Pengertian Qashash (Kisah) Dalam Al Quran Dan Macam-Macam Cerita Dalam Al Quran
Wednesday, April 15, 2020
Edit
A. Pengertian Qashash dalam Alquran
Alquran ialah petunjuk, aliran hidup bagi segenap umat insan dalam kehidupannya, baik aspek yang berkenaan dengan persoalan duniawi maupun ukhrawi. Oleh alasannya ialah itu, di dalam Alquran tertuang segenap aspek yang diperlukan insan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Adapun pokok-pokok kandungan dalam al-Alquran pada pada dasarnya meliputi lima hal, yakni akidah, syariah, akhlak, kisah-kisah (qashash), dan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Salah satu pokok kajian tersebut ialah qashash yang berarti mengikuti jejak atau mengungkapkan masa lalu. Al-Qashash ialah bentuk mashdar dari QashshaYaqushshu-Qashashan.
Kata al-Qashash juga berarti isu yang diikuti alasannya ialah kebenarannya, sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 62:
inna haadzaa lahuwa lqashashu lhaqqu wamaa min ilaahin illaa laahu wa-inna laaha lahuwa l'aziizu lhakiim
Artinya: “Sesungguhnya ini ialah kisah yang benar, dan tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah: dan sebetulnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Ali Imran: 62)
Al-Alquran selalu memakai terminologi qashash untuk mengatakan bahwa kisah yang disampaikan itu benar dan tidak mengandung kemungkinan salah atau dusta.
Sementara cerita-cerita lain yang mengandung kemungkinan salah dan benar biasanya bentuk jamaknya diungkapkan dengan istilah qishash.
Dari segi terminologi, kisah berarti berita-berita mengenai suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berurutan. Qashash al-Alquran ialah pemberitahuan mengenai ihwal umat yang terdahulu dan Nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah lalu, sedang terjadi dan yang akan terjadi.
B. Macam-macam Kisah dalam Alquran
Keberadaan Alquran merupakan salah satu bukti kebesaran dan ketinggian Tuhan yang terkandung di dalamnya dan menunjukan eksistensinya sebagai mukjizat. Termasuk kemukjizatan Alquran ialah imbas dan kesan psikologisnya terhadap setiap orang yang mendengarkan, mempelajari, dan memahami maknanya. Selain itu, kemukjizatan Alquran tersirat pada kemampuan menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lampau dan peristiwa-peristiwa yang belum terjadi, baik yang telah sanggup disaksikan manusia, maupun yang belum dan kelak akan disaksikan.
Salah satu kisah yang menggambarkan wawasan prospektif Alquran ialah wacana usaha keberadaan Islam di tengah-tengah masyarakat jahiliyyah. Jazirah Arab merupakan sebuah wilayah yang terletak di antara dua imperium raksasa, Romawi di Barat dan Persia di Timur. Ketika terjadi peperangan antara Romawi, bangsa yang mengakui adanya Tuhan dan Bangsa Persia, kaum yang mengingkari adanya Tuhan dan tidak percaya kepada agamaagama yang dibawa oleh para nabi dan rasul, kaum muslimin berpihak kepada Romawi. Hal ini dikarenakan Romawi telah mempunyai cikal bakal keagamaan sebagai bangsa yang percaya akan adanya Tuhan. Sementara kaum Kafir Quraisy berpihak kepada Persia yang ateis.
Dalam al-Alquran diriwayatkan, peperangan itu dimenangkan oleh Bangsa Persia sehingga menimbulkan kaum muslimin bersedih alasannya ialah kekalahan Romawi dianggap sebagai kekalahan dalam mempertahankan agama. Lalu turunlah Surat ar-Rum ayat 1-5:
Artinya: "Alif Lam Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orangorang yang beriman, alasannya ialah derma Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,"
Dengan turunnya ayat ini, kaum muslimin merasa lega dan berdiri kembali semangatnya alasannya ialah mereka yakin akan kebenaran isu itu. Beberapa tahun kemudian, terbuktilah kemukjizatan al-Alquran sebagai suatu kebenaran wacana isu yang dikabarkannya. Dalam kisah ini, letak kemukjizatan al-Alquran ditunjukkan bahwa kebenaran isi Alquran tidak sanggup diragukan lagi.
