Isi Kandungan Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 97
Sunday, April 26, 2020
Edit
A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Ayat An-Nahl Ayat 97 dan Artinya.
man 'amila shaalihan min dzakarin aw untsaa wahuwa mu'minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan walanajziyannahum ajrahum bi-ahsani maa kaanuu ya'maluun
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka niscaya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri akibat dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl : 97).
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 97.
(Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka bersama-sama akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik) berdasarkan suatu pendapat dikatakan bahwa yang dimaksud yaitu kehidupan di surga. Menurut pendapat yang lain dikatakan yaitu kehidupan dunia, yaitu dengan mendapatkan rasa qana`ah atau mendapatkan apa adanya atau beliau mendapatkan rezeki yang halal (dan bersama-sama akan Kami beri akibat kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan). (Tafsir al-Jalalain)
Pada ayat di atas Allah Swt menjelaskan akan menawarkan kehidupan yang sejahtera kepada siapapun, baik pria maupun perempuan, apabila mereka mau beriman dan berinfak saleh. Dan akibat Allah Swt bernilai lebih tinggi daripada yang dikerjakan.
Ada beberapa pendapat jago tafsir dalam memahami ungkapan ًحَيَوٰةً طَيِّبَةً di antaranya yaitu :
1). Menurut Ibnu Kasir bahwa yang disebut dengan hayatan toyyiban yaitu ketentraman jiwa.
2). Ibnu Abbas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hayatan toyyiban yaitu hidup sejahtera dan senang dengan rezeki yang halal dan baik (bermutu gizinya).
3). Adapun berdasarkan ‘Ali bin Abi Talib yang dinamakan hayatan toyyiban yaitu kehidupan yang disertai qana‘ah (menerima dengan suka hati) terhadap pemberian Allah Swt.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
lan tanaaluu lbirra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuuna wamaa tunfiquu min syay-in fa-inna laaha bihi 'aliim
“Kamu sekali-kali tidak hingga kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kau menafkahkan sehahagian harta yang kau cintai. Dan apa saja yang kau nafkahkan maka bersama-sama Allah mengetahuinya.” (QS. Αli ‘Imran : 92).
Ayat di atas secara ringkas sanggup dijelaskan bahwa perbuatan seseorang sanggup dikatakan baik dengan diukur bagaimana tatkala beliau menafkahkan hartanya tersebut. Apabila beliau telah bisa mendermakan sebagian harta yang dicintainya atau barang yang beliau sendiri masih menyukainya berarti beliau akan memperoleh kebaikan yang tepat dihadapan Allah Swt. Hal ini tentunya disertai niat semata-mata alasannya yaitu Allah Swt.
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
man 'amila shaalihan min dzakarin aw untsaa wahuwa mu'minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan walanajziyannahum ajrahum bi-ahsani maa kaanuu ya'maluun
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka niscaya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri akibat dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl : 97).
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 97.
(Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka bersama-sama akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik) berdasarkan suatu pendapat dikatakan bahwa yang dimaksud yaitu kehidupan di surga. Menurut pendapat yang lain dikatakan yaitu kehidupan dunia, yaitu dengan mendapatkan rasa qana`ah atau mendapatkan apa adanya atau beliau mendapatkan rezeki yang halal (dan bersama-sama akan Kami beri akibat kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan). (Tafsir al-Jalalain)
Pada ayat di atas Allah Swt menjelaskan akan menawarkan kehidupan yang sejahtera kepada siapapun, baik pria maupun perempuan, apabila mereka mau beriman dan berinfak saleh. Dan akibat Allah Swt bernilai lebih tinggi daripada yang dikerjakan.
Ada beberapa pendapat jago tafsir dalam memahami ungkapan ًحَيَوٰةً طَيِّبَةً di antaranya yaitu :
1). Menurut Ibnu Kasir bahwa yang disebut dengan hayatan toyyiban yaitu ketentraman jiwa.
2). Ibnu Abbas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hayatan toyyiban yaitu hidup sejahtera dan senang dengan rezeki yang halal dan baik (bermutu gizinya).
3). Adapun berdasarkan ‘Ali bin Abi Talib yang dinamakan hayatan toyyiban yaitu kehidupan yang disertai qana‘ah (menerima dengan suka hati) terhadap pemberian Allah Swt.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
lan tanaaluu lbirra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuuna wamaa tunfiquu min syay-in fa-inna laaha bihi 'aliim
“Kamu sekali-kali tidak hingga kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kau menafkahkan sehahagian harta yang kau cintai. Dan apa saja yang kau nafkahkan maka bersama-sama Allah mengetahuinya.” (QS. Αli ‘Imran : 92).
Ayat di atas secara ringkas sanggup dijelaskan bahwa perbuatan seseorang sanggup dikatakan baik dengan diukur bagaimana tatkala beliau menafkahkan hartanya tersebut. Apabila beliau telah bisa mendermakan sebagian harta yang dicintainya atau barang yang beliau sendiri masih menyukainya berarti beliau akan memperoleh kebaikan yang tepat dihadapan Allah Swt. Hal ini tentunya disertai niat semata-mata alasannya yaitu Allah Swt.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal isi kandungan Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 97. Sumber Buku Al Qur'an Hadits Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.