Perbandingan Antara Ilmu Dan Harta

Ketika Nabi Sulaeman a.s. ditawari Allah Swt tiga hal; harta, kekuasaan, dan ilmu dia menentukan ilmu pengetahuan. Pilihan itu mungkin tidak populis jikalau kita memakai ukuran insan sekarang, lantaran merupakan pilihan yang merugikan. Realitas masyarakat kini ini kebanyakannya lebih mementingkan harta daripada ilmu pengetahuan.

Mereka lebih menentukan membeli sawah dan kebun yang luas, menyediakan modal untuk membeli ruko yang banyak, daripada menunjukkan modal kepada anak-anaknya untuk pendidikannya. Banyak yang tidak sekolah bukan lantaran tidak punya uang untuk membayar sekolahnya, tetapi lantaran orangtuanya lebih menentukan untuk mewariskan harta dari pada ilmu. Tetapi pilihan Nabi Sulaeman ialah pilihan cerdas dan terbaik. Dengan ilmunya ia memperoleh kekuasaan dan limpahan harta yang tiada bandingannya baik sebelum maupun setelahnya.

Ali bin Abi Thalib r.a. juga pernah ditanya: “Wahai Ali, mana yang lebih utama; ilmu atau harta?” Ali menjawab, “Ilmu lebih utama daripada harta. Ali kemudian menunjukkan sepuluh alasannya ;

1. Ilmu warisan para Nabi, sedang harta ialah warisan Qarun dan Fir’aun.” 
2. Ilmu sanggup merawat dirimu. Sedang harta, kamulah yang merawatnya.” 
3. Orang yang mempunyai harta cenderung menerima banyak musuh. Sedang orang terpelajar punya banyak teman.” 
4. Harta dikala dipakai akan berkurang. Sedang ilmu semakin banyak dipakai semakin bertambah.” 
5. Orang berharta biasa diberi gelar si Bakhil. Sedang orang terpelajar selalu diberi gelar-gelar yang mulia dan terhormat.” 
6. Harta benda harus dijaga dari pencuri. Sedang ilmu tidak perlu dijaga dari pencuri.” 
7. Di hari simpulan zaman nanti orang berharta dihisab lantaran hartanya. Sedang orang terpelajar kelak di hari simpulan zaman sanggup syafa’at lantaran ilmunya.” 
8. Seiring waktu berjalan, harta semakin usang kian habis dan rusak. Sedang ilmu, takkan sanggup habis maupun rusak.” 
9. Harta sanggup mengeraskan dan menggelapkan hati. Sedang ilmu menerangi hati.” 
10. Orang berharta biasa dikatakan sombong lantaran kekayaannya. Sedang orang terpelajar biasa disebut orang tawadhu’, rendah hati, lantaran ilmunya,

Ali bin Abi Thalib memang salah seorang cerdik pintar dari sahabat-sahabat Rasulullah Saw. Beliau sangat memahami peranan ilmu pengetahuan bagi kehidupan insan di dunia maupun di akhirat. Dalam satu khutbahnya dia berkata, “siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, siapa yang menginginkan alam abadi hendaklah dengan ilmu, dan siapa menginginkan keduanya hendaklah dengan ilmu”

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana hadits perbandingan antara ilmu dan harta. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel