang menyejukkan sesama serta lingkungan sekitarnya. Sedangkan, hati yang kotor membawa kekacauan, keresahan, dan kebrutalan yang berdampak pada kehancuran insan dan lingkungannya. Hati yang bening akan terwujud pada diri insan dikala ia menjalin hubungan dengan Yang Mahasuci. Dalam hal ini, Allah SWT. berfirman :
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. ar-Ra’d/13:28)
Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Anfal ayat 17, yaitu
Artinya: "Tidaklah engkau yang melempar dikala engkau melempar, melainkan Allah-lah yang melempar." (QS. al-Anfal: 17)
Selanjutnya, paham bahwa Tuhan bersahabat dengan manusia, merupakan anutan dasar dari tasawuf. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt:
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu perihal Aku, maka (jawablah), sebenarnya Aku yaitu dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, biar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Baqarah: 186).
2. As Sunnah (Rasulullah).
Rasulullah Saw hidup sangat sederhana, terkadang mengenakan pakaian tambalan, tidak makan atau minum kecuali yang halal, dan setiap malam senantiasa beribadah kepada Allah Swt., sehingga Siti Aisyah bertanya, “mengapa engkau berbuat begini, ya Rasulullah padahal Allah Swt senantiasa mengampuni dosamu?”
Rasulullah menjawab “apakah engkau tidak menginginkanku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?”.
Selain dari itu di dalam hadis Rasulullah banyak dijumpai keterangan yang berbicara perihal kehidupan rohaniah insan yang sanggup difahami dengan pendekatan tasawuf, menyerupai hadis;
“Barangsiapa yang mengenal dirinya sendiri berarti ia mengenal tuhannya.”
“Senantiasa hamba-Ku itu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga saya mencintainya. Maka tatkala mencintainya, jadilah Aku pendengarnya yang beliau pakai untuk mendengankan dan lidahnya yang beliau pakai untuk berbicara dan tangannya yang beliau pakai untuk mengepal dan kakinya yang beliau pakai untuk berjalan; maka dengan Kulah beliau mendengar, melihat, berbicara, berfikir, meninjau dan berjalan.”
Muḥammad Amin al-Kurdy menyampaikan bahwa tasawuf yaitu suatu ilmu sanggup dipakai untuk mengetahui kebaikan dan keburukan jiwa serta cara membersihkannya dengan sifat-sifat yang terpuji.
Dalam hal ini, sumber tasawuf termaktub dalam al-Qur’an Surah Al-A’la Ayat 14-15;
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ . وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ
Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),. dan Dia ingat nama Tuhannya, kemudian Dia sembahyang." (QS. al-A’la: 14-15)
Baik buruknya sikap insan bergantung pada hatinya. Hati yang jernih akan membawa pada kedamaian dan ketenteraman, serta memancarkan sikap dan tindakan yang menyejukkan sesama serta lingkungan sekitarnya. Sedangkan, hati yang kotor membawa kekacauan, keresahan, dan kebrutalan yang berdampak pada kehancuran insan dan lingkungannya. Hati yang bening akan terwujud pada diri insan dikala ia menjalin hubungan dengan Yang Mahasuci. Dalam hal ini, Allah SWT. berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. ar-Ra’d/13:28)
Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Anfal ayat 17, yaitu
وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ
Artinya: "Tidaklah engkau yang melempar dikala engkau melempar, melainkan Allah-lah yang melempar." (QS. al-Anfal: 17)
Selanjutnya, paham bahwa Tuhan bersahabat dengan manusia, merupakan anutan dasar dari tasawuf. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu perihal Aku, maka (jawablah), sebenarnya Aku yaitu dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, biar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Baqarah: 186).
2. As Sunnah (Rasulullah).
Rasulullah Saw hidup sangat sederhana, terkadang mengenakan pakaian tambalan, tidak makan atau minum kecuali yang halal, dan setiap malam senantiasa beribadah kepada Allah Swt., sehingga Siti Aisyah bertanya, “mengapa engkau berbuat begini, ya Rasulullah padahal Allah Swt senantiasa mengampuni dosamu?”
Rasulullah menjawab “apakah engkau tidak menginginkanku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?”.
Selain dari itu di dalam hadis Rasulullah banyak dijumpai keterangan yang berbicara perihal kehidupan rohaniah insan yang sanggup difahami dengan pendekatan tasawuf, menyerupai hadis;
“Barangsiapa yang mengenal dirinya sendiri berarti ia mengenal tuhannya.”
“Senantiasa hamba-Ku itu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga saya mencintainya. Maka tatkala mencintainya, jadilah Aku pendengarnya yang beliau pakai untuk mendengankan dan lidahnya yang beliau pakai untuk berbicara dan tangannya yang beliau pakai untuk mengepal dan kakinya yang beliau pakai untuk berjalan; maka dengan Kulah beliau mendengar, melihat, berbicara, berfikir, meninjau dan berjalan.”
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal sumber tasawuf menurut al-Quran dan al-Sunnah. Sumber Buku Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.