Dalam rujukan lain, sebagaimana dinyatakan dalam Mabâhits fî Ulûm al-Quran karya Manna al-Qatan diuraikan bahwa macam-macam qashash yang disampaikan dalam alAlquran ada tiga,
1) kisah nabi-nabi,
2) kisah yang berkenaan dengan orang-orang di masa lampau yang tidaktergolong nabi, dan
3) peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi:
1. Kisah para Nabi Kisah ini mengandung seruan dakwah kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada mereka untuk memperkuat kenabian (kerasulan)-nya, fase dakwah dan perkembangannya, jawaban untuk orang-orang yang menentangnya maupun bagi orangorang yang beriman, menyerupai dalam kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun,Nabi Muhammad, dan lain-lain.
2. Kisah al-Alquran yang bekerjasama dengan peristiwaperistiwa di masa lampau dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya Misalnya kisah Talut dan Jalut, dua orang putera Nabi Adam, kisah ashabul Kahfi, Zulkarnain, Qarun, kisah Maryam, ashab al-Ukhdud, dan lain-lain.
3. Kisah-kisah yang bekerjasama dengan peristiwaperistiwa yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. Beberapa kisah yang dijadikan pola misalnya, perang badar, perang uhud (dalam surat Ali Imran), perang hunain dan Tabuk (dalam surat at-Taubah), perang ahzab (dalam surat al-Ahzab), insiden hijrah, insiden isra’ mi’raj, dan lain-lain
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana pengertian qashash (kisah) dalam Al quran dan macam-macam kisah dalam Al quran. Sumber Modul 1 Konsep Dasar Ulumul Alquran PPG dalam Jabatan Tahun 2019 Kementerian Agama Republik Indonesia JAKARTA 2019. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Alquran ialah petunjuk, aliran hidup bagi segenap umat insan dalam kehidupannya, baik aspek yang berkenaan dengan persoalan duniawi maupun ukhrawi. Oleh alasannya ialah itu, di dalam Alquran tertuang segenap aspek yang diperlukan insan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Adapun pokok-pokok kandungan dalam al-Alquran pada pada dasarnya meliputi lima hal, yakni akidah, syariah, akhlak, kisah-kisah (qashash), dan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Salah satu pokok kajian tersebut ialah qashash yang berarti mengikuti jejak atau mengungkapkan masa lalu. Al-Qashash ialah bentuk mashdar dari QashshaYaqushshu-Qashashan.
Kata al-Qashash juga berarti isu yang diikuti alasannya ialah kebenarannya, sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 62:
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْقَصَصُ ٱلْحَقُّ ۚ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
inna haadzaa lahuwa lqashashu lhaqqu wamaa min ilaahin illaa laahu wa-inna laaha lahuwa l'aziizu lhakiim
Artinya: “Sesungguhnya ini ialah kisah yang benar, dan tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah: dan sebetulnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Ali Imran: 62)
Al-Alquran selalu memakai terminologi qashash untuk mengatakan bahwa kisah yang disampaikan itu benar dan tidak mengandung kemungkinan salah atau dusta.
Sementara cerita-cerita lain yang mengandung kemungkinan salah dan benar biasanya bentuk jamaknya diungkapkan dengan istilah qishash.
Dari segi terminologi, kisah berarti berita-berita mengenai suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berurutan. Qashash al-Alquran ialah pemberitahuan mengenai ihwal umat yang terdahulu dan Nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah lalu, sedang terjadi dan yang akan terjadi.
