Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148
Sunday, April 26, 2020
Edit
A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148 dan Terjemahannya.
walikullin wijhatun huwa muwalliihaa fastabiquu lkhayraati aynamaa takuunuu ya'ti bikumu laahu jamii'an inna laaha 'alaa kulli syay-in qadiir
“Dan setiap umat memiliki kiblat yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kau dalam kebaikan. Di mana saja kau berada, niscaya Allah akan mengumpulkan kau semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah :148).
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
(Dan bagi masing-masing) maksudnya masing-masing umat (ada arah dan tujuan) maksudnya kiblat (tempat ia menghadapkan wajahnya) di waktu salatnya. Menurut suatu qiraat bukan 'muwalliihaa' tetapi 'muwallaahaa' yang berarti majikan atau yang menguasainya, (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan) yakni segera menaati dan menerimanya. (Di mana saja kau berada, pastilah Allah akan mengumpulkan kau semua) yakni di hari kiamat, kemudian dibalas-Nya amal perbuatanmu. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu). (Tafsir al-Jalalain)
Secara umum ayat ini sanggup dipahami sebagai dorongan kepada umat Islam untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya untuk melihat sebuah perbuatan tersebut baik atau tidak, harus merujuk sesuai dengan hukum Allah Swt yaitu al-Qur’an dan sesuai dengan hadits yang sahih. Untuk menelisik lebih jauh kandungan ayat ini, mari kita ikuti uraian berikut.
Pada ayat ini, Allah Swt menandakan bahwa bagi setiap pemeluk suatu agama memiliki kiblatnya sendiri-sendiri. Tentunya kiblat itulah yang menjadi kecenderungan mereka untuk menghadap sesuai dengan keyakinan mereka. Dan Kaum muslimin memiliki kiblat yang ditetapkan pribadi oleh Allah Swt yaitu Ka’bah.
Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan Umat Yahudi berkiblat ke Baitul-Maqdis, dan umat yang lain melalui Nabi dan Rasulnya untuk menghadap ke arah tertentu. Namun, dalam ayat ini Allah Swt memerintah untukmengarah ke Kaʻbah dan berlaku untuk semua. Perintah ini ialah membatalkan perintah Allah Swt sebelumnya termasuk untuk Nabi Muhammad Saw yang sebelumnya pada ketika shalat menghadap selain ke Kaʻbah. Hal yang penting dalam pengarahan kiblat ini ialah menghadapkan hati pribadi kepada Allah Swt.
Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk senantisa berlombalomba dalam mengerjakan kebaikan (fastabiqul-khairat). Menghadap ke Kiblat (Kaʻbah) bukanlah tujuan tapi harus dipahami bahwa umat Islam ialah satu. Dan kandungan ayat ini yang sanggup kita ambil maknanya ialah hendaknya kita ulet bekerja serta berlomba dalam segala bentuk kebaikan baik salat,bersedekah, menuntut ilmu, dan amalan-amalan nyata yang lain. Kita harus berkompetisi dalam melaksanakan hal-hal yang positif. Dampak nyata yang dihasilkan dari kompetisi dalam kebaikan yaitu terciptanya kondisi kehidupan yang dinamis, maju dan senantiasa bersemangat untuk berkreasi dan berinovasi .
Ayat ini juga menjelaskan bahwa saatnya nanti, Allah Swt akan mengumpulkan semua manusia, di manapun dan dari arah manapun mereka berada. Tidak ada seorang pun yang luput dan lepas dari pengawasan Allah Swt, yaitu pada sasat insan menjalani kehidupan di alam akhirat. Mereka akan diperlihatkan semua amal baik atau jelek yang pernah dilakukan pada ketika hidup di dunia dan semua akan mendapat jawaban sesuai dengan amalnya masing masing.
Kesimpulannya.
1. Setiap umat memiliki kiblat / syariat atau hukum masing-masing. Bagi umat Islam kiblatnya ialah Ka’bah sebagai sentra menghadap ketika shalat.
2. Kaum muslimin hendaknya ulet beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Pada hari Kiamat nanti Allah Swt akan mengumpulkan setiap umat manusia.
3. Pada ketika itu, insan akan diadili dengan seadil-adilnya ihwal perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan. Pada ketika itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling benar dan paling baik amalnya.
Umat Islam dan umat insan pada umumnya diperintahkan untuk berlomba- lomba berbuat kebajikan yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat insan baik lahiriyah maupun bathiniah, menyerupai berlomba-lomba berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi yang sanggup dimanfaatkan oleh insan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran hidup di dunia, bukan sebaliknya yang dipakai untuk menyengsarakan atau mengancam kelangsungan kehidupan manusia.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
walikullin wijhatun huwa muwalliihaa fastabiquu lkhayraati aynamaa takuunuu ya'ti bikumu laahu jamii'an inna laaha 'alaa kulli syay-in qadiir
“Dan setiap umat memiliki kiblat yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kau dalam kebaikan. Di mana saja kau berada, niscaya Allah akan mengumpulkan kau semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah :148).
