Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 Wacana Berbakti Kepada Orangtua
Saturday, April 25, 2020
Edit
A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 dan Artinya.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
waqadaa rabbuka laa ta'buduu illaa iyyaahu wabilwaalidayni ihsaanan immaa yablughanna 'indaka lkibara ahaduhumaa aw kilaahumaa falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qawlan kariimaa
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya hingga berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau menyampaikan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. al-Isra’ : 23).
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
wakhfidh lahumaa janaaha dzdzulli mina rrahmati waqul rabbi irhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah,”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya pada waktu kecil." (QS. al-Isra’ : 24)
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 Tentang Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua.
Surat al-Isra’ ayat 23-24 mempunyai kandungan mengenai pendidikan berkarakter, yang didefinisikan sebagai satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain atau dengan kata lain aksara ialah kekuatan moral yang mempunyai sinonim berupa moral, kecerdikan pekerti, adab, sopan santun dan akhlak. Akhlak dan etika sumbernya ialah wahyu yakni berupa al-Qur’an dan Sunah. Sedangkan kecerdikan pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya ialah filsafat.
Dalam ayat ini Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menyembah Allah Swt semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kandungan ayat ini juga menyampaikan betapa kaum muslimin mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dibanding dengan kaum yang mempersekutukan Allah Swt. Ayat ini juga menjelaskan wacana ihsan (bakti) kepada orang renta yang diperintahkan agama Islam ialah bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat, sehingga mereka merasa bahagia terhadap kita, serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan masuk akal sesuai kemampuan kita (sebagai anak).
Dalam Tafsıir Ibnu Kasir dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan kepada hamba hamba-Nya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya perintah berbakti kepada orang tua. Yakni memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada ibu bapak, dan janganlah kita mengeluarkan kata-kata yang jelek kepada keduanya, sehingga kata-kata “ah” pun yang merupakan kata-kata jelek yang paling ringan tidak diperbolehkan. Janganlah pula bersikap jelek kepada mereka, menyerupai yang dikatakan oleh Ata Ibnu Rabah sehubungan dengan arti surah tersebut “Dan janganlah kau membentak mereka” maksudnya janganlah kau menolakkan tangan kepada keduanya.
Setelah melarang mengeluarkan perkataan dan melaksanakan perbuatan jelek terhadap kedua orang tua, Allah Swt memerintahkan untuk berbuat baik, bertutur sapa baik, dan berlaku sopan santun kepada kedua orang renta dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya.
Dalam Tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa ayat-ayat diatas memberi tuntunan kepada anak supaya berbakti kepada kedua orang renta secara bertahap. Dimulai dengan janganlah engkau menyampaikan kepada keduanya perkataan “ah”. Lalu dilanjutkan dengan mengucapkan kata-kata yang mulia. Ini lebih tinggi tingkatannya dari tuntunan pertama alasannya ialah mengandung pesan penghormatan dan pengagungan melalui ucapan. Selanjutnya meningkat lagi dengan perintah untuk berperilaku yang menggambarkan kasih sayang sekaligus kerendahan di hadapan kedua orang tua. Perilaku yang lahir dari rasa kasih sayang yang menyebabkan mata sang anak tidak lepas dari orang tua. Sang anak selalu memperhatikan dan memenuhi harapan orang tuanya. Akhirnya sang anak dituntut untuk mendoakan orang renta sambil mengingat jasa-jasa mereka terlebih dikala kita kecil.
Dalam tafsir jalalayn di jelaskan wacana ayat di atas : (Dan telah memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu supaya janganlah) lafal allaa berasal dari adonan antara an dan laa (kalian menyembah selain Dia dan) hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu dengan berbakti kepada keduanya. (Jika salah seorang di antara keduanya hingga berumur lanjut dalam pemeliharaanmu) lafal ahaduhumaa ialah fa`il (atau kedua-duanya) dan berdasarkan suatu qiraat lafal yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi badal daripada alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kau menyampaikan "ah" kepada keduanya) sanggup dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini ialah mashdar yang artinya ialah celaka dan sial (dan janganlah kau membentak mereka) jangan kau menghardik keduanya (dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia) perkataan yang baik dan sopan.
(Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya berlaku sopanlah kau terhadap keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya (dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana) keduanya mengasihaniku sewaktu (mereka berdua mendidik saya waktu kecil.").
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana isi kandungan Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 wacana hormat dan patuh kepada orang tua. Sumber Buku Al Qur'an Hadits Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.