Hadits Perihal Keutamaan Berdakwah Dan Pengertian Dakwah

Hadis Riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. Tentang Keutamaan Berdakwah.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Artinya: Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id, dan Ibnu Hujr telah memberikan hadis kepada kami. Mereka berkata bahwa Isma’il, yakni Ibnu Ja’far, menerima hadis dari al-‘Ala’, dari ayahnya, dari Abi Hurairah RA. bahwa bergotong-royong Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa saja yang mengajak kepada petunjuk (kebenaran), maka baginya pahala (kebaikan) menyerupai pahala orang yang mengikutinya dan itu tidak mengurangi sedikit pun pahala mereka yang mengikutinya. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan (keburukan), baginya menanggung dosanya menyerupai dosa orang yang mengikutinya. Itu tidak mengurangi sedikitpun dari dosa mereka yang mengikutinya”. (HR. Muslim)

Hadits di atas mengajarkan pentingnya berdakwah, yakni mengajak, menyeru, mendorong menuju kebaikan dan keterbaikan.

Secara bahasa, lafaz dakwah ialah isim masdar dari da‘a, yad‘u menjadi da‘watan, du‘a’an yang berarti mengajak, menyeru, memanggil, dan juga berarti berdoa dan memohon. Dalam korelasi dari atas ke bawah atau dari yang sesama atau dari erat kepada yang jauh, kata tersebut diartikan mengajak, menyeru, mengundang, dan memanggil, menyerupai pemimpin kepada anggota atau sesama anggota kepada anggota yang lain. Sedangkan dalam korelasi dari bawah ke atas, lafaz tersebut diartikan berdoa, menyerupai insan berdoa kepada Allah Swt. atau diartikan memohon menyerupai dari anggota memohon kepada pemimpin.

Adapun secara istilah, dakwah diartikan sebagai acara mengajak, menyeru, dan memanggil orang lain untuk melaksanakan yang baik dan yang terbaik (ajaran Allah) serta meninggalkan yang tidak baik atau yang jelek (ajaran setan).

Di dalam al-Qur’an, Surat Ali Imran: 104 dipakai istilah yad‘una ilal-khair, mengajak kepada yang terbaik, agama Islam.

Di ayat lain, QS. 10: 25: wallahu yad‘u ila daris-salam, (dan Allah mengajak/memanggil menuju rumah keselamatan), yakni Islam yang mengantarkan pada keselamatn duni dan akhirat.

Juga QS. 2: 221: wallahu yad‘u ilal-jannati walmagfirati bi iznihi, (dan Allah mengajak/memanggil ke nirwana dan ampunan dengan izinNya).

Dengan demikian dakwah ialah acara mengajak dan mengubah suatu keadaan dari yang kurang baik menuju yang baik dan yang terbaik, yakni al-khair, daris-salam, al-jannah wal-magfirah dalam pandangan Islam.

Di dalam hadits tersebut ditegaskan bahwa tujuan dakwah ialah menuju huda, petunjuk atau sesuatu yang tunjukkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya sebagai jalan meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Kata huda dalam hadis tersebut dinyatakan dalam bentuk isim nakirah, artinya kata benda yang bersifat umum, yakni semua petunjuk kebaikan dalam pandangan Allah Swt dan Rasul-Nya. Dapat dipahami bahwa petunjuk itu ialah Al-Quran sebagai huda dan Islam sebagai sirat mustaqim yang selalu diminta oleh semua hamba yang taat kepada Allah Swt dalam setiap rakaat shalat, ihdina alsirat al-mustaqim.

Di hadits tersebut, huda atau petunjuk hidup dilawankan dengan dhalalah, kesesatan dalam hidup. Kata dhalalah dalam hadis tersebut juga disebutkan dalam bentuk nakirah, yang sifatnya umum. Artinya, bila insan tidak mau mengajak kepada petunjuk, kebenaran, maka bergotong-royong ia akan membiarkan kesesatan terjadi atau bahkan mengajak kepada kesesatan.

Jika proses mengajak kebaikan (dalam banyak sekali modelnya) sudah terealisasi dengan baik, niscaya akan kuat posistif bagi kebaikan suatu negeri atau wilayah. Kebaikan itu akan memantul ke sekelilingnya, seiring keburukan akan memantul ke sekelilingnya pula. Di sinilah perlunya berlomba dalam segala kebaikan, fastabiqul khairat, semoga keburukan tertutup atau terhapus oleh kebaikan-kebaikan yang ditradisikan.


Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal kandungan hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. perihal keutamaan berdakwah. Sumber buku Siswa Kelas XII MA Hadits Ilmu Hadit Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel