Hubungan Tasawuf Dengan Tabiat Dan Syariat
Wednesday, July 22, 2020
Edit
Pengertian Tasawuf yaitu suatu ilmu untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melaksanakan suluk, melangkah menuju keridaan Allah Swt. Adapun hubungan tasawuf dengan adat dan syariah yaitu sebagai berikut :
1. Tasawuf Falsafi.
Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang memakai pendekatan rasio atau nalar pikiran, tasawuf model ini memakai bahan-bahan kajian atau pemikiran dari para filsuf, baik menyangkut filsafat ihwal Tuhan insan dan sebagainnya.
2. Tasawuf Akhlaki.
Tasawuf akhlaki Adalah tasawuf yang memakai pendekatan akhlak. Tahapan– tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari adat yang buruk), taḥalli (menghiasinya dengan adat yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang [ḥijab] yang membatasi insan dengan Tuhan, sehingga Nur Illahi tampak terang padanya).
3. Tasawuf Amali.
Tasawuf amali yaitu tasawuf yang memakai pendekatan amaliyah atau wirid, kemudian hal itu muncul dalam tharikat.
Sebenarnya, tiga macam tasawuf mempunyai tujuan yang sama, yaitu sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah), lantaran itu untuk wilayah tasawuf, seseorang harus mempunyai adat yang mulia berdasarkan kesadarannya sendiri.
Bertasawuf pada hakekatnya yaitu melaksanakan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Sunnah yang mementingkan akhlak.
Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada training adat yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum sufi dikenal istilah al-takhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan kecerdikan pekerti Allah Swt, atau juga istilah al-ittiá¹£af bi á¹£ifatihi, yaitu mensifati diri dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah Swt.
Makara adat merupakan bab dari tasawuf akhlaqi, yang merupakan salah satu pedoman dari tasawuf, dan yang terpenting dari pedoman tasawuf akhlaki yaitu mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah Swt.
4. Syariah.
Syariah yaitu merupakan amalan-amalan lahir yang difardukan dalam agama, yang dikenal rukun Islam, dan segala hal yang bekerjasama dengan hal itu tentunya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis, lantaran itu seseorang yang ingin memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu mengetahui secara mendalam ihwal pedoman syariat dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga setiap sufi, pada jadinya orang-orang yang telah mengamalkan perintah Allah Swt. secara baik, benar, tuntas dan menyeluruh, lantaran tanpa melalui tahapan ini seseorang tidak akan bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Dan bila ada orang yang mengaku sebagai pengamal pedoman tasawuf, tetapi ia meninggalkan syari’ah, maka sanggup dikatakan bahwa ia mengikuti jalan yang sesat.
Selain itu, syariah berdasarkan para sufi diartikan dengan perintah dalam melaksanakan ibadah dan hakikah diartikan dengan musyahadah terhadap Tuhan.
1. Tasawuf Falsafi.
Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang memakai pendekatan rasio atau nalar pikiran, tasawuf model ini memakai bahan-bahan kajian atau pemikiran dari para filsuf, baik menyangkut filsafat ihwal Tuhan insan dan sebagainnya.
2. Tasawuf Akhlaki.
Tasawuf akhlaki Adalah tasawuf yang memakai pendekatan akhlak. Tahapan– tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari adat yang buruk), taḥalli (menghiasinya dengan adat yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang [ḥijab] yang membatasi insan dengan Tuhan, sehingga Nur Illahi tampak terang padanya).
3. Tasawuf Amali.
Tasawuf amali yaitu tasawuf yang memakai pendekatan amaliyah atau wirid, kemudian hal itu muncul dalam tharikat.
Sebenarnya, tiga macam tasawuf mempunyai tujuan yang sama, yaitu sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah), lantaran itu untuk wilayah tasawuf, seseorang harus mempunyai adat yang mulia berdasarkan kesadarannya sendiri.
Bertasawuf pada hakekatnya yaitu melaksanakan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Sunnah yang mementingkan akhlak.
Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada training adat yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum sufi dikenal istilah al-takhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan kecerdikan pekerti Allah Swt, atau juga istilah al-ittiá¹£af bi á¹£ifatihi, yaitu mensifati diri dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah Swt.
Makara adat merupakan bab dari tasawuf akhlaqi, yang merupakan salah satu pedoman dari tasawuf, dan yang terpenting dari pedoman tasawuf akhlaki yaitu mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah Swt.
4. Syariah.
Syariah yaitu merupakan amalan-amalan lahir yang difardukan dalam agama, yang dikenal rukun Islam, dan segala hal yang bekerjasama dengan hal itu tentunya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis, lantaran itu seseorang yang ingin memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu mengetahui secara mendalam ihwal pedoman syariat dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga setiap sufi, pada jadinya orang-orang yang telah mengamalkan perintah Allah Swt. secara baik, benar, tuntas dan menyeluruh, lantaran tanpa melalui tahapan ini seseorang tidak akan bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Dan bila ada orang yang mengaku sebagai pengamal pedoman tasawuf, tetapi ia meninggalkan syari’ah, maka sanggup dikatakan bahwa ia mengikuti jalan yang sesat.
Selain itu, syariah berdasarkan para sufi diartikan dengan perintah dalam melaksanakan ibadah dan hakikah diartikan dengan musyahadah terhadap Tuhan.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal hubungan tasawuf dengan adat dan syariat. Sumber Buku Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.