Contoh Perilaku Tawazun (Seimbang) Dalam Menjalani Kehidupan
Tuesday, April 14, 2020
Edit
a. Kisah tiga sobat yang tidak bersikap tawazun dalam hidup
Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk bersikap tawazun dalam menjalani kehidupan, menyerupai pola cerita para sobat Rasulullah saw. Ada tiga orang sobat Rasulullah saw yang tiba kepada dia dan mengutarakan maksudnya masingmasing, orang yang pertama menyampaikan bahwa dia tidak akan menikah selama hidupnya, kemudian orang yang kedua menyampaikan bahwa dia akan berpuasa setiap hari dan terus menerus seumur hidupnya dan yang terakhir menyampaikan bahwa ia akan sholat tanpa henti, namun apa kata Rasulullah Saw, kalian jangan menyerupai itu, masing-masing urusan ada haknya, urusan dunia haknya sedangkan urusan alam abadi ada juga haknya, jalankanlah hal itu dengan seimbang. Hal ini ada dalam hadis berikut:
Artinya: "Anas bin Malik r.a. berkata: “Ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan ibadah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tatkala diberitahu, mereka merasa seakan akan tidak berarti (sangat sedikit).
Mereka berkata: ‘Di mana posisi kami dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, padahal dia telah diampuni dosa-dosanya baik yang kemudian maupun yang akan datang.’
Salah satu mereka berkata: ‘Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.’
Yang lain berkata: ‘Aku akan puasa selamanya.’
Dan yang lain berkata: ‘Aku akan menghindari wanita, saya tidak akan pernah menikah.’
Lalu datanglah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seraya bersabda: ‘Kaliankah yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh saya yang paling takut dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya sholat, saya tidur, dan saya juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”(HR. Al-Bukhari).
b. Kisah Abu Darda’ yang tidak tawazun dalam hidup dan ditegur oleh saudaranya Salman Al Farisi, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Dan dia bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hak, tubuhmu memiliki hak, dan juga keluargamu memiliki hak atasmu. Maka berikanlah hak itu pada semuanya”
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pola perilaku tawazun (seimbang) dalam Menjalani Kehidupan. Sumber Modul 4 Konsep Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh dalam Al Alquran Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk bersikap tawazun dalam menjalani kehidupan, menyerupai pola cerita para sobat Rasulullah saw. Ada tiga orang sobat Rasulullah saw yang tiba kepada dia dan mengutarakan maksudnya masingmasing, orang yang pertama menyampaikan bahwa dia tidak akan menikah selama hidupnya, kemudian orang yang kedua menyampaikan bahwa dia akan berpuasa setiap hari dan terus menerus seumur hidupnya dan yang terakhir menyampaikan bahwa ia akan sholat tanpa henti, namun apa kata Rasulullah Saw, kalian jangan menyerupai itu, masing-masing urusan ada haknya, urusan dunia haknya sedangkan urusan alam abadi ada juga haknya, jalankanlah hal itu dengan seimbang. Hal ini ada dalam hadis berikut:
Artinya: "Anas bin Malik r.a. berkata: “Ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan ibadah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tatkala diberitahu, mereka merasa seakan akan tidak berarti (sangat sedikit).
Mereka berkata: ‘Di mana posisi kami dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, padahal dia telah diampuni dosa-dosanya baik yang kemudian maupun yang akan datang.’
Salah satu mereka berkata: ‘Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.’
Yang lain berkata: ‘Aku akan puasa selamanya.’
Dan yang lain berkata: ‘Aku akan menghindari wanita, saya tidak akan pernah menikah.’
Lalu datanglah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seraya bersabda: ‘Kaliankah yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh saya yang paling takut dan yang paling takwa kepada Allah. Akan tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya sholat, saya tidur, dan saya juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”(HR. Al-Bukhari).
b. Kisah Abu Darda’ yang tidak tawazun dalam hidup dan ditegur oleh saudaranya Salman Al Farisi, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Dan dia bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hak, tubuhmu memiliki hak, dan juga keluargamu memiliki hak atasmu. Maka berikanlah hak itu pada semuanya”