Fungsi Dan Tujuan Qashash (Kisah) Dalam Alquran
Wednesday, April 15, 2020
Edit
Penyebutan kisah-kisah dalam Alquran bukan tanpa makna sama sekali, melainkan mempunyai fungsi, diantaranya;
Pertama, memperlihatkan pengertian wacana sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya, dan,
Kedua, supaya dijadikan sebagai ibrah untuk memperkokoh keimanan dan membimbing insan ke jalan yang benar.
Adapun tujuan kisah dalam Alquran sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Qutub dalam at-Taswir al-Fanny fi al Quran ialah sebagai berikut:
1. Untuk menetapkan bahwa Alquran ialah benar-benar wahyu dari Allah dan Muhammad Saw. ialah benar-benar utusan Allah
2. Untuk mengambarkan bahwa semua agama samawi semenjak Nabi Nuh hingga kepada Nabi Muhamad Saw. semuanya bersumber sama yaitu Allah Swt., Hal ini sebagaimana termaktub dalam Q.S. al-Anbiya ayat 48:
walaqad aataynaa muusaa wahaaruuna lfurqaana wadhiyaa-an wadzikran lilmuttaqiin
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. al-Anbiya: 48)
3. Untuk menjelaskan bahwa agama samawi mentauhidkan Allah Swt, bahwa Allah itu Esa dan Tuhan bagi semuanya, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Hud: 50
wa-ilaa 'aadin akhaahum huudan qaala yaa qawmi u'buduu laaha maa lakum min ilaahin ghayruhu in antum illaa muftaruun
Artinya: “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu yang kuasa selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja”. (Q.S. Hud: 50)
4. Untuk mengambarkan bahwa misi para nabi dalam berdakwah ialah sama, yaitu mengesakan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Hud: 50
5. Untuk menjelaskan bahwa antara agama Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Ibrahim As. khususnya, dan dengan agama Bani Israil pada umumnya terdapat kesamaan dasar serta relasi yang erat. Hal ini sebagaimana tersirat dalam kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lain-lain yang diulang dalam alAlquran
6. Untuk mengungkapkan akad sumbangan Allah kepada para Nabi-nya dan menghukum orang-orang yang mendustakannya, menyerupai tercantum dalam Q.S. al Ankabut: 14
walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim lfa sanatin illaa khamsiina 'aaman fa-akhadzahumu ththhuufaanu wahum zhaalimuun
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka ialah orang-orang yang zalim”. (Q.S. al-Ankabut: 14)
7. Untuk menjelaskan nikmat dan karunia Allah Swt. kepada para Nabi dan utusan Allah menyerupai Nabi Dawud, Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan lain-lain
8. Untuk mengingatkan anak cucu Adam atas budi bulus syetan yang merupakan musuh yang awet bagi manusia.
Sedangkan berdasarkan Shalah al-Khalidy (Kisah-kisah Al-Alquran; Pelajaran dari Orang-orang Dahulu (Jakarta: Gema Insani Press, 199), hlm. 28-31), tujuan kisah kisah dalam al-Alquran ialah:
1) supaya insan berpikir dan mengambil pelajaran dari setiap kisah yang diceritakan,
2) untuk meneguhkan hati Rasulullah dan orang-orang mukmin supaya konsisten dalam jalan kebenaran,
3) pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana fungsi dan tujuan qashash (kisah) dalam Alquran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Alquran PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Pertama, memperlihatkan pengertian wacana sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya, dan,
Kedua, supaya dijadikan sebagai ibrah untuk memperkokoh keimanan dan membimbing insan ke jalan yang benar.
Adapun tujuan kisah dalam Alquran sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Qutub dalam at-Taswir al-Fanny fi al Quran ialah sebagai berikut:
1. Untuk menetapkan bahwa Alquran ialah benar-benar wahyu dari Allah dan Muhammad Saw. ialah benar-benar utusan Allah
2. Untuk mengambarkan bahwa semua agama samawi semenjak Nabi Nuh hingga kepada Nabi Muhamad Saw. semuanya bersumber sama yaitu Allah Swt., Hal ini sebagaimana termaktub dalam Q.S. al-Anbiya ayat 48:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ٱلْفُرْقَانَ وَضِيَآءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ
walaqad aataynaa muusaa wahaaruuna lfurqaana wadhiyaa-an wadzikran lilmuttaqiin
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. al-Anbiya: 48)
3. Untuk menjelaskan bahwa agama samawi mentauhidkan Allah Swt, bahwa Allah itu Esa dan Tuhan bagi semuanya, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Hud: 50
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ
wa-ilaa 'aadin akhaahum huudan qaala yaa qawmi u'buduu laaha maa lakum min ilaahin ghayruhu in antum illaa muftaruun
Artinya: “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu yang kuasa selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja”. (Q.S. Hud: 50)
4. Untuk mengambarkan bahwa misi para nabi dalam berdakwah ialah sama, yaitu mengesakan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Hud: 50
5. Untuk menjelaskan bahwa antara agama Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Ibrahim As. khususnya, dan dengan agama Bani Israil pada umumnya terdapat kesamaan dasar serta relasi yang erat. Hal ini sebagaimana tersirat dalam kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lain-lain yang diulang dalam alAlquran
6. Untuk mengungkapkan akad sumbangan Allah kepada para Nabi-nya dan menghukum orang-orang yang mendustakannya, menyerupai tercantum dalam Q.S. al Ankabut: 14
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ
walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim lfa sanatin illaa khamsiina 'aaman fa-akhadzahumu ththhuufaanu wahum zhaalimuun
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka ialah orang-orang yang zalim”. (Q.S. al-Ankabut: 14)
7. Untuk menjelaskan nikmat dan karunia Allah Swt. kepada para Nabi dan utusan Allah menyerupai Nabi Dawud, Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan lain-lain
8. Untuk mengingatkan anak cucu Adam atas budi bulus syetan yang merupakan musuh yang awet bagi manusia.
Sedangkan berdasarkan Shalah al-Khalidy (Kisah-kisah Al-Alquran; Pelajaran dari Orang-orang Dahulu (Jakarta: Gema Insani Press, 199), hlm. 28-31), tujuan kisah kisah dalam al-Alquran ialah:
1) supaya insan berpikir dan mengambil pelajaran dari setiap kisah yang diceritakan,
2) untuk meneguhkan hati Rasulullah dan orang-orang mukmin supaya konsisten dalam jalan kebenaran,
3) pelajaran bagi orang-orang yang berakal.