Pengertian Kitab Rijalul Hadis
Pengertian Kitab Rijalul Hadis. Para rawi hadis itu disebut “Rijalul Hadis”. Untuk sanggup mengetahui keadaan para rawi hadis itu terdapat “Ilmu Rijalul Hadis” yaitu:
“Ilmu yang membahas para rawi hadis, baik dari kalangan Sahabat maupun Tabi’in dan orang-orang (angkatan) setelah mereka”
Kitab ilmu Rijalul Hadis
Dalam ilmu Rijalul Hadis ini dijelaskankan perihal sejarah ringkas para rawi hadis dan riwayat hidupnya, dan mazhab yang dianut serta sifat-sifat rawi dalam meriwayatkan hadis. Kitab-kitab yang disusun dalam ilmu ini banyak macamnya. Ada yang hanya pertanda riwayat singkat dari sobat Nabi, dan ada yang pertanda riwayat hidup rawi secara lengkap.
Ada juga yang menjelaskan para rawi yang dipercayai (siqah) saja. Ada yang pertanda riwayat-riwayat para rawi yang lemah-lemah, atau para mudallis, atau para pembuat hadis maudu’.
Dan ada yang menjelaskan sebab-sebab dicatat dan sebab-sebab dipandang adil dengan menyebut kata-kata yang digunakan untuk itu serta martabat-martabat perkataan.
Pertama seorang ulama yang menyusun kitab riwayat ringkas para sahabat, ialah: Imam al-Bukhari ( w. 256 H). Kemudian, perjuangan itu dilaksanakan oleh Muhammad ibn Sa’ad (w. 230 H). Sesudah itu bangunlah beberapa mahir lagi. Di antaranya, yang penting diterangkan ialah Ibn Abdil Barr ( w. 463 H). Kitabnya berjulukan al-Isti’ab.
Kegunaan ilmu Rijalul Hadits
Pada permulaan era yang ketujuh Hijrah berusahalah ‘Izzuddin Ibnul Asir (630 H) mengumpulkan kitab-kitab yang telah disusun sebelum masanya dalam sebuah kitab besar yang dinamai “Usdul Gabah”. Ibnul Asir ini ialah saudara dari Majduddin Ibnu Asir penulis An-Nihayah fi Garibil Hadis. Kitab ‘Izzuddin diperbaiki oleh Az-Zahabi (w. 747 H) dalam kitab At Tajrid.
Sesudah itu di dalam era yang ke sembilan Hijrah, bangunlah Al Hafid Ibnu Hajar al-Asqalany menyusun kitabnya yang populer dengan nama Al-Ishabah. Dalam kitab ini dikumpulkan al-Isti’ab dengan Usdul Gabah dan ditambah dengan yang tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Kitab ini telah diringkaskan oleh As-Sayuti dalam kitab ‘Ainul Isabah.