Dalam Islam Adat Ialah Mutiara Dalam Diri Dan Bentengnya Akidah

Oleh Widya Nurahmanita
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Ekonomi Pembangunan / 2 <nurahmanitawidya942014@gmail.com>

Dalam Islam diajarkan bagaimana menjadi muslim yang terbaik, bukan hanya melakukan sholat lima waktu, puasa dan zakat. Mungkin orang orang membuat persepsi bahwa seorang muslim yang baik yakni muslim yang melakukan hal tersebut. Namun ada satu hal yang banyak di lupakan oleh orang-orang kalau seorang muslim yang baik yakni insan yang memiliki adat yang mulia. Begitu pentingnya adat bagi setiap umat muslim dalam membentengi kaidahnya dalam Islam. Karena bila seorang muslim membentengi dirinya dengan adat yang mulia maka sama saja ia menjaga dan membentengi akidahnya dari hal-hal jelek yang masuk kepada dirinya.

Sebegitu pentingnya adat bagi umat muslim, juga diperkuat dengan hadist nabi besar umat Islam yaitu ”tiada lurus imam seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya”. Dari hadist tersebut hendaknya seorang muslim yang taat menyeimbangkan ibadahnya dengan adat perbuatannya sehari-hari, alasannya yakni bila seorang muslim hanya menjalankan ibadahnya saja bahkan siang dan malam tidak pernah putus, itu sama saja ia menyekutukan Allah Swt dengan hawa nafsunya. Pada hakikatnya beribadah dengan menyembah Allah Swt harus di selaraskan dengan perbuatan dan adat yang baik di dalam kehidupan. Jika seorang muslim menjalankan keduanya secara seimbang, maka muslim tersebut telah membentengi dogma islamnya dengan baik.

Akhir final ini kita sanggup lihat di media media menyerupai televisi, Koran bahkan internet akan maraknya agresi pengeboman yang mengatasnamakan akidah, hal tersebut terjadi alasannya yakni kurangnya jiwa muslim di dalam diri para teroris tersebut, mereka tidak membentengi diri mereka sendiri dengan adat yang mulia. Aksi mereka tersbut sama saja dengan menyekutukan Allah SWT. Islam tidak pernah mengajarkan hal hal membunuh insan menyerupai yang mereka lakukan inilah yang dinamakan gagal paham wacana pemikiran Islam sehingga mengakibatkan kurangnya ilmu dan akhlak.

Contoh lain, krisis yang dimula dari sebagian kecil elite politik menyerupai penindasan, memfitnah, sabung domba, penyelewengan, kemudian menjalar ke masyarakat luas termasuk kalangan pelajar. Sementara itu krisis adat yang menimpa kalangan masyarakat umum menyerupai melanggar peraturan tanpa merasa bersalah, main hakim sendiri, gampang terpancing krisis pada kalangan pelajar terlihat dari banyaknya keluhan dari para orang renta mereka atas ulah yang sulit dikendalikan, tawuran, mabuk-mabukan, dan suka membolos sekolah.

Sebagai insan yang beriman khusunya anak muda zaman kini yang sebagian besar tidak mementingkan adat dalam bertindak di kehidupan sehari-hari, hendaknya menjalankan kesempurnaan islam  dengan berpondasi kepada adat yang baik dan terpuji dalam menjalani kehidupan sehari-hari alasannya yakni adat merupakan mutiara dalam diri yang merepresentasikan sempurnanya dogma dalam islam. Tentunya sanggup kita bayangkan bila anak muda zaman kini tumbuh dengan adat yang tidak baik maka krisis moral dan kehancuran di masyarakat akan terjadi di masa depan.

Terhadap kondisi yang demikian, perlunya penilaian dari banyak sekali pihak dalam rangka training adat mulia, alasannya yakni banyak sekali krisis dan kesulitan yang melanda bangsa Indonesia dan berpangkal pada krisis adat bangsa. Mengatasi krisis adat itu sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara dalam bidang pendidikan.

1. Pendidikan adat sanggup dilakukan dengan menetapkan pelaksanaan pendidikan agama, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat.

2. Menintregasikan antara pendidikan dengan pengajaran. Pada setiap pengajaran bahwasanya terdapat pendidikan. Pengajaran berisikan pengalihan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang ditujukan untuk mencerdaskan akal. Sedangkan pendidikan tertuju kepada membantu kepribadian, perilaku dan teladan hidup yang sesuai nilai luhur.

3. Pendidikan adat harus didukung oleh kerjasama kelompok dan perjuangan yang sungguh-sungguh dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

4. Sekolah harus sanggup membuat nuasnsa keagamaan, menyerupai sebelum memulai pelajaran dilakukan pembacaan Al-Quran bersama-sama, melakukan shalat berjamaah, diadakan tausiyah setiap hari Jumat, menjaga kebersihan lingkungan, dsb.

5. Lingkungan masyarakat yang aman juga dibutuhkan guna pembentukan adat yang baik, menyerupai menjaga kebersihan lingkungan, bebas dari maksiat, bebas dari perjudian. Lalu diisi dengan acara yang bermanfaat menyerupai diadakan perkumpulan cukup umur masjid, acara pengembangan bakat, dsb.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana adat yakni mutiara dalam diri dan bentengnya akidah. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Daftar Pustaka

Agil, Said Husin Al Munawar. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005

Drs. Supriadi, M.Ag & Dra. Hasanah, M.Ag & Drs. Pabali H. Musa, M.Ag. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam,  Ciputat: CV. Grafika Karya Utama, 2001

Ali, Sarpuji & Shobron, Sudarno & Jinan, Mathohharun,  Lisensi Ajaran Islam, Surakarta: Lembaga Studi Islam

Nur, M. Qodirun, Mutiara Akhlak Al Karimah, Jakarta: Pustaka Amani

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel