Jenis Dan Syarat Syarat Taubat

Taubat secara bahasa berarti ”kembali”. Secara istilah, taubat berarti kembali ke jalan yang benar dengan didasari harapan yang besar lengan berkuasa dalam hati untuk tidak kembali melaksanakan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.

Sebagai insan biasa, bukan malaikat ataupun Nabi yang memilki sifat ma’shum (terjaga dari perbuatan dosa), secara pribadi atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, kerap kali akan bersinggungan dengan yang namanya kesalahan atau dosa. Baik kesalahannya sebagai makhluk individu yang berafiliasi pribadi dengan Allah Swt, maupun sebagai makhluk sosial yang berafiliasi dengan anak Adam yang lain. Untungnya, sebagai seorang Muslim diberi jalan selebar-lebarnya oleh Allah Swt untuk memperbaiki kesalahan itu melaui sebuah pintu yang disebut dengan taubat.

Jenis dan syarat taubat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Taubat menyangkut dosa terhadap Allah Swt
Imam Nawawi menyampaikan bahwa ada 3 (tiga) syarat dalam melaksanakan taubat yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim atas dosa yang dilakukan apabila maksiat itu di antara insan dengan Allah Swt dan tidak berafiliasi dengan hak sesama insan (haqqul 'adami), maka ada 3 (tiga) syarat:

1) Meninggalkan sikap dosa itu sendiri.
2) Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
3) Berniat tidak melakukannya lagi selamanya.

Apabila tidak terpenuhi ketiga syarat di atas, maka tidak sah taubatnya.

b. Taubat menyangkut dosa terhadap sesama manusia
Sedangkan jikalau dosa itu berafiliasi dengan hak anak Adam/sesama insan maka lebih lanjut Imam Nawawi menyebutkan ada 4 (empat) syarat yaitu:

1) Meninggalkan sikap dosa itu sendiri.
2) Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
3) Berniat tidak melakukannya lagi selamanya.
4) Membebaskan diri dari hak insan yang dizalimi dengan cara sebagai berikut:

(a) Apabila menyangkut harta dengan cara mengembalikan harta tersebut;
(b) Apabila menyangkut non-materi menyerupai pernah memfitnah, menggunjingnya (ghibah), dan lain-lain, maka hendaknya meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Taubat dari segala kesalahan tidaklah menciptakan seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya alasannya yaitu bahu-membahu Allah Swt sangat mengasihi orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana ¿rman-Nya dalam QS. al-Baqarah [2]: 222:
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orangorang yang mensucikan diri”. (Q.S. al-Barqarah :222)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal jenis dan syarat syarat taubat. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel