Kewajiban Beriman Kepada Qada Dan Qadar
Thursday, April 16, 2020
Edit
Pengertian Qada' berdasarkan bahasa berarti “menentukan atau memutuskan”, sedangkan berdasarkan istilah artinya “segala ketentuan Allah Swt. semenjak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar berdasarkan bahasa ialah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”. Sedangkan berdasarkan istilah berarti ”ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya ihwal segala sesuatu”. Firman Allah Swt.:
“Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak memiliki anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah membuat segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (QS. al-Furqan/25:2)
Iman kepada Qada' dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah memilih segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Menurut Yasin, iktikad kepada Qada' dan Qadar ialah “mengimani adanya ilmu Allah Swt. yang qadim dan mengimani adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh”. Setiap muslim wajib mengimani Qada' dan Qadar Allah Swt., yang baik ataupun yang buruk. Firman Allah Swt.:
“Apakah kau tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bergotong-royong yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat gampang bagi Allah.” (QS. al-Hajj/22:70)
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu ialah gampang bagi Allah”. (QS. al-Hadid/57:22)
Kewajiban beriman kepada Qada' dan Qadar Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw. didatangi oleh seorang pria yang berpakaian serba putih, dan rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya ihwal Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan, Rasulullah Saw menjawab yang artinya: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman pula kepada Qadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim).
Lelaki itu ialah Malaikat Jibril yang sengaja tiba untuk memperlihatkan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad Saw. Jawaban Rasulullah Saw yang dibenarkan oleh Malaikat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satu dari rukun iktikad itu ialah iktikad kepada Qada' dan Qadar. Dengan demikian, mempercayai Qada' dan Qadar merupakan kewajiban. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak ialah atas kehendak atau takdir Allah Swt.
Sebagai orang beriman, kita harus rela mendapatkan segala ketentuan Allah Swt. atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt. berfirman yang artinya:
”Siapa yang tidak rida dengan Qada'-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang saya timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku”. (HR. at-Tabrani)
Takdir Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt.. Oleh lantaran itu, takdir tidak selalu sesuai dengan impian kita. Tatkala takdir sesuai dengan impian kita, hendaklah kita bersyukur lantaran hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah Swt. kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik petaka itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Swt. Maha Mengetahui atas apa yang diperbuat-Nya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal kewajiban beriman kepada qada dan qadar
. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
“Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak memiliki anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah membuat segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (QS. al-Furqan/25:2)
Iman kepada Qada' dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah memilih segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Menurut Yasin, iktikad kepada Qada' dan Qadar ialah “mengimani adanya ilmu Allah Swt. yang qadim dan mengimani adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh”. Setiap muslim wajib mengimani Qada' dan Qadar Allah Swt., yang baik ataupun yang buruk. Firman Allah Swt.:
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Apakah kau tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bergotong-royong yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat gampang bagi Allah.” (QS. al-Hajj/22:70)
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu ialah gampang bagi Allah”. (QS. al-Hadid/57:22)
Kewajiban beriman kepada Qada' dan Qadar Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw. didatangi oleh seorang pria yang berpakaian serba putih, dan rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya ihwal Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan, Rasulullah Saw menjawab yang artinya: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman pula kepada Qadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim).
Lelaki itu ialah Malaikat Jibril yang sengaja tiba untuk memperlihatkan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad Saw. Jawaban Rasulullah Saw yang dibenarkan oleh Malaikat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satu dari rukun iktikad itu ialah iktikad kepada Qada' dan Qadar. Dengan demikian, mempercayai Qada' dan Qadar merupakan kewajiban. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak ialah atas kehendak atau takdir Allah Swt.
Sebagai orang beriman, kita harus rela mendapatkan segala ketentuan Allah Swt. atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt. berfirman yang artinya:
”Siapa yang tidak rida dengan Qada'-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang saya timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku”. (HR. at-Tabrani)
Takdir Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt.. Oleh lantaran itu, takdir tidak selalu sesuai dengan impian kita. Tatkala takdir sesuai dengan impian kita, hendaklah kita bersyukur lantaran hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah Swt. kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik petaka itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Swt. Maha Mengetahui atas apa yang diperbuat-Nya.
. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII SMK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.