Pengertian Metode Pemahaman Hadis Tematik( Maudhu'iy) Dan Langkah-Langkah Dalam Metode Pemahaman Hadis Tematik
Wednesday, April 15, 2020
Edit
A. Pengertian Metode Pemahaman Hadis Tematik (Maudhu'iy)
Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa Inggris, kata ini ditulis method, dan bangsa Arab menerjemahkannya dengn thariqa tdan manhaj. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut mengandung arti: cara teratur yang dipakai untuk melakukan suatu pekerjaan semoga tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu acara guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Istilah pemahaman dalam Hadis mencakup beberapa hal, yaitu menjelaskan maksud, arti, kandungan, atau pesan hadis dan disiplin ilmu lain. Kaprikornus metode pemahaman hadîts, ialah cara-cara yang diterapkan dalam memahami hadîts.
Dilihat dari kecenderungan ulama dalam memahami Hadis sanggup diklasifikasikan kepada metode pemahaman Hadis tradisionalis dan metode pemahaman hadîts modernis. Yang dimaksud dengan metode pemahaman Hadis tradisionalis ialah memahami hadîts dengan pendekatan tekstual, dan kontekstual historis, metode ini sanggup dipilah menjadi metode tahliliy (analitis), metode ijmaliy (global), dan metode muqarin (komparatif), dan metode mawdhû‘iy (tematis).
Metode pemahaman Hadis maudhu'iy ialah metode pembahasan hadis sesuai dengan tema tertentu yang dikeluarkan dari sebuah buku hadis. Semua Hadis yang berkaitan dengan tema tertentu, ditelusuri dan dihimpun yang kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari banyak sekali aspek. Misalnya, pendidikan berdasarkan perspektif Hadis dalam kitab karya Al-Bukhari atau perempuan dalam kitab karya Muslim, atau menghimpun hadis-hadis yang berbicara perihal puasa Ramadhan, ihsan (berbuat baik) dan lain sebagainya. Tema-tema menyerupai ini kini sedang dikembangkan dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi di banyak sekali akademi tinggi.
B. Langkah-Langkah dalam Metode Pemahaman Hadis Tematik (Maudhu'iy)
Dalam prakteknya, pengkajian hadis dengan metode tematik dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan tema atau duduk masalah yang akan dibahas;
b. Menghimpun atau mengumpulkan data hadis-hadis yang terkait dalam satu tema, baik secara lafal maupun secara makna melalui acara Takhrij al-Hadis;
c. Melakukan kategorisasi berdasarkan kandungan hadis dengan memperhatikan kemungkinan perbedaan insiden wurud-nya hadis (tanawwu’) dan perbedaan periwayatan hadis (lafal dan makna);
d. Melakukan acara i’tibar dengan melengkapi denah sanad.
e. Melakukan penelitian sanad, meliputi: penelitian kualitas eksklusif dan kapasitas intelektual para periwayat yang menjadi sanad hadis bersangkutan, serta metode periwayatan yang dipakai masing-masing periwayat.
f. Melakukan penelitian matan, meliputi: kemungkinan adanya ‘illat (cacat) dan terjadinya syadz (kejanggalan).
g. Mempelajari term-term yang mengandung pengertian serupa sehingga hadis terkait bertemu pada suatu muara tanpa ada perbedaan dan kontradiksi, juga “pemaksaan” makna kepada makna yang tidak tepat.
h. Membandingkan banyak sekali syarahan hadis dari banyak sekali kitab-kitab syarah dengan tidak meninggalkan syarahan kosa kata, frase, dan klausa.
i. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis atau ayatayat pendukung dan data yang relevan
j. Menyusun hasil penelitian berdasarkan kerangka besar konsep (grand concept) sebagai bentuk laporan hasil penelitian dan sebuah karya penelitian atau syarahan hadis.