B. Macam-macam Kisah dalam Alquran
Keberadaan Alquran merupakan salah satu bukti kebesaran dan ketinggian Tuhan yang terkandung di dalamnya dan menunjukan eksistensinya sebagai mukjizat. Termasuk kemukjizatan Alquran ialah imbas dan kesan psikologisnya terhadap setiap orang yang mendengarkan, mempelajari, dan memahami maknanya. Selain itu, kemukjizatan Alquran tersirat pada kemampuan menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lampau dan peristiwa-peristiwa yang belum terjadi, baik yang telah sanggup disaksikan manusia, maupun yang belum dan kelak akan disaksikan.
Salah satu kisah yang menggambarkan wawasan prospektif Alquran ialah wacana usaha keberadaan Islam di tengah-tengah masyarakat jahiliyyah. Jazirah Arab merupakan sebuah wilayah yang terletak di antara dua imperium raksasa, Romawi di Barat dan Persia di Timur. Ketika terjadi peperangan antara Romawi, bangsa yang mengakui adanya Tuhan dan Bangsa Persia, kaum yang mengingkari adanya Tuhan dan tidak percaya kepada agamaagama yang dibawa oleh para nabi dan rasul, kaum muslimin berpihak kepada Romawi. Hal ini dikarenakan Romawi telah mempunyai cikal bakal keagamaan sebagai bangsa yang percaya akan adanya Tuhan. Sementara kaum Kafir Quraisy berpihak kepada Persia yang ateis.
Dalam al-Alquran diriwayatkan, peperangan itu dimenangkan oleh Bangsa Persia sehingga menimbulkan kaum muslimin bersedih alasannya ialah kekalahan Romawi dianggap sebagai kekalahan dalam mempertahankan agama. Lalu turunlah Surat ar-Rum ayat 1-5:
الٓمٓ . غُلِبَتِ ٱلرُّومُ . فِىٓ أَدْنَى ٱلْأَرْضِ وَهُم مِّنۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ . فِى بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ ٱلْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِنۢ بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ ٱلْمُؤْمِنُونَ . بِنَصْرِ ٱللَّهِ ۚ يَنصُرُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: "Alif Lam Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orangorang yang beriman, alasannya ialah derma Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,"
Dengan turunnya ayat ini, kaum muslimin merasa lega dan berdiri kembali semangatnya alasannya ialah mereka yakin akan kebenaran isu itu. Beberapa tahun kemudian, terbuktilah kemukjizatan al-Alquran sebagai suatu kebenaran wacana isu yang dikabarkannya. Dalam kisah ini, letak kemukjizatan al-Alquran ditunjukkan bahwa kebenaran isi Alquran tidak sanggup diragukan lagi.
Dalam rujukan lain, sebagaimana dinyatakan dalam Mabâhits fî Ulûm al-Quran karya Manna al-Qatan diuraikan bahwa macam-macam qashash yang disampaikan dalam alAlquran ada tiga,
1) kisah nabi-nabi,
2) kisah yang berkenaan dengan orang-orang di masa lampau yang tidaktergolong nabi, dan
3) peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi:
1. Kisah para Nabi Kisah ini mengandung seruan dakwah kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada mereka untuk memperkuat kenabian (kerasulan)-nya, fase dakwah dan perkembangannya, jawaban untuk orang-orang yang menentangnya maupun bagi orangorang yang beriman, menyerupai dalam kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun,Nabi Muhammad, dan lain-lain.
2. Kisah al-Alquran yang bekerjasama dengan peristiwaperistiwa di masa lampau dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya Misalnya kisah Talut dan Jalut, dua orang putera Nabi Adam, kisah ashabul Kahfi, Zulkarnain, Qarun, kisah Maryam, ashab al-Ukhdud, dan lain-lain.
3. Kisah-kisah yang bekerjasama dengan peristiwaperistiwa yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. Beberapa kisah yang dijadikan pola misalnya, perang badar, perang uhud (dalam surat Ali Imran), perang hunain dan Tabuk (dalam surat at-Taubah), perang ahzab (dalam surat al-Ahzab), insiden hijrah, insiden isra’ mi’raj, dan lain-lain