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
(Dan bagi masing-masing) maksudnya masing-masing umat (ada arah dan tujuan) maksudnya kiblat (tempat ia menghadapkan wajahnya) di waktu salatnya. Menurut suatu qiraat bukan 'muwalliihaa' tetapi 'muwallaahaa' yang berarti majikan atau yang menguasainya, (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan) yakni segera menaati dan menerimanya. (Di mana saja kau berada, pastilah Allah akan mengumpulkan kau semua) yakni di hari kiamat, kemudian dibalas-Nya amal perbuatanmu. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu). (Tafsir al-Jalalain)
Secara umum ayat ini sanggup dipahami sebagai dorongan kepada umat Islam untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya untuk melihat sebuah perbuatan tersebut baik atau tidak, harus merujuk sesuai dengan hukum Allah Swt yaitu al-Qur’an dan sesuai dengan hadits yang sahih. Untuk menelisik lebih jauh kandungan ayat ini, mari kita ikuti uraian berikut.
Pada ayat ini, Allah Swt menandakan bahwa bagi setiap pemeluk suatu agama memiliki kiblatnya sendiri-sendiri. Tentunya kiblat itulah yang menjadi kecenderungan mereka untuk menghadap sesuai dengan keyakinan mereka. Dan Kaum muslimin memiliki kiblat yang ditetapkan pribadi oleh Allah Swt yaitu Ka’bah.
Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan Umat Yahudi berkiblat ke Baitul-Maqdis, dan umat yang lain melalui Nabi dan Rasulnya untuk menghadap ke arah tertentu. Namun, dalam ayat ini Allah Swt memerintah untukmengarah ke Kaʻbah dan berlaku untuk semua. Perintah ini ialah membatalkan perintah Allah Swt sebelumnya termasuk untuk Nabi Muhammad Saw yang sebelumnya pada ketika shalat menghadap selain ke Kaʻbah. Hal yang penting dalam pengarahan kiblat ini ialah menghadapkan hati pribadi kepada Allah Swt.
Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk senantisa berlombalomba dalam mengerjakan kebaikan (fastabiqul-khairat). Menghadap ke Kiblat (Kaʻbah) bukanlah tujuan tapi harus dipahami bahwa umat Islam ialah satu. Dan kandungan ayat ini yang sanggup kita ambil maknanya ialah hendaknya kita ulet bekerja serta berlomba dalam segala bentuk kebaikan baik salat,bersedekah, menuntut ilmu, dan amalan-amalan nyata yang lain. Kita harus berkompetisi dalam melaksanakan hal-hal yang positif. Dampak nyata yang dihasilkan dari kompetisi dalam kebaikan yaitu terciptanya kondisi kehidupan yang dinamis, maju dan senantiasa bersemangat untuk berkreasi dan berinovasi .
Ayat ini juga menjelaskan bahwa saatnya nanti, Allah Swt akan mengumpulkan semua manusia, di manapun dan dari arah manapun mereka berada. Tidak ada seorang pun yang luput dan lepas dari pengawasan Allah Swt, yaitu pada sasat insan menjalani kehidupan di alam akhirat. Mereka akan diperlihatkan semua amal baik atau jelek yang pernah dilakukan pada ketika hidup di dunia dan semua akan mendapat jawaban sesuai dengan amalnya masing masing.
Kesimpulannya.
1. Setiap umat memiliki kiblat / syariat atau hukum masing-masing. Bagi umat Islam kiblatnya ialah Ka’bah sebagai sentra menghadap ketika shalat.
2. Kaum muslimin hendaknya ulet beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Pada hari Kiamat nanti Allah Swt akan mengumpulkan setiap umat manusia.
3. Pada ketika itu, insan akan diadili dengan seadil-adilnya ihwal perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan. Pada ketika itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling benar dan paling baik amalnya.
Umat Islam dan umat insan pada umumnya diperintahkan untuk berlomba- lomba berbuat kebajikan yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat insan baik lahiriyah maupun bathiniah, menyerupai berlomba-lomba berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi yang sanggup dimanfaatkan oleh insan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran hidup di dunia, bukan sebaliknya yang dipakai untuk menyengsarakan atau mengancam kelangsungan kehidupan manusia.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal isi Kandungan Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 148. Sumber Buku Al Qur'an Hadits Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.