Langkah nomor d, e, dan f dilakukan kalau dibutuhkan, tetapi yang diharapkan dalam hal ini ialah mengetahui kualitas hadis-hadis yang menjadi objek penelitian.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian metode pemahaman hadis tematik (Maudhu'iy) dan langkah-langkah dalam metode pemahaman hadis tematik. Sumber Modul 4 Konsep Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh dalam Al Alquran Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa Inggris, kata ini ditulis method, dan bangsa Arab menerjemahkannya dengn thariqa tdan manhaj. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut mengandung arti: cara teratur yang dipakai untuk melakukan suatu pekerjaan semoga tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu acara guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Istilah pemahaman dalam Hadis mencakup beberapa hal, yaitu menjelaskan maksud, arti, kandungan, atau pesan hadis dan disiplin ilmu lain. Kaprikornus metode pemahaman hadîts, ialah cara-cara yang diterapkan dalam memahami hadîts.
Dilihat dari kecenderungan ulama dalam memahami Hadis sanggup diklasifikasikan kepada metode pemahaman Hadis tradisionalis dan metode pemahaman hadîts modernis. Yang dimaksud dengan metode pemahaman Hadis tradisionalis ialah memahami hadîts dengan pendekatan tekstual, dan kontekstual historis, metode ini sanggup dipilah menjadi metode tahliliy (analitis), metode ijmaliy (global), dan metode muqarin (komparatif), dan metode mawdhû‘iy (tematis).
Metode pemahaman Hadis maudhu'iy ialah metode pembahasan hadis sesuai dengan tema tertentu yang dikeluarkan dari sebuah buku hadis. Semua Hadis yang berkaitan dengan tema tertentu, ditelusuri dan dihimpun yang kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari banyak sekali aspek. Misalnya, pendidikan berdasarkan perspektif Hadis dalam kitab karya Al-Bukhari atau perempuan dalam kitab karya Muslim, atau menghimpun hadis-hadis yang berbicara perihal puasa Ramadhan, ihsan (berbuat baik) dan lain sebagainya. Tema-tema menyerupai ini kini sedang dikembangkan dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi di banyak sekali akademi tinggi.
B. Langkah-Langkah dalam Metode Pemahaman Hadis Tematik (Maudhu'iy)
Dalam prakteknya, pengkajian hadis dengan metode tematik dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan tema atau duduk masalah yang akan dibahas;
b. Menghimpun atau mengumpulkan data hadis-hadis yang terkait dalam satu tema, baik secara lafal maupun secara makna melalui acara Takhrij al-Hadis;
c. Melakukan kategorisasi berdasarkan kandungan hadis dengan memperhatikan kemungkinan perbedaan insiden wurud-nya hadis (tanawwu’) dan perbedaan periwayatan hadis (lafal dan makna);
d. Melakukan acara i’tibar dengan melengkapi denah sanad.
e. Melakukan penelitian sanad, meliputi: penelitian kualitas eksklusif dan kapasitas intelektual para periwayat yang menjadi sanad hadis bersangkutan, serta metode periwayatan yang dipakai masing-masing periwayat.
f. Melakukan penelitian matan, meliputi: kemungkinan adanya ‘illat (cacat) dan terjadinya syadz (kejanggalan).
g. Mempelajari term-term yang mengandung pengertian serupa sehingga hadis terkait bertemu pada suatu muara tanpa ada perbedaan dan kontradiksi, juga “pemaksaan” makna kepada makna yang tidak tepat.
h. Membandingkan banyak sekali syarahan hadis dari banyak sekali kitab-kitab syarah dengan tidak meninggalkan syarahan kosa kata, frase, dan klausa.
i. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis atau ayatayat pendukung dan data yang relevan
j. Menyusun hasil penelitian berdasarkan kerangka besar konsep (grand concept) sebagai bentuk laporan hasil penelitian dan sebuah karya penelitian atau syarahan hadis.
Langkah nomor d, e, dan f dilakukan kalau dibutuhkan, tetapi yang diharapkan dalam hal ini ialah mengetahui kualitas hadis-hadis yang menjadi objek penelitian.