Peradaban Bangsa Arab Sebelum Adanya Agama Islam
Monday, June 8, 2020
Edit
a. Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy Sebelum Islam.
Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini pemikiran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “hanif” artinya benar dan lurus. Karena itu semenjak dulu, pemikiran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab.
Pembauran dan pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, pemikiran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul aneka macam pemikiran yang mewaspadai dan akibatnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai.
Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menimbulkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa yang meninggalkan kota Mekkah harus membawa kerikil yang diambil dari batu-batu yang ada di tanah Haram Ka’bah.
Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan untuk mengatakan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakan kerikil itu dan bertawaf mengelilinginya menyerupai mengelilingi Ka’bah. Proses ini berlangsung terus menerus dan akibatnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah tiba ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar berjulukan Hubal yang terbuat dari kerikil akik berwarna merah berbentuk patung manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu.
Di samping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain menyerupai al-Latta tempatnya di Thaif, berdasarkan Tsaqif (penduduk Thaif) al-Latta ini yaitu berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz kedudukannya setelah Hubal, Manath, tempatnya di erat kota Madinah Manath ini dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
1. Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu yaitu putera-puteri Tuhan.
2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat jin yang populer dengan nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di tempat itu semoga selamat dan terhindar dari segala bencana.
3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang yaitu matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arcaarca yang terbuat dari batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk kemudian mereka sembah.
5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula - mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as. Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira kala ke-4 M, agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab lantaran menerima derma dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
1. Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul lantaran ular menggigit usus manusia.
2. Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah kekuatan.
3. Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing.
b. Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh lantaran itu banyak penduduk yang hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk binatang ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami tempat subur di sekitar oase menyerupai Thaif . Di tempat ini mereka menanam buahbuahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh lantaran itu, bangsa Arab Quraisy sangat populer dalam dunia perdagangan. Mereka melaksanakan perjalanan dagang pada dua demam isu dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada demam isu panas dan ke Yaman pada demam isu dingin.
Di kota Mekkah terdapat sentra perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, menyerupai Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak mempunyai sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang mengurusi problem mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah bisa berbagi ilmu pengetahuan. Hal ini contohnya sanggup dilihat dari aneka macam ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu.
Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan yaitu astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab berguru banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam populer pemberani di dalam membela pendirian. Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan sikap sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minumminuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering mengakibatkan peperangan antar suku. Yang lebih jelek lagi moralnya yaitu adanya suku Arab yang mengubur bayi wanita mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak wanita itu tidak berkhasiat dan hanya menysahkan orang tua. Oleh lantaran itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melaksanakan perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu yaitu suku bani Tamim dan suku bani Asad.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz. Salah satu dari dampak syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu sanggup meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan seseorang yang tadinya terhormat.
Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya yaitu Khithabah. Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Para mahir pidato pada ketika itu mereka menerima derajat tinggi menyerupai para penyair.
Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah yaitu mengadakan majelis atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar gosip dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang bangun di samping Ka’bah sebagian dari nadwah mereka.
Begitulah spesialis sejarah Islam, Ahmad Amin seorang sejarahwan islam memberi definisi wacana kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah diketahui bahwa itu benar. Makara jahiliyah bukanlah Jahl yang berarti bodoh.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana peradaban bangsa Arab sebelum adanya agama Islam. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini pemikiran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “hanif” artinya benar dan lurus. Karena itu semenjak dulu, pemikiran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab.
Pembauran dan pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, pemikiran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul aneka macam pemikiran yang mewaspadai dan akibatnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai.
Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menimbulkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa yang meninggalkan kota Mekkah harus membawa kerikil yang diambil dari batu-batu yang ada di tanah Haram Ka’bah.
Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan untuk mengatakan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakan kerikil itu dan bertawaf mengelilinginya menyerupai mengelilingi Ka’bah. Proses ini berlangsung terus menerus dan akibatnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah tiba ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar berjulukan Hubal yang terbuat dari kerikil akik berwarna merah berbentuk patung manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu.
Di samping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain menyerupai al-Latta tempatnya di Thaif, berdasarkan Tsaqif (penduduk Thaif) al-Latta ini yaitu berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz kedudukannya setelah Hubal, Manath, tempatnya di erat kota Madinah Manath ini dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
1. Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu yaitu putera-puteri Tuhan.
2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat jin yang populer dengan nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di tempat itu semoga selamat dan terhindar dari segala bencana.
3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang yaitu matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arcaarca yang terbuat dari batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk kemudian mereka sembah.
5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula - mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as. Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira kala ke-4 M, agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab lantaran menerima derma dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
1. Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul lantaran ular menggigit usus manusia.
2. Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah kekuatan.
3. Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing.
b. Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh lantaran itu banyak penduduk yang hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk binatang ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami tempat subur di sekitar oase menyerupai Thaif . Di tempat ini mereka menanam buahbuahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh lantaran itu, bangsa Arab Quraisy sangat populer dalam dunia perdagangan. Mereka melaksanakan perjalanan dagang pada dua demam isu dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada demam isu panas dan ke Yaman pada demam isu dingin.
Di kota Mekkah terdapat sentra perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, menyerupai Zulqa’dah, Zulhijjah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak mempunyai sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang mengurusi problem mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah bisa berbagi ilmu pengetahuan. Hal ini contohnya sanggup dilihat dari aneka macam ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu.
Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan yaitu astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab berguru banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam populer pemberani di dalam membela pendirian. Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan sikap sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minumminuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering mengakibatkan peperangan antar suku. Yang lebih jelek lagi moralnya yaitu adanya suku Arab yang mengubur bayi wanita mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak wanita itu tidak berkhasiat dan hanya menysahkan orang tua. Oleh lantaran itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melaksanakan perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu yaitu suku bani Tamim dan suku bani Asad.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz. Salah satu dari dampak syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu sanggup meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan seseorang yang tadinya terhormat.
Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya yaitu Khithabah. Di samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Para mahir pidato pada ketika itu mereka menerima derajat tinggi menyerupai para penyair.
Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah yaitu mengadakan majelis atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar gosip dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang bangun di samping Ka’bah sebagian dari nadwah mereka.
Begitulah spesialis sejarah Islam, Ahmad Amin seorang sejarahwan islam memberi definisi wacana kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah diketahui bahwa itu benar. Makara jahiliyah bukanlah Jahl yang berarti bodoh.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana peradaban bangsa Arab sebelum adanya agama Islam. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.