Tawasuth (Moderasi) Dalam Langsung Rasulullah Saw
Wednesday, April 15, 2020
Edit
Rasulullah Saw yakni referensi moderasi dalam segala aspek kehidupan. Rasulullah Saw lemah lembut dalam pergaulan, suka memaafkan dan memohonkan ampun buat orang yang bersalah; suka musyawarah dalam menghadapi perkara. Rasulullah Saw referensi dalam akal pekerti dan membenci kelakukan keji. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Tidak ada sesesuatu yang lebih berat dalam timbnagan seorang mukmin di hari final zaman dari pada baik budi. Dan Allah membenci orang yang keji kelakuannya." (HR. at-Tirmidzi dari Abu Darda')
Rasulullah Saw juga sangat sederhana dalam makan dan minum, tidur berpakaian, dan memenuhi kebutuhan sehari hari serta dalam beribadah. Rasulullah Saw juga pergi ke pasar.
Dalam riwayat dari Anas bin Malik diceritakan, bahwa sejumlah sahabat berkunjung ke rumah Rasulullah Saw untuk mengetahui ibadah beliau. Satu orang berkata bahwa ia seanantiasa shalat sepanjang malam. Sahabat lain berkata bahwa ia berpuasa setiap hari, sedangkan sahabat ketiga berkata bahwa ia menjauhi perempuan dan tidak menikah, mendengar pernyataan-pernyataan itu Rasulullah Saw bersabda:
"Demi Allah, saya lebih takut kepada Allah daripada kamu, bahkan saya lebih bertakwa, tetapi saya puasa dan berbuka, shalat dan tidur, juga menikah dengan beberapa orang wanita. Siapa yang mengabaikan sunnahku, maka ia bukan dari umatku." (HR. al Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik). Makara Nabi Saw tidak berliebilebihan dalam beribadah dan beragama.
Rasulullah Saw juga berpesan semoga muslim senantiasa memperlihatkan fasilitas dalam segala hal dan tidak menyulitkan.
"Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menggussarkan." (HR. al Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik).
Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa kekuatan seseorang itu dukur bukan dari kemampuan dan keberaniannya dalam berkelahi, tetapi diukur dengan kemampuannnya menahan diri dari hawa nafsu.
Umat Islam diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam berpakaian dan makan. Rasulullah Saw senantiasa bersikap sederhana serta hidup dan beraktivitas sebagaimana insan lainnya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana tawasuth (moderasi) dalam langsung Rasulullah Saw. Sumber Modul 4 Konsep Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh dalam Al Alquran Hadis PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
(ما شيء أثقل يف ميزان املؤمن يوم القيامة من خلق حسن وإن هللا ليبغض الفاحش البذىء.( رواه الرتمذي عن أيب الدرداء
Artinya: “Tidak ada sesesuatu yang lebih berat dalam timbnagan seorang mukmin di hari final zaman dari pada baik budi. Dan Allah membenci orang yang keji kelakuannya." (HR. at-Tirmidzi dari Abu Darda')
Rasulullah Saw juga sangat sederhana dalam makan dan minum, tidur berpakaian, dan memenuhi kebutuhan sehari hari serta dalam beribadah. Rasulullah Saw juga pergi ke pasar.
Dalam riwayat dari Anas bin Malik diceritakan, bahwa sejumlah sahabat berkunjung ke rumah Rasulullah Saw untuk mengetahui ibadah beliau. Satu orang berkata bahwa ia seanantiasa shalat sepanjang malam. Sahabat lain berkata bahwa ia berpuasa setiap hari, sedangkan sahabat ketiga berkata bahwa ia menjauhi perempuan dan tidak menikah, mendengar pernyataan-pernyataan itu Rasulullah Saw bersabda:
"Demi Allah, saya lebih takut kepada Allah daripada kamu, bahkan saya lebih bertakwa, tetapi saya puasa dan berbuka, shalat dan tidur, juga menikah dengan beberapa orang wanita. Siapa yang mengabaikan sunnahku, maka ia bukan dari umatku." (HR. al Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik). Makara Nabi Saw tidak berliebilebihan dalam beribadah dan beragama.
Rasulullah Saw juga berpesan semoga muslim senantiasa memperlihatkan fasilitas dalam segala hal dan tidak menyulitkan.
"Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menggussarkan." (HR. al Bukhari dan Muslim dari Anas Bin Malik).
Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa kekuatan seseorang itu dukur bukan dari kemampuan dan keberaniannya dalam berkelahi, tetapi diukur dengan kemampuannnya menahan diri dari hawa nafsu.
Umat Islam diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam berpakaian dan makan. Rasulullah Saw senantiasa bersikap sederhana serta hidup dan beraktivitas sebagaimana insan lainnya.