Perbedaan Hadis Nabawi, Hadis Qudsi Dan Alquran
Wednesday, April 15, 2020
Edit
Hadis dilihat dari sandarannya ada dua; pertama disandarkan pada Nabi sendiri disebut Hadis Nabawi, kedua disandarkan kepada Allah Swt yang disebut Hadis Qudsi. Hadis Qudsi perlu dimunculkan sebab ternyata banyak mahasiswa yang belum mengerti statusnya. Pada umumnya mereka terjebak nama Qudsi itu sendiri yang diartikan suci kemudian mereka mengira bahwa semua Hadis Qudsî Shahih. Mari kita kaji pengertiannya terlebih dahulu.
Hadis Qudsî disebut juga Hadis Ilâhî dan Hadis Rabbânî. Dinamakan Qudsi (suci), Ilâhî (Tuhan), dan Rabbânî (ketuhanan) sebab ia bersumber dari Allah yang maha Suci dan dinamakan Hadis sebab Nabi yang memberitakannya yang didasarkan dari wahyu Allah swt. Kata Qudsi, sekalipun diartikan suci hanya merupakan sifat bagi Hadis, sandaran Hadis kepada Tuhan tidak mengatakan kualitas Hadis. Oleh sebab itu tidak semua Hadis Qudsî shahih tetapi ada yang shahih, hasan, dan dha`if tergantung persyaratan periwayatan yang dipenuhinya, baik dari segi sanad atau matan. Definisi Hadis Qudsî adalah :
Artinya : “Segala Hadis yang disandarkan Rasul saw kepada Allah swt”.
Definisi ini menjelaskan, bahwa Nabi hanya menceritakan informasi yang disandarkan kepada Allah, bentuk informasi yang disampaikan hanya berupa perkataan tidak ada perbuatan dan persetujuan sebagaimana Hadis Nabi biasa. Bentuk- bentuk periwayatan Hadis qudsî pada umumnya memakai kata-kata yang disandarkan kepada Allah, contohnya sebagaimana berikut :
Artinya : ‚Nabi saw bersabda : Allah `azza wajalla berfirman…‛
Artinya : ‚Rasulullah saw bersabda pada apa yang dia riwayatkan dari Allah swt…
Artinya : ‚Rasulullah saw menceritakan dari Tuhannya, Dia berfirman : …‛
Contoh Hadis qudsi, contohnya Hadis diriwayatkan dari Abi Dzarr :
Artinya : Hadis Mu`adz bin Jabal ia berkata : Aku mendengar Rasulillah saw bersabda, bahwa Allah aw berfirman : ‚ Kecintaan-Ku (MahabbahKu) berhak bagi mereka yang saling menyayangi sebab Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak mereka yang merendahkan hati (tawâdhu’ ) sebab Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak bagi mereka yang saling berziarah…‛. (HR. Ahmad )
Jumlah Hadis Qudsi tidak terlalu besar hanya sekitar 400 buah Hadis tanpa terulang-ulang dalam sanad yang berbeda (ghayr mukarrar), ia tersebar dalam 7 Kitab Induk Hadis. Mayoritas kandungan Hadis Qudsî wacana akhlak, aqidah, dan syari`ah. Di antara Kitab Hadis Qudsî, al-Ahadits al-Qudsiyah, yang diterbitkan oleh Jumhur Mesir al-`Arabîyah, Wuzârah al-Awqâf al-Majlis alA`la li Syu’ûn al- Islâmîyah Lajnah al-Sunnah, Cairo 1988 dan lain-lain.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana perbedaan hadis Nabawi, hadis Qudsi dan Alquran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Hadis Qudsî disebut juga Hadis Ilâhî dan Hadis Rabbânî. Dinamakan Qudsi (suci), Ilâhî (Tuhan), dan Rabbânî (ketuhanan) sebab ia bersumber dari Allah yang maha Suci dan dinamakan Hadis sebab Nabi yang memberitakannya yang didasarkan dari wahyu Allah swt. Kata Qudsi, sekalipun diartikan suci hanya merupakan sifat bagi Hadis, sandaran Hadis kepada Tuhan tidak mengatakan kualitas Hadis. Oleh sebab itu tidak semua Hadis Qudsî shahih tetapi ada yang shahih, hasan, dan dha`if tergantung persyaratan periwayatan yang dipenuhinya, baik dari segi sanad atau matan. Definisi Hadis Qudsî adalah :
Artinya : “Segala Hadis yang disandarkan Rasul saw kepada Allah swt”.
Definisi ini menjelaskan, bahwa Nabi hanya menceritakan informasi yang disandarkan kepada Allah, bentuk informasi yang disampaikan hanya berupa perkataan tidak ada perbuatan dan persetujuan sebagaimana Hadis Nabi biasa. Bentuk- bentuk periwayatan Hadis qudsî pada umumnya memakai kata-kata yang disandarkan kepada Allah, contohnya sebagaimana berikut :
Artinya : ‚Nabi saw bersabda : Allah `azza wajalla berfirman…‛
Artinya : ‚Rasulullah saw bersabda pada apa yang dia riwayatkan dari Allah swt…
Artinya : ‚Rasulullah saw menceritakan dari Tuhannya, Dia berfirman : …‛
Contoh Hadis qudsi, contohnya Hadis diriwayatkan dari Abi Dzarr :
Artinya : Hadis Mu`adz bin Jabal ia berkata : Aku mendengar Rasulillah saw bersabda, bahwa Allah aw berfirman : ‚ Kecintaan-Ku (MahabbahKu) berhak bagi mereka yang saling menyayangi sebab Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak mereka yang merendahkan hati (tawâdhu’ ) sebab Aku, Kecintaan-Ku (Mahabbah-Ku) berhak bagi mereka yang saling berziarah…‛. (HR. Ahmad )
Jumlah Hadis Qudsi tidak terlalu besar hanya sekitar 400 buah Hadis tanpa terulang-ulang dalam sanad yang berbeda (ghayr mukarrar), ia tersebar dalam 7 Kitab Induk Hadis. Mayoritas kandungan Hadis Qudsî wacana akhlak, aqidah, dan syari`ah. Di antara Kitab Hadis Qudsî, al-Ahadits al-Qudsiyah, yang diterbitkan oleh Jumhur Mesir al-`Arabîyah, Wuzârah al-Awqâf al-Majlis alA`la li Syu’ûn al- Islâmîyah Lajnah al-Sunnah, Cairo 1988 dan lain-lain.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana perbedaan hadis Nabawi, hadis Qudsi dan Alquran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.