Biografi Singkat Muhammad Bin Abdul Wahab Dan Pemikirannya Dalam Pembaharuan Islam
Tuesday, July 21, 2020
Edit
Di Arabia timbul suatu aliran Wahabiyah, yang memiliki imbas pada pemikiran pembaharuan di era ke-19. Pencetusnya ialah Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) yang lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi. nama lengkapnya adlah Abdullah Muhammad bin abdul wahab bin sulaiman bin ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid At-Tamimi.
Setelah menuntaskan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Bagdad dan di sini ia menikah dengan seorang perempuan kaya. Lima tahun kemudian, sehabis istrinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan. Di Kota Isfahan, ia sempat mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau, ia akibatnya kembali ke kawasan kelahirannya di Nejed.
Pemikiran yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk memperbaiki kedudukan umat Islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik menyerupai yang terdapat di Kerajaan Utsmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam di waktu itu. Kemurnian paham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang sejak era ketiga belas memang tersebar luas di dunia Islam.
Soal tauhid memang merupakan pedoman paling dasar dalam Islam. Oleh alasannya yaitu itu, tidak mengherankan jika Muhammad bin Abd Wahhab memusatkan perhatian pada soal ini. Ia beropini menyerupai berikut.
a. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang bersama-sama alasannya yaitu mereka meminta sumbangan bukan lagi dari Allah Swt, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi musyrik.
b. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai mediator dalam doa juga merupakan syirik.
c. Meminta syafa’at selain dari kepada Allah Swt. yaitu juga syirik.
d. Bernazar kepada selain dari Allah Swt. juga syirik.
e. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadis dan qias (analogi) merupakan kekufuran.
f. Tidak percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan kekufuran.
g. Demikian pula menafsirkan al-Qur’an dengan ta’wil (interpretasi bebas) yaitu kufur.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang memiliki imbas pada perkembangan pemikiran pembaharuan di era ke-19 antara lain menyerupai berikut.
a. Hanya al-Qur’an dan hadislah yang merupakan sumber orisinil dari ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
Setelah menuntaskan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Bagdad dan di sini ia menikah dengan seorang perempuan kaya. Lima tahun kemudian, sehabis istrinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan. Di Kota Isfahan, ia sempat mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau, ia akibatnya kembali ke kawasan kelahirannya di Nejed.
Pemikiran yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk memperbaiki kedudukan umat Islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik menyerupai yang terdapat di Kerajaan Utsmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam di waktu itu. Kemurnian paham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang sejak era ketiga belas memang tersebar luas di dunia Islam.
Soal tauhid memang merupakan pedoman paling dasar dalam Islam. Oleh alasannya yaitu itu, tidak mengherankan jika Muhammad bin Abd Wahhab memusatkan perhatian pada soal ini. Ia beropini menyerupai berikut.
a. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang bersama-sama alasannya yaitu mereka meminta sumbangan bukan lagi dari Allah Swt, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi musyrik.
b. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai mediator dalam doa juga merupakan syirik.
c. Meminta syafa’at selain dari kepada Allah Swt. yaitu juga syirik.
d. Bernazar kepada selain dari Allah Swt. juga syirik.
e. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadis dan qias (analogi) merupakan kekufuran.
f. Tidak percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan kekufuran.
g. Demikian pula menafsirkan al-Qur’an dengan ta’wil (interpretasi bebas) yaitu kufur.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang memiliki imbas pada perkembangan pemikiran pembaharuan di era ke-19 antara lain menyerupai berikut.
a. Hanya al-Qur’an dan hadislah yang merupakan sumber orisinil dari ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana biografi singkat Muhammad bin Abdul Wahab dan pemikirannya dalam pembaharuan Islam. . Sumber Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.