Kisah Perjaka Istiqamah Penyebab Orang Banyak Menjadi Beriman
Thursday, April 16, 2020
Edit
Alkisah di ceritakan dalam sebuah hadits yang diriwiyatkan oleh imam Muslim bahwa ada seorang pemudah yang teguh pendiriannya untuk selalu beriman kepada Allah Swt. walaupun dengan banyak sekali bahaya dari sang raja waktu itu. Kisah tersebut selengkapnya sebagai berikut,
Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Dulu, sebelum kalian ada seorang raja, ia mempunyai tukang sihir, ketika tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: 'Aku sudah tua, kirimlah seorang perjaka kepadaku untuk saya ajari sihir.'
Lalu seorang perjaka tiba padanya, ia mengajarkan sihir kepada perjaka itu. (Jarak) antara tukang sihir dan si raja terdapat seorang rahib. Si perjaka itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum akan kata-kata si rahib itu sehingga kalau tiba ke si penyihir niscaya dipukul, Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib, ia berkata: 'Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakan: 'Keluargaku menahanku, ' dan kalau kau takut pada keluargamu, katakan: 'Si tukang sihir menahanku.'
Saat ibarat itu, pada suatu hari ia mendekati sebuah binatang yang besar yang menghalangi jalanan orang, ia berkata, 'Hari ini saya akan tahu, apakah tukang sihir lebih baik ataukah pendeta lebih baik.'
Ia mengambil kerikil kemudian berkata: 'Ya Allah, kalau urusan si rahib lebih Engkau sukai dari pada tukang sihir itu maka bunuhlah binatang ini hingga orang sanggup lewat.' Ia melemparkan kerikil itu dan membunuhnya, orang-orang pun sanggup lewat.
Ia memberitahukan hal itu kepada si rahib. Si rahib berkata: 'Anakku, ketika ini engkau lebih baik dariku dan urusanmu telah hingga ibarat yang saya lihat, engkau akan mendapat ujian, kalau kau mendapat ujian jangan menawarkan padaku.'
Si perjaka itu sanggup menyembuhkan orang buta dan banyak sekali penyakit. Salah seorang sahabat raja yang buta kemudian ia mendengarnya, ia mendatangi perjaka itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: 'Sembuhkan saya dan kau akan mendapat yang saya kumpulkan disini.'
Pemuda itu berkata: 'Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah, kalau kau beriman padaNya, saya akan berdoa kepadaNya supaya menyembuhkanmu.'
Teman si raja itu pun beriman kemudian si perjaka itu berdoa kepada Allah kemudian ia pun sembuh. Teman raja itu kemudian mendatangi raja kemudian duduk didekatnya. Si raja berkata: 'Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu? '
Orang itu menjawab: 'Rabbku.' Si raja berkata: 'Kau punya Rabb selainku? '
Orang itu berkata: 'Rabbku dan Rabbmu yakni Allah.' Si raja menangkapnya kemudian menyiksanya hingga ia menawarkan pada perjaka itu kemudian perjaka itu didatangkan, Raja berkata: 'Hai anakku, sihirmu yang sanggup menyembuhkan orang buta, sopak dan kau melaksanakan ini dan itu.'
Pemuda itu berkata: 'Bukan saya yang menyembuhkan, yang menyembuhkan hanya Allah.' Si raja menangkapnya dan terus menyiksanya ia menawarkan kepada si rahib. Si raja mendatangi si rahib, rahib pun didatangkan kemudian dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu.' Si rahib tidak mau kemudian si raja meminta gergaji kemudian diletakkan sempurna ditengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah.
Setelah itu sahabat si raja didatangkan dan dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu.' Si rahib tidak mau kemudian si raja meminta gergaji kemudian diletakkan sempurna ditengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah.
Setelah itu perjaka didatangkan kemudian dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu.'
Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: 'Bawalah ia ke gunung ini dan ini, bawalah ia naik, kalau ia mau meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan kalau tidak mau, lemparkan dari atas gunung.'
Mereka membawanya ke puncak gunung kemudian perjaka itu berdoa: اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ 'Ya Allah, cukupilah saya dari mereka sekehendakMu.'
Ternyata gunung mengguncang mereka dan mereka semua jatuh. Pemuda itu kembali pulang hingga tiba dihadapan raja. Raja bertanya: 'Bagaimana kondisi kawan-kawanmu? '
Pemuda itu menjawab: 'Allah mencukupiku dari mereka.'
Lalu si raja menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: 'Bawalah ia ke sebuah bahtera kemudian kirim ke tengah laut, kalau ia mau meninggalkan agamanya (bawalah ia pulang) dan kalau ia tidak mau meninggalkannya, lemparkan dia.'
Mereka membawanya ke tengah maritim kemudian perjaka itu berdoa: اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ 'Ya Allah, cukupilah saya dari mereka sekehendakMu.'
Ternyata perahunya terbalik dan mereka semua tenggelam. Pemuda itu pulang hingga tiba dihadapan raja, raja bertanya: Bagaimana keadaan teman-temanmu? '
Pemuda itu menjawab: 'Allah mencukupiku dari mereka.' Setelah itu ia berkata kepada raja: 'Kau tidak akan sanggup membunuhku hingga kau mau melaksanakan yang saya perintahkan, ' Raja bertanya: 'Apa yang kau perintahkan? '
Pemuda itu berkata: 'Kumpulkan semua orang ditanah luas kemudian saliblah saya diatas pelepah, ambillah anak panah dari sarung panahku kemudian ucapkan: 'Dengan nama Allah, Rabb perjaka ini.' Bila kau melakukannya kau akan membunuhku.'
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah ditengah-tengah panah kemudian melesakkannya seraya berkata: 'Dengan nama Allah, Rabb perjaka ini.' Anak panah di lesakkan ke pelipis perjaka itu kemudian perjaka meletakkan tangannya ditempat panah menancap kemudian mati.
Orang-orang berkata: 'Kami beriman dengan Rabb perjaka itu.' Kemudian didatangkan kepada raja dan dikatakan padanya: 'Tahukah kau akan sesuatu yang kau khawatirkan, demi Allah sekarang telah menimpamu. Orang-orang beriman seluruhnya.'
Si raja kemudian memerintahkan menciptakan parit di jalanan kemudian disulut api. Raja berkata: 'Siapa pun yang tidak meninggalkan agamanya, pangganglah didalamnya.'
Mereka melakukannya hingga datanglah seorang perempuan bersama anaknya, tampaknya ia hendak mundur supaya tidak terjatuh dalam kubangan api kemudian si bayi itu berkata: 'Ibuku, bersabarlah, sebenarnya engkau berada diatas kebenaran." (HR. Muslim 5327)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana kisah perjaka Istiqamah penyebab orang menjadi beriman. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Dulu, sebelum kalian ada seorang raja, ia mempunyai tukang sihir, ketika tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: 'Aku sudah tua, kirimlah seorang perjaka kepadaku untuk saya ajari sihir.'
Lalu seorang perjaka tiba padanya, ia mengajarkan sihir kepada perjaka itu. (Jarak) antara tukang sihir dan si raja terdapat seorang rahib. Si perjaka itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum akan kata-kata si rahib itu sehingga kalau tiba ke si penyihir niscaya dipukul, Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib, ia berkata: 'Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakan: 'Keluargaku menahanku, ' dan kalau kau takut pada keluargamu, katakan: 'Si tukang sihir menahanku.'
Saat ibarat itu, pada suatu hari ia mendekati sebuah binatang yang besar yang menghalangi jalanan orang, ia berkata, 'Hari ini saya akan tahu, apakah tukang sihir lebih baik ataukah pendeta lebih baik.'
Ia mengambil kerikil kemudian berkata: 'Ya Allah, kalau urusan si rahib lebih Engkau sukai dari pada tukang sihir itu maka bunuhlah binatang ini hingga orang sanggup lewat.' Ia melemparkan kerikil itu dan membunuhnya, orang-orang pun sanggup lewat.
Ia memberitahukan hal itu kepada si rahib. Si rahib berkata: 'Anakku, ketika ini engkau lebih baik dariku dan urusanmu telah hingga ibarat yang saya lihat, engkau akan mendapat ujian, kalau kau mendapat ujian jangan menawarkan padaku.'
Si perjaka itu sanggup menyembuhkan orang buta dan banyak sekali penyakit. Salah seorang sahabat raja yang buta kemudian ia mendengarnya, ia mendatangi perjaka itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: 'Sembuhkan saya dan kau akan mendapat yang saya kumpulkan disini.'
Pemuda itu berkata: 'Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah, kalau kau beriman padaNya, saya akan berdoa kepadaNya supaya menyembuhkanmu.'
Teman si raja itu pun beriman kemudian si perjaka itu berdoa kepada Allah kemudian ia pun sembuh. Teman raja itu kemudian mendatangi raja kemudian duduk didekatnya. Si raja berkata: 'Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu? '
Orang itu menjawab: 'Rabbku.' Si raja berkata: 'Kau punya Rabb selainku? '
Orang itu berkata: 'Rabbku dan Rabbmu yakni Allah.' Si raja menangkapnya kemudian menyiksanya hingga ia menawarkan pada perjaka itu kemudian perjaka itu didatangkan, Raja berkata: 'Hai anakku, sihirmu yang sanggup menyembuhkan orang buta, sopak dan kau melaksanakan ini dan itu.'
Pemuda itu berkata: 'Bukan saya yang menyembuhkan, yang menyembuhkan hanya Allah.' Si raja menangkapnya dan terus menyiksanya ia menawarkan kepada si rahib. Si raja mendatangi si rahib, rahib pun didatangkan kemudian dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu.' Si rahib tidak mau kemudian si raja meminta gergaji kemudian diletakkan sempurna ditengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah.
Setelah itu sahabat si raja didatangkan dan dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu.' Si rahib tidak mau kemudian si raja meminta gergaji kemudian diletakkan sempurna ditengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah.
Setelah itu perjaka didatangkan kemudian dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu.'
Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: 'Bawalah ia ke gunung ini dan ini, bawalah ia naik, kalau ia mau meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan kalau tidak mau, lemparkan dari atas gunung.'
Mereka membawanya ke puncak gunung kemudian perjaka itu berdoa: اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ 'Ya Allah, cukupilah saya dari mereka sekehendakMu.'
Ternyata gunung mengguncang mereka dan mereka semua jatuh. Pemuda itu kembali pulang hingga tiba dihadapan raja. Raja bertanya: 'Bagaimana kondisi kawan-kawanmu? '
Pemuda itu menjawab: 'Allah mencukupiku dari mereka.'
Lalu si raja menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: 'Bawalah ia ke sebuah bahtera kemudian kirim ke tengah laut, kalau ia mau meninggalkan agamanya (bawalah ia pulang) dan kalau ia tidak mau meninggalkannya, lemparkan dia.'
Mereka membawanya ke tengah maritim kemudian perjaka itu berdoa: اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ 'Ya Allah, cukupilah saya dari mereka sekehendakMu.'
Ternyata perahunya terbalik dan mereka semua tenggelam. Pemuda itu pulang hingga tiba dihadapan raja, raja bertanya: Bagaimana keadaan teman-temanmu? '
Pemuda itu menjawab: 'Allah mencukupiku dari mereka.' Setelah itu ia berkata kepada raja: 'Kau tidak akan sanggup membunuhku hingga kau mau melaksanakan yang saya perintahkan, ' Raja bertanya: 'Apa yang kau perintahkan? '
Pemuda itu berkata: 'Kumpulkan semua orang ditanah luas kemudian saliblah saya diatas pelepah, ambillah anak panah dari sarung panahku kemudian ucapkan: 'Dengan nama Allah, Rabb perjaka ini.' Bila kau melakukannya kau akan membunuhku.'
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah ditengah-tengah panah kemudian melesakkannya seraya berkata: 'Dengan nama Allah, Rabb perjaka ini.' Anak panah di lesakkan ke pelipis perjaka itu kemudian perjaka meletakkan tangannya ditempat panah menancap kemudian mati.
Orang-orang berkata: 'Kami beriman dengan Rabb perjaka itu.' Kemudian didatangkan kepada raja dan dikatakan padanya: 'Tahukah kau akan sesuatu yang kau khawatirkan, demi Allah sekarang telah menimpamu. Orang-orang beriman seluruhnya.'
Si raja kemudian memerintahkan menciptakan parit di jalanan kemudian disulut api. Raja berkata: 'Siapa pun yang tidak meninggalkan agamanya, pangganglah didalamnya.'
Mereka melakukannya hingga datanglah seorang perempuan bersama anaknya, tampaknya ia hendak mundur supaya tidak terjatuh dalam kubangan api kemudian si bayi itu berkata: 'Ibuku, bersabarlah, sebenarnya engkau berada diatas kebenaran." (HR. Muslim 5327)