4 Makna Tauhid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Monday, June 15, 2020
Edit
a. Membebaskan Manusia dari Belenggu Kepercayaan Palsu.
Islam dengan konsep tauhidnya tiba tidak kenal kompromi. Seorang muslim harus bisa menghilangkan (negasi) segala bentuk ketergantungan (dependensi) terhadap benda-benda dan memandangnya sebagai benda apa adanya, benda-benda yang seharusnya ditundukkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup insan sehari-hari.
Manusia dengan potensi indera dan akalnya diperintah untuk memikirkan alam ini, dari proses awal terciptanya, hukum-hukum yang mengitarinya, dan cara menguasai dan menggunakannya. Ayat yang menunjuk kepada fenomena alam, dan hampir seluruh ayat tersebut memerintahkan untuk mempelajari hal-hal yang bekerjasama dengan penciptaan alam dan perintah merenungkannya, bukan untuk disembah.
“Dia menumbuhkan bagi kau dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. an-Naḥl : 11)
b. Semangat Pembebasan Diri (Self Liberation).
Tauhid berkaitan dengan perilaku percaya atau beriman kepada Allah Swt, namun Tauhid sebagai verbal iman, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah Swt itu Esa, tetapi juga menyangkut pengertian yang benar perihal siapa Tuhan yang benar itu, dan bagaimana bersikap kepada- Nya, dan kepada objek-objek selain Dia.
“Sembahlah Allah dan janganlah kau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun." (QS. an-Nisa' : 36)
c. Persamaan (Emansipasi) Harkat dan Martabat Kemanusiaan.
Manusia yakni makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia juga merupakan puncak kreasi Allah Swt. Hal ini mengatakan bahwa insan mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat luar biasa. Namun demikian, insan juga mempunyai potensi untuk terdegradasi menjadi sangat rendah.
Agar tetap terjaga harkat dan martabat kemanusiaannya, insan harus menyelamatkan imannya dengan tetap menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berarti, dengan hanya menghambakan diri kepada Tuhan, insan akan mendapat kepribadiannya yang utuh dan integral.
“Sesungguhnya Kami telah membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ia ke daerah yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS. at-Tin :4-5)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal 4 makna tauhid dalam kehidupan. Sumber buku Siswa Kelas X MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Islam dengan konsep tauhidnya tiba tidak kenal kompromi. Seorang muslim harus bisa menghilangkan (negasi) segala bentuk ketergantungan (dependensi) terhadap benda-benda dan memandangnya sebagai benda apa adanya, benda-benda yang seharusnya ditundukkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup insan sehari-hari.
Manusia dengan potensi indera dan akalnya diperintah untuk memikirkan alam ini, dari proses awal terciptanya, hukum-hukum yang mengitarinya, dan cara menguasai dan menggunakannya. Ayat yang menunjuk kepada fenomena alam, dan hampir seluruh ayat tersebut memerintahkan untuk mempelajari hal-hal yang bekerjasama dengan penciptaan alam dan perintah merenungkannya, bukan untuk disembah.
يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dia menumbuhkan bagi kau dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. an-Naḥl : 11)
b. Semangat Pembebasan Diri (Self Liberation).
Tauhid berkaitan dengan perilaku percaya atau beriman kepada Allah Swt, namun Tauhid sebagai verbal iman, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah Swt itu Esa, tetapi juga menyangkut pengertian yang benar perihal siapa Tuhan yang benar itu, dan bagaimana bersikap kepada- Nya, dan kepada objek-objek selain Dia.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun." (QS. an-Nisa' : 36)
c. Persamaan (Emansipasi) Harkat dan Martabat Kemanusiaan.
Manusia yakni makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia juga merupakan puncak kreasi Allah Swt. Hal ini mengatakan bahwa insan mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat luar biasa. Namun demikian, insan juga mempunyai potensi untuk terdegradasi menjadi sangat rendah.
Agar tetap terjaga harkat dan martabat kemanusiaannya, insan harus menyelamatkan imannya dengan tetap menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berarti, dengan hanya menghambakan diri kepada Tuhan, insan akan mendapat kepribadiannya yang utuh dan integral.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
“Sesungguhnya Kami telah membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ia ke daerah yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS. at-Tin :4-5)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal 4 makna tauhid dalam kehidupan. Sumber buku Siswa Kelas X MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.