Kisah Shalahudin Al Ayyubi Sosok Pemimpin Yang Unggul Dan Raja Yang Adil
Saturday, April 25, 2020
Edit
Pengalaman Shalahudin Al Ayyubi dalam setiap peperangan melawan pasukan salib selalu menjadi pelajaran berharga baginya. Ia menjadi sangat paham bahwa hingga kapan pun pasukan Eropa dan salib tetap saja berperilaku pengecut dan selalu melanggar kesepakatan.
Cita-cita Shalahudin Al Ayyubi untuk mengusir tentara salib semakin kuat, maka ia segera menyusun kekuatan militer yang tangguh. Pasukan yang gagah berani dan berpengaruh itu kemudian dikirim ke Syam di bawah pimpinan Farakhsyah yang dipercaya oleh Shalahudin Al Ayyubi. Sesampainya di Syam, tampak bahwa raja Bald Quin IV sudah mempersiapkan diri dengan pertahanan kokoh. Pasukan panah dan kendaraan lapis besi siap digerakkan untuk menyerang pasukan Shalahudin Al Ayyubi.
Pertempuran tidak terelakkan lagi, kedua pasukan saling bertempur dengan hebat. Setelah beberapa usang kesudahannya pasukan kaum muslimin yang dipimpin Farakhsyah sanggup mengungguli pasukan lawan.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Shalahudin Al Ayyubi mengerahkanpasukannya ke Thabariah. Pertempuran besar juga terjadi Shalahudin Al Ayyubi juga mendapat kemenangan. Benteng pasukan Salib sanggup dihancurkan dan mereka pun sanggup dikalahkan. Setelah itu Shalahudin Al Ayyubi bersama pasukannya menuju ke Beirut. Lagi-lagi pasukan Eropa mengalami kekalahan besar.
Para pemimpin tentara Eropa menjadi ciut nyali, maka bersama para pendeta mereka, pasukan salib membahas kekalahan beruntun dari pasukan Shalahudin Al-Ayyubi itu dan menyusun taktik untuk mencari solusi. Keputusan musyawarah itu yaitu perlunya menyatukan pasukan Eropa, kemudian pasukan sekutu tersebut menuju ke kawasan Marjaiun, masuk wilayah Yordania dan membangun kemah-kemah penampungan untuk para pasukan dan raja-raja mereka.
Mencermati gelagat itu, Shalahudin Al Ayyubi tidak tinggal diam. Ia bersama pasukan kaum muslimin bergerak menyerang mereka. Maka terjadilah pertempuran dahsyat, termasuk terbesar dalam sejarah peperangan antara kaum muslimin dengan pasukan salib. Akhirnya kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Pasukan sekutu dari Eropa itu bercerai-berai dan banyak yang melarikan diri lantaran raja-raja mereka ditangkapi, contohnya raja Tharablus yang berjulukan Reimon dan Raja Hong. Raja Bald Quin IV yang menjadi komandan pasukan campuran itu juga dipenjara.
Meski telah mendapat kemenangan yang luar biasa, Shalahudin Al Ayyubi belum puas, ia tetap ingin membumi-hanguskan pertahanan-pertahanan pasukan eropa dan mengusir tentara salib dari bumi Islam. Salah satu benteng terkuat pasukan musuh yang berada di kawasan Akka juga direbut berkat pertolongan dari Allah swt. Benteng di Akka merupakan sentra kedatangan bala pinjaman tentara Eropa melalui jalur laut.
Kemenangan demi kemenangan sanggup diraih. Sebagaimana biasanya, Shalahudin Al-Ayyubi sangat menghormati kesepakatan-kesepakatan yang diambil bersama. Sedangkan orang-orang salib niscaya mengingkari perjanjian yang telah ditetapkan. Misalnya yang dilakukan oleh Raja Reno de Shaton. Ia mengancam jama’ah haji yang melaksanakan ibadah di Mekkah dan memungut pajak bagi mereka. Raja Reno de Shaton juga menyebar pasukan untuk mencuri barang-barang bawaan para jama’ah haji tersebut. Selain itu, ia juga bersumbar akan mengerahkan pasukan ke Madinah al Munawwarah.
Membaca gelagat pengkhianatan dan kelicikan itu, Shalahudin Al Ayyubitak sabar untuk segera menghancurkan pasukan Salib tersebut. Tetapi, belum hingga mengadakan penyerangan, pasukan Eropa lebih dulu mengurungkan niat dengan menyampaikan bahwa mereka tetap akan menjunjung tinggi kesepakatan kemudian memohon maaf dan proteksi kepada Shalahudin Al Ayyubi alasannya sudah mengganggu para jama’ah haji. Setelah mendapat ampunan dan perlindungan, pasukan salib sanggup bebas dan kondusif mengadakan perjalanan kembali ke Eropa.