Pengertian Nasehat, Pesan Yang Tersirat Dan Manfaat Nasehat
Sunday, April 26, 2020
Edit
A.Pengertian Nasehat.
Kata “nasehat” berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang berarti “khalasha”, yaitu murni serta higienis dari segala kotoran, juga bisa berarti “Khaatha”, yaitu menjahit.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah menukil ucapan Imam Khaththabi rahimahullah, “Nasehat itu yakni suatu kata untuk mengambarkan satu pengertian, yaitu impian kebaikan bagi yang dinasehati.”
Imam Khaththabi rahimahullah menjelaskan arti kata “nashaha” sebagaimana dinukil oleh Imam Nawawi rahimahullah, “Dikatakan bahwa “nashaha” diambil dari “nashahtu al-‘asla”, apabila aku menyaring madu biar terpisah dari lilinnya sehingga menjadi murni dan bersih, mereka mengumpamakan pemilihan kata-kata biar tidak berbuat kesalahan dengan penyaringan madu biar tidak bercampur dengan lilinnya.
Menyampaikan nasihat yakni bab dari kerja dakwah. Dalam berdakwah dilarang ada yang ditutup-tutupi (disembunyikan), semua kebenaran harus disampaikan, walaupun mungkin akan berdampak jelek bagi yang menyampaikan, ibarat sabda Rasulullah Saw.,”Katakanlah yang benar walaupun terasa pahit”. Namun demikian, semua pekerjaan harus dikerjakan dengan cara yang terbaik. Begitu juga dengan dakwah. Memberikan nasihat kepada orang lain harus memperhatikan banyak aspek, terutama objek dakwah, yaitu orang yang akan kita beri nasihat (umat).
Orang yang akan kita nasihati yakni insan yang mempunyai bermacam-macam adat, budaya, kecenderungan, pengetahuan, dan latar belakang sosial lainnya. Semua itu menciptakan insan menjadi makhluk unik yang harus didekati dengan cara yang berbeda-beda juga.
B. Hikmah dan Manfaat Nasihat.
Tegaknya “al-Amru bi al-ma'rif wa an-nahyu an-munkar ma'ruf” (saling menasihati untuk berbuat yang makruf dan mencegah kemungkaran) yakni jaminan kehidupan yang layak di dunia dan akhirat. Jika hal tersebut ditegakkan di segala aspek kehidupan, setidaknya kita akan mendapat manfaat dan hikmah berikut.
1. Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada ketika kita terlena dan tidak bisa melaksanakan introspeksi (muhasabah).
2. Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat).
3. Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela.
4. Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan masyarakat.
5. Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial.
6. Terciptanya keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kedamaian dalam masyarakat.
7. Mendapat jawaban kebaikan dari Allah Swt., di dunia dan akhirat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian nasehat, hikmah dan manfaat nasehat. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII Sekolah Menengah kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Kata “nasehat” berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang berarti “khalasha”, yaitu murni serta higienis dari segala kotoran, juga bisa berarti “Khaatha”, yaitu menjahit.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah menukil ucapan Imam Khaththabi rahimahullah, “Nasehat itu yakni suatu kata untuk mengambarkan satu pengertian, yaitu impian kebaikan bagi yang dinasehati.”
Imam Khaththabi rahimahullah menjelaskan arti kata “nashaha” sebagaimana dinukil oleh Imam Nawawi rahimahullah, “Dikatakan bahwa “nashaha” diambil dari “nashahtu al-‘asla”, apabila aku menyaring madu biar terpisah dari lilinnya sehingga menjadi murni dan bersih, mereka mengumpamakan pemilihan kata-kata biar tidak berbuat kesalahan dengan penyaringan madu biar tidak bercampur dengan lilinnya.
Menyampaikan nasihat yakni bab dari kerja dakwah. Dalam berdakwah dilarang ada yang ditutup-tutupi (disembunyikan), semua kebenaran harus disampaikan, walaupun mungkin akan berdampak jelek bagi yang menyampaikan, ibarat sabda Rasulullah Saw.,”Katakanlah yang benar walaupun terasa pahit”. Namun demikian, semua pekerjaan harus dikerjakan dengan cara yang terbaik. Begitu juga dengan dakwah. Memberikan nasihat kepada orang lain harus memperhatikan banyak aspek, terutama objek dakwah, yaitu orang yang akan kita beri nasihat (umat).
Orang yang akan kita nasihati yakni insan yang mempunyai bermacam-macam adat, budaya, kecenderungan, pengetahuan, dan latar belakang sosial lainnya. Semua itu menciptakan insan menjadi makhluk unik yang harus didekati dengan cara yang berbeda-beda juga.
B. Hikmah dan Manfaat Nasihat.
Tegaknya “al-Amru bi al-ma'rif wa an-nahyu an-munkar ma'ruf” (saling menasihati untuk berbuat yang makruf dan mencegah kemungkaran) yakni jaminan kehidupan yang layak di dunia dan akhirat. Jika hal tersebut ditegakkan di segala aspek kehidupan, setidaknya kita akan mendapat manfaat dan hikmah berikut.
1. Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada ketika kita terlena dan tidak bisa melaksanakan introspeksi (muhasabah).
2. Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat).
3. Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela.
4. Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan masyarakat.
5. Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial.
6. Terciptanya keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kedamaian dalam masyarakat.
7. Mendapat jawaban kebaikan dari Allah Swt., di dunia dan akhirat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian nasehat, hikmah dan manfaat nasehat. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII Sekolah Menengah kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.