Ide Pembaharuan Yang Dilakukan Muhammad Ali Pasha (Mesir)

Muhammad Ali Pasha lahir bulan Januari 1765 di Kavala Albania Yunani akrab pantai Macedonia dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir hingga tahun 1952. Sejak kecil ia mempunyai keterampilan dan kecerdasan luar biasa. Dalam perjalanan kariernya, banyak perjuangan yang dilakukan untuk memperbaharukan atau memodenisir keadaan umat Islam yang telah jauh tertinggal dari negaranegara Barat.

Beberapa Ide Pembaharuan Muhammad Ali Pasha :

1. Dalam Bidang Militer.
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-negara Barat, terutama Perancis, begitu hebat. Kemajuan dalam teknologi peperangan menciptakan Perancis dengan gampang menguasai Mesir (1798- 1802 M). Setelah Perancis sanggup diusir Inggris pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save, seorang perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.

Sama hanya dengan raja-raja Islam lainnya, Ali Pasha juga mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan kemeliteran, alasannya yaitu ia yakin bahwa kekuasaanyan sanggup dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan militer. Muhammad Ali Pasha juga mengundang para andal militer barat untuk melatih angkatan bersenjata Mesir dan juga mengirim misi ke luar negeri (Eropa) guna mempelajari ilmu kemiliteran.

Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa. Tidak hanya itu, namun ia juga banyak mengimpor persenjataan buatan Eropa menyerupai buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh training militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya menurut “Nidzam al-Jadid“ atau sanggup disebut dengan peraturan baru. Ia mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan mengakibatkan para petani luar tempat untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk mengakibatkan kekuatan militer Mesir semakin berkembang.

2. Bidang Ekonomi dan Sosial.
Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang kekuatan militer mesti harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan di bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer. Kaprikornus dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini menghendaki pengetahuan atau ilmu ilmu modern.

Salah satu pengaruh perkembangan ekonomi tersebut yaitu ekspor kapas ke negara Eropa. Hal itu sangat menguntungkan, alasannya yaitu adanyaangsuran terhadap para petugas manajemen yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan aneh juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa negara. Pengambil alihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas, demikian pula dengan harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah kekuasaannya.

Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun sistem irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik. Karena Mesir yaitu negara pertanian, di samping memperbaiki irigasi usang ia juga mengandalkan irigasi baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan mendatangkan andal pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian.

Dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan manajemen bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulia digalakkan, menyerupai pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa dokter seorang andal untuk menangani problematika penduduk setempat. Hal itu tidak lain yaitu sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha terhadap kesejahteraan penduduk desa yang mengikuti wajib militer. Terutama saat virus cacar mulai melanda sebagian penduduk Mesir saat itu.

Usaha terhebat lainnya yaitu dengan terselesaikannya pembangunan sebuah saluran kuno yang menghubungkan antara Alexandria dengan sungai nil. Menurut beberapa laporan, upaya tersebut diawali dengan penggalian yang mengerahkan kurang lebih 100.000 petani Mesir. Dari hal tersebut meningkat pulalah sentra irigasi dari tahun 1813-1830 M hingga 18%, yang sebelumnya proyek irigasi ini sangat lemah dan kurang menguntungkan terlebih saat masa awal kepemimpinannya.

3. Dalam Bidang Pendidikan.
Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia menaruh perhatian besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementrian pendidikan. Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M. Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk mencar ilmu pengetahuan berupa sains dan teknologi Barat di Perancis.

Menurut catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang bermacam-macam menyerupai kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan.Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia juga melaksanakan penerjemahan buku-buku terbitan Eropa dalam skala yang besar.

Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di sekolah-sekolah yang telah ia bangun. Muhammad Ali juga menerbitkan majalah berbahasa Arab pertama kalinya yang diterbitkan tahun 1828 M, ia menamainya dengan majalah “ al-Waqa’i al-Mishriyah” (Berita Mesir). Majalah ini dipakai rezim Muhammad Ali sebagai organ resmi pemerintah.

Inilah pembahasan singkat mengenai Muhammad Ali pasha, begitu banyak peninggalan termegah Muhammad Ali yang sanggup kita lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia dengan mengerahkan desainer Yunani berjulukan Yusuf Bushnak balasannya berhasil menciptakan Masjid indah dengan corak menara Turki yang berwarna putih perak. Jika kita amati, masjid ini terbuat dari materi marmer yang menawan, maka tidak heran kalau lebih banyak didominasi penduduk Mesir menamainnya sebagai masjid Alabaster.

Di dalam masjid inilah jasad Muhammad Ali dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria. Jasa lain Muhammad Ali yaitu melaksanakan renovasi benteng Sholahuddin yang dibangun pertama kali oleh pendekar Perang Salib muslim, Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam hal ini, ia banyak melaksanakan perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik yang berada didalam maupun diluar. Kemudian, ia juga membangun sebuah istana keluarga yang sanggup kita nikmati kalau kita melewati Babal-Qullah. Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh Raja Faruq.

Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan peradabannya yang telah dimulai semenjak 7000 tahun yang silam, ia termasuk salah satu diantara negara yang menempati urutan papan atas, tujuan wisata dunia. Maka tidak heran kalau setiap jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi sejarah yang memperlihatkan dongeng sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi sejarahnya.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal ide pembaharuan yang dilakukan Muhammad Ali Pasha (Mesir). Sumber buku Siswa SKI Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel