Biografi Usman Bin Affan, Proses Pengangkatan Dan Gaya Kepemimpinan Usman Bin Affan
Monday, June 8, 2020
Edit
Usman bin Affan enam tahun lebih muda dari pada Nabi. Kabilahnya Bani Umayyah, merupakan kabilah Quraisy yang dihormati sebab kekayaannya. Kekayaan tersebut mereka peroleh dari usaha perdagangan. Keluarga Usman juga kaya raya. Pada usia remaja, Usman sudah mulai menjalankan usaha dagangnya ke banyak sekali negeri. Abu Bakar, salah satu teman nabi dan sebagai teman dagang. Lewat Abu Bakar inilah Usman masuk Islam.
Akhirnya Usman mendapatkan undangan Rasulullah Saw memeluk Islam tanpa ragu.Tidak berapa lama, Usman menikah dengan Ruqayah, putri Rasululah Saw.. Keimanannya tak pernah goyah bahkan ketika ia disiksa oleh salah seorang pamannya dari Bani Umayyah untuk meninggalkan Islam dan kembali ke pangkuan agama nenek moyang.
Selain sifatnya lemah lembut dan tutur katanya halus, Usman seorang lakilaki pemalu. Suatu ketika, Rasulullah bersabda: “Hai umatku yang paling aib yaitu Usman bin Affan”. Karena kelembutannya banyak orang menyayangi Usman. Karena pemalu, Usman disegani dan dihormati banyak orang.
Gambaran populer mengenai Usman yaitu kedermawanannya, sehingga orang akan menyampaikan boros. Yang jelas, beliau selalu siap mendermawankan hartanya yang melimpah sama sekali tidak mengakibatkan Usman kikir. Ia pernah menyumbangkan 300 ekor unta dan uang 1000 dinar ketika Nabi Saw menyeru kaum muslimin untuk melaksanakan ekspedisi ke Tabuk menghadapi tentara Byzantium.
Sejak masuk Islam , Usman tidak sanggup dipisahkan dari usaha menegakkan agama Islam. Karena mendapatkan permusuhan yang sengit dari penduduk Mekkah, Rasulullah Saw menyuruh kaum muslimin hijrah ke Habsyi. Bersama istrinya, Usman melaksanakan hijrah ke Habsyi.
Di hadapan Rasulullah Saw Usman memiliki kedudukan mulia. Nabi Saw sangat mengagumi ketampanan Usman. dan kemuliaan kecerdikan pekertinya. Karena itulah sehabis Ruqayah wafat, Nabi Saw menikahkan Usman dengan Ummu Kulsum salah satu putri Rasulullah Saw. Pernikahannya dengan dua putri Nabi inilah yang mengakibatkan Usman dijuluki Dzun Nurain yang artinya pemilik dua cahaya. Sayangnya kesepakatan nikah dengan Umu Kulsum juga tidak terlalu usang sebab Ummu kulsum meninggal terlebih dahulu. Bagitu sayangnya Nabi kepada Usman maka Nabi pernah berkata, “Seandainya saya punya putri yang lain lagi, niscaya akan saya nikahkan juga dengan Usman”.
Kedudukan Usman yang begitu mulia di sisi Nabi membuatnya sangat dihormati oleh kaum muslimin. Pada masa Abu Bakar dan Umar, pendapat Usman senantiasa didengarkan dan diperhatikan. Tidaklah mengherankan kalau Umar bin Khatab menunjuknya sebagai salah satu anggota Dewan syura. Lewat Dewan Syura itu pula Usman diangkat sebagai khalifah ketiga.
Proses Pengangkatan dan Gaya Kepemimpinan Usman bin Affan.
Pada hari rabu waktu Subuh, 4 Dzulhijjah 23 H, khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid mengalami nasib naas. Ditikam oleh seorang budak dari Persia milik Mughirah bin Syu’bah yang berjulukan Abu Lu’lu’ah Fairuz.
Setelah penikaman, Umar masih bertahan selama beberapa hari . Dalam keadaan sakit, ia membentuk sebuah dewan yang beranggotakan enam orang yaitu antara lain Abdurrahman bin Auf , Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan. Dewan inilah yang dikenal dengan sebutan Dewan Syura. Keenam anggota Dewan Syura yaitu para teman Nabi paling terkemuka yang masih hidup sampai dikala itu. Mereka semua harus bersidang untuk memilih siapa di antara mereka yang menggantikan kedudukan Umar sebagai khalifah.
Sepeninggalan Umar bin Khatab, Dewan Syura mulai bersidang untuk memilih pengganti Umar. Abdurrahman bin auf ditunjuk sebagai ketua sidang. sidang berjalan alot sehingga selama tiga hari lamanya. Pada hari terakhir, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri dari pencalonan. Maka calon khalifah yang tersisa hanyalah Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan sebagai khalifah. Ketika dibaiat, usia Usman bin Affan hampir 70 tahun. Ia terpilih mengalahkan Ali bin Abu Thalib sebagian sebab pertimbangan usia.
Setelah dibaiat, Usman berkhutbah di depan kaum muslimin : “Sesungguhnya kalian berada di tempat sementara, dan perjalanan hidup kalian pun hanya untuk menghabiskan umur yang tersisa. Bergegaslah sedapat mungkin kepada kebaikan sebelum maut tiba menjemput. Sungguh maut tidak pernah sungkan tiba sembarangan waktu dan keadaan baik siang maupun tidak pernah malam. ingatlah sebetulnya dunia penuh dengan muslihat . Jangan kalian terpedaya oleh kemilau dunia dan janganlah kalian sekali-kali melaksanakan muslihat kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak pernah lalai dan melalaikan kalian”.
Sebelum menjadi khalifah, Usman yaitu seorang dermawan. Ketika menjadi khalifah, kedermawanan Usman tidak lantas berkurang. Ia tetap menjadi gemar memberi menyerupai sebelum menjadi khalifah, bahkan menjadi lebih dermawan. Dia menaikkan tunjangan untuk kaum muslimin demi kesejahteraan mereka. harta kekayaan berupa jizyah dan harta rampasan perang yang didapat dari tempat taklukan dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin.
Selain dermawan, Usman juga seorang yang lemah lembut. Meskipun demikian, khalifah Usman juga seorang yang teguh hati. Misalnya, beliau segera mengirimkan pasukan untuk mengamankan wilayah-wilayah yang memberontak terhadap kekuasaan Islam.
Kelemahan Usman yaitu terlalu mengutamakan keluarganya dari bani Umayyah. Misalnya, ia mengangkat beberapa orang dari Bani Umayyah menjadi gubernur di beberapa wilayah. Sifatnya yang lemah lembut dan gemar memberi sering dimanfaatkan oleh anggota Bani Umayyah untuk mendapatkan keuntungan. Ia kurang sanggup bersikap tegas terhadap keluarganya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal biografi Usman bin Affan dan proses pengangkatan dan gaya kepemimpinan Usman bin Affan. Sumber buku Siswa SKI Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Akhirnya Usman mendapatkan undangan Rasulullah Saw memeluk Islam tanpa ragu.Tidak berapa lama, Usman menikah dengan Ruqayah, putri Rasululah Saw.. Keimanannya tak pernah goyah bahkan ketika ia disiksa oleh salah seorang pamannya dari Bani Umayyah untuk meninggalkan Islam dan kembali ke pangkuan agama nenek moyang.
Selain sifatnya lemah lembut dan tutur katanya halus, Usman seorang lakilaki pemalu. Suatu ketika, Rasulullah bersabda: “Hai umatku yang paling aib yaitu Usman bin Affan”. Karena kelembutannya banyak orang menyayangi Usman. Karena pemalu, Usman disegani dan dihormati banyak orang.
Gambaran populer mengenai Usman yaitu kedermawanannya, sehingga orang akan menyampaikan boros. Yang jelas, beliau selalu siap mendermawankan hartanya yang melimpah sama sekali tidak mengakibatkan Usman kikir. Ia pernah menyumbangkan 300 ekor unta dan uang 1000 dinar ketika Nabi Saw menyeru kaum muslimin untuk melaksanakan ekspedisi ke Tabuk menghadapi tentara Byzantium.
Sejak masuk Islam , Usman tidak sanggup dipisahkan dari usaha menegakkan agama Islam. Karena mendapatkan permusuhan yang sengit dari penduduk Mekkah, Rasulullah Saw menyuruh kaum muslimin hijrah ke Habsyi. Bersama istrinya, Usman melaksanakan hijrah ke Habsyi.
Di hadapan Rasulullah Saw Usman memiliki kedudukan mulia. Nabi Saw sangat mengagumi ketampanan Usman. dan kemuliaan kecerdikan pekertinya. Karena itulah sehabis Ruqayah wafat, Nabi Saw menikahkan Usman dengan Ummu Kulsum salah satu putri Rasulullah Saw. Pernikahannya dengan dua putri Nabi inilah yang mengakibatkan Usman dijuluki Dzun Nurain yang artinya pemilik dua cahaya. Sayangnya kesepakatan nikah dengan Umu Kulsum juga tidak terlalu usang sebab Ummu kulsum meninggal terlebih dahulu. Bagitu sayangnya Nabi kepada Usman maka Nabi pernah berkata, “Seandainya saya punya putri yang lain lagi, niscaya akan saya nikahkan juga dengan Usman”.
Kedudukan Usman yang begitu mulia di sisi Nabi membuatnya sangat dihormati oleh kaum muslimin. Pada masa Abu Bakar dan Umar, pendapat Usman senantiasa didengarkan dan diperhatikan. Tidaklah mengherankan kalau Umar bin Khatab menunjuknya sebagai salah satu anggota Dewan syura. Lewat Dewan Syura itu pula Usman diangkat sebagai khalifah ketiga.
Proses Pengangkatan dan Gaya Kepemimpinan Usman bin Affan.
Pada hari rabu waktu Subuh, 4 Dzulhijjah 23 H, khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid mengalami nasib naas. Ditikam oleh seorang budak dari Persia milik Mughirah bin Syu’bah yang berjulukan Abu Lu’lu’ah Fairuz.
Setelah penikaman, Umar masih bertahan selama beberapa hari . Dalam keadaan sakit, ia membentuk sebuah dewan yang beranggotakan enam orang yaitu antara lain Abdurrahman bin Auf , Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan. Dewan inilah yang dikenal dengan sebutan Dewan Syura. Keenam anggota Dewan Syura yaitu para teman Nabi paling terkemuka yang masih hidup sampai dikala itu. Mereka semua harus bersidang untuk memilih siapa di antara mereka yang menggantikan kedudukan Umar sebagai khalifah.
Sepeninggalan Umar bin Khatab, Dewan Syura mulai bersidang untuk memilih pengganti Umar. Abdurrahman bin auf ditunjuk sebagai ketua sidang. sidang berjalan alot sehingga selama tiga hari lamanya. Pada hari terakhir, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri dari pencalonan. Maka calon khalifah yang tersisa hanyalah Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan sebagai khalifah. Ketika dibaiat, usia Usman bin Affan hampir 70 tahun. Ia terpilih mengalahkan Ali bin Abu Thalib sebagian sebab pertimbangan usia.
Setelah dibaiat, Usman berkhutbah di depan kaum muslimin : “Sesungguhnya kalian berada di tempat sementara, dan perjalanan hidup kalian pun hanya untuk menghabiskan umur yang tersisa. Bergegaslah sedapat mungkin kepada kebaikan sebelum maut tiba menjemput. Sungguh maut tidak pernah sungkan tiba sembarangan waktu dan keadaan baik siang maupun tidak pernah malam. ingatlah sebetulnya dunia penuh dengan muslihat . Jangan kalian terpedaya oleh kemilau dunia dan janganlah kalian sekali-kali melaksanakan muslihat kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak pernah lalai dan melalaikan kalian”.
Sebelum menjadi khalifah, Usman yaitu seorang dermawan. Ketika menjadi khalifah, kedermawanan Usman tidak lantas berkurang. Ia tetap menjadi gemar memberi menyerupai sebelum menjadi khalifah, bahkan menjadi lebih dermawan. Dia menaikkan tunjangan untuk kaum muslimin demi kesejahteraan mereka. harta kekayaan berupa jizyah dan harta rampasan perang yang didapat dari tempat taklukan dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin.
Selain dermawan, Usman juga seorang yang lemah lembut. Meskipun demikian, khalifah Usman juga seorang yang teguh hati. Misalnya, beliau segera mengirimkan pasukan untuk mengamankan wilayah-wilayah yang memberontak terhadap kekuasaan Islam.
Kelemahan Usman yaitu terlalu mengutamakan keluarganya dari bani Umayyah. Misalnya, ia mengangkat beberapa orang dari Bani Umayyah menjadi gubernur di beberapa wilayah. Sifatnya yang lemah lembut dan gemar memberi sering dimanfaatkan oleh anggota Bani Umayyah untuk mendapatkan keuntungan. Ia kurang sanggup bersikap tegas terhadap keluarganya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal biografi Usman bin Affan dan proses pengangkatan dan gaya kepemimpinan Usman bin Affan. Sumber buku Siswa SