Pengertian Aliran Asy’Ariyah, Tokoh Dan Kepercayaan Anutan Aliran Asy’Ariyah
Sunday, April 26, 2020
Edit
A. Pengertian Aliran Asy’ariyah.
Aliran Asy`ariyah ialah sebuah paham iman yang dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asy`ari. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa al-Asy’ari. Kelompok Asy’ariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan demikian dia menjadi pendiri madzhab Asy’ariyah.
Abul Hasan al-Asya’ari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan meninggal dunia di Baghdad pada tahun 324 H/936 M. Ia berguru kepada Abu Ishaq al-Marwazi, seorang fakih madzhab Syafi’i di Masjid al-Manshur, Baghdad. Ia berguru ilmu kalam dari al-Jubba’i, seorang ketua Mu’tazilah di Bashrah.
Dalam kitab al-Ibanah, Abu Hasan al-Asy’ari menjelaskan bahwa dia berpegang pada madzhab Ahmad bin Hambal. Abu Hasan al-Asy’ari menjelaskan bahwa dia menolak pemikirian Mu’tazilah, Qadariyah, Jahmiyah, Hururiyah, Rafidhah, dan Murji’ah. Dalam beragama dia berpegang pada al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari para shahabat, tabiin, serta imam jago hadits.
B. Tokoh Aliran Asy’ariyah.
1. Al-Ghazali (450-505 H/ 1058-1111M)
2. Al-Imam Fakhrurrazi (544-606H/ 1150-1210)
3. Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418/1027)
4. Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqilani (328-402 H/950-1013 M)
5. Abu Ishaq asy-Syirazi (293-476 H/ 1003-1083 M)
C. Doktrin Ajaran Aliran Asy’ariyah.
1. Sifat-sifat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan mempunyai sifat sebagaimana disebut di dalam al-Quran, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, qadīm, dan bangkit di atas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat dewa dan bukan pula lain dari zatnya.
2. Al-Quran.
Menurutnya, al-Quran ialah qadīm dan bukan makhluk diciptakan.
3. Melihat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan sanggup dilihat dengan mata oleh insan di alam abadi nanti.
4. Perbuatan Manusia.
Menurutnya, perbuatan insan diciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh insan itu sendiri.
5. Keadilan Tuhan.
Menurutnya, dewa tidak mempunyai kewajiban apapun untuk memilih daerah insan di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak dewa alasannya ialah Tuhan Maha Kuasa atas segalanya.
6. Muslim yang berbuat Dosa.
Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat di tamat hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
Pengikut Asy’ari yang terpenting dan terbesar pengaruhnya pada umat Islam yang beraliran Ahlussunnah wal jamaah ialah Imam al-Ghazali. Tampaknya paham teologi cenderung kembali pada paham-paham Asy’ari. Al-Ghazali meyakini bahwa:
a) Tuhan mempunyai sifat-sifat qadīm yang tidak identik dengan zat Tuhan dan mempunyai wujud di luar zat.
b) Al-Quran bersifat qadīm dan tidak diciptakan.
c) Mengenai perbuatan manusia, Tuhanlah yang membuat daya dan perbuatan.
d) Tuhan sanggup dilihat lantaran tiap-tiap yang mempunyai wujud niscaya sanggup dilihat.
e) Tuhan tidak berkewajiban menjaga kemaslahatan (aṣ-ṣalah wal aṣlah) manusia, tidak wajib memberi ganjaran pada manusia, dan bahkan Tuhan boleh memberi beban yang tak sanggup dipikul kepada manusia.
Aliran Asy`ariyah ialah sebuah paham iman yang dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asy`ari. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa al-Asy’ari. Kelompok Asy’ariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan demikian dia menjadi pendiri madzhab Asy’ariyah.
Abul Hasan al-Asya’ari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan meninggal dunia di Baghdad pada tahun 324 H/936 M. Ia berguru kepada Abu Ishaq al-Marwazi, seorang fakih madzhab Syafi’i di Masjid al-Manshur, Baghdad. Ia berguru ilmu kalam dari al-Jubba’i, seorang ketua Mu’tazilah di Bashrah.
Dalam kitab al-Ibanah, Abu Hasan al-Asy’ari menjelaskan bahwa dia berpegang pada madzhab Ahmad bin Hambal. Abu Hasan al-Asy’ari menjelaskan bahwa dia menolak pemikirian Mu’tazilah, Qadariyah, Jahmiyah, Hururiyah, Rafidhah, dan Murji’ah. Dalam beragama dia berpegang pada al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari para shahabat, tabiin, serta imam jago hadits.
B. Tokoh Aliran Asy’ariyah.
1. Al-Ghazali (450-505 H/ 1058-1111M)
2. Al-Imam Fakhrurrazi (544-606H/ 1150-1210)
3. Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418/1027)
4. Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqilani (328-402 H/950-1013 M)
5. Abu Ishaq asy-Syirazi (293-476 H/ 1003-1083 M)
C. Doktrin Ajaran Aliran Asy’ariyah.
1. Sifat-sifat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan mempunyai sifat sebagaimana disebut di dalam al-Quran, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, qadīm, dan bangkit di atas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat dewa dan bukan pula lain dari zatnya.
2. Al-Quran.
Menurutnya, al-Quran ialah qadīm dan bukan makhluk diciptakan.
3. Melihat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan sanggup dilihat dengan mata oleh insan di alam abadi nanti.
4. Perbuatan Manusia.
Menurutnya, perbuatan insan diciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh insan itu sendiri.
5. Keadilan Tuhan.
Menurutnya, dewa tidak mempunyai kewajiban apapun untuk memilih daerah insan di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak dewa alasannya ialah Tuhan Maha Kuasa atas segalanya.
6. Muslim yang berbuat Dosa.
Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat di tamat hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
Pengikut Asy’ari yang terpenting dan terbesar pengaruhnya pada umat Islam yang beraliran Ahlussunnah wal jamaah ialah Imam al-Ghazali. Tampaknya paham teologi cenderung kembali pada paham-paham Asy’ari. Al-Ghazali meyakini bahwa:
a) Tuhan mempunyai sifat-sifat qadīm yang tidak identik dengan zat Tuhan dan mempunyai wujud di luar zat.
b) Al-Quran bersifat qadīm dan tidak diciptakan.
c) Mengenai perbuatan manusia, Tuhanlah yang membuat daya dan perbuatan.
d) Tuhan sanggup dilihat lantaran tiap-tiap yang mempunyai wujud niscaya sanggup dilihat.
e) Tuhan tidak berkewajiban menjaga kemaslahatan (aṣ-ṣalah wal aṣlah) manusia, tidak wajib memberi ganjaran pada manusia, dan bahkan Tuhan boleh memberi beban yang tak sanggup dipikul kepada manusia.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pengertian aliran Asy’ariyah, tokoh dan iman aliran Aliran Asy’ariyah. Sumber Buku Ilmu Kalam Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.