Kitab Hadis Mu’Tabarah | Mengenal Kitab Sunan Ibnu Majah

Salah satu dari karya terbesar Imam Ibnu Majah ialah Sunan Ibnu Majah. Nama asal Sunan Ibnu Majah ialah as-Sunan. Nama ini telah dipakai sendiri oleh Ibnu Majah, tetapi kemudian ia memandang bahwa al-Sunan itu terlalu umum alasannya ialah terdapat juga kitab-kitab hadis lain yang dinamakan al- Sunan. Maka dengan itu, dihubungkan nama kitab kepada penyusunnya dan dinamakan Sunan Ibnu Majah. Kitab yang terdiri dari empat jilid ini ialah salah satu karya Ibnu Majah yang masih beredar hingga sekarang. Beliau menyusun sunan menjadi beberapa kitab dan bab. Kitab ini disusun secara baik dan indah berdasarkan sistematika fiqih. Beliau memulai sunan ini dengan penggalan mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Dalam penggalan ini dia membahas hadis yang mengatakan kekuatan sunnah, kewajiban untuk mengikuti dan mengamalkannya.

Sebagian ulama sudah setuju bahwa kitab hadis yang pokok ada lima (Kutub al Khamsah), yaitu Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan an Nasa’i, Sunan at-Tirmidzi. Mereka tidak memasukkan Sunan Ibnu Majah mengingat derajat kitab ini lebih rendah dari lima kitab tersebut. Tetapi sebagian ulama yang lain menetapkan enam kitab hadis pokok, dengan menambah Sunan Ibnu Majah sehingga populer dengan sebutan Kutub al- Sittah (enam kitab hadis).

Ulama pertama yang mengakibatkan kitab Sunan Ibnu Majah sebagai kitab keenam ialah al-Hafiz  Abdul Fadli Muhammad bin Tahir al-Maqdisi (w. 507 H) dalam kitabnya At raf al-Kutub al-Sittah dan dalam risalahnya Syurut al-A’immah as- Sittah. Pendapat ini kemudian diikuti oleh al Hafiz Abdul Gāni bin al-Wahid al-Maqdisi (w. 600 H) dalam kitabnya al- Ikmal fi Asma’ ar-Rijal. Pendapat mereka inilah yang diikuti oleh sebagian besar ulama.

Mereka memasukkan Sunan Ibnu Majah sebagai kitab keenam tetapi tidak memasukkan al-Muwatta’ Imam Malik. Padahal kitab ini lebih shahih daripada kitab milik Ibnu Majah. Hal ini dikarenakan di dalam Sunan Ibnu Majah banyak terdapat hadis yang tidak tercantum dalam Kutub al-Khamsah, sedangkan hadis yang terdapat di dalam al-Muwatta’ seluruhnya sudah termaktub dalam Kutub al-Khamsah. Sebenarnya derajat al-Muwatta’ lebih tinggi dari Sunan Ibnu Majah.

Sunan Ibnu Majah merupakan karya terbesar beliau. Dalam kitabnya itu, Ibnu Majah telah meriwayatkan sebanyak 4000-an hadis menyerupai yang diungkapkan Muhammad Fuad Abdul Baqi, penulis buku Mu’jam Al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an (Indeks AlQur’an), jumlah hadis dalam kitab Sunan Ibnu Majah sebanyak 4.341 buah hadis. Sebanyak 3002 di antaranya termaktub dalam lima kitab kumpulan hadis yang lain. Ia bukan hanya meliputi aturan Islam, namun masalah-masalah akidah dan muamalat. Sunan Ibnu Majah berisi hadis sahih, hasan dan daif bahkan hadis munkar dan maudu’, meskipun jumlahnya kecil.

Seperti sunan yang lain, Sunan Ibnu Majah juga di-syarah-i oleh beberapa orang ulama yang terkenal, di antaranya:

Misbaḥ az-Zujajah `ala Sunan Ibnu Majah karya as-Suyuti (w. 911 H)
Al-‘Ilam bi Sunanih alaihi as-Salam, karya al-Mugtalatai (w. 726)
Kifayat al-Hajat fi Syarh Ibnu Majah karya Abi al-Hassan bin Abdul Hadi as-Sindi (w. 1136 H).
Syarh Sunan Ibnu Majah karya al-Kamaluddin Muhammad bin Musa (w. 808 H)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal mengenal kitab Sunan Ibnu Majah. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Hadis Ilmu Hadis Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel