Sifat-Sifat Yang Kuasa Fatwa Syi’Ah Rafidhah
Monday, June 15, 2020
Edit
Sebagian besar tokoh syi’ah menilai bahwa pengetahuan itu bersifat baru, tidak qadim. Mereka beropini bahwa ilahi tidak tahu terhadap sesuatu sebelum kemunculannya. Sebagian dari mereka beropini bahwa ilahi tidak bersifat tahu terhadap sesuatu sebelum ilahi menghendakinya.
Ketika ilahi menghendaki sesuatu, ilahi pun bersifat tahu. Jika ilahi tidak menghendaki, maka ilahi tidak bersifat tahu. oleh jadinya mereka menolak bahwa ilahi senantiasa bersifat tahu. Makna ilahi berkehendak berdasarkan mereka ialah bahwa ilahi mengeluarkan gerakan (taharraka harkah). Ketika gerakan itu muncul, ilahi bersifat tahu terhadap sesuatu itu.
Sebagian dari mereka beropini bahwa pengetahuan merupakan sifat zat ilahi dan bahwa ilahi tahu wacana diriNya sendiri, tetapi ilahi tidak sanggup di sifati tahu terhadap sesuatu sebelum sesuatu itu ada. Sebagian yang lain beropini bahwa ilahi senantiasa mengetahui dan pengetahuanNya merupakan sifat zatNya. Tuhan tidak sanggup bersifat tahu terhadap sesuatu sebelum sesuatu itu ada, sebagaimana insan tidak sanggup bersifat melihat dan mendengar sesuatu sebelum bertemu dengan sesuatu itu sendiri.
Mayoritas tokoh syi’ah rafidhah mensifati ilahi dengan bada (perubahan). Mereka beranggapan bahwa ilahi mengalami banyak perubahan. Sebagian mereka menyampaikan bahwa ilahi terkadang memerintahkan sesuatu kemudian mengubahnya. Terkadang ilahi menghendaki melaksanakan sesuatu kemudian mengurungkannya alasannya ialah ada perubahan pada diriNya. Perubahan ini bukan dalam arti naskh, tetapi dalam arti bahwa pada waktu yang pertama ilahi tidak tahu apa yang akan terjadi pada waktu yang kedua.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana sifat-sifat ilahi berdasarkan fatwa Syi’ah Rafidhah. Sumber buku Siswa Kelas XII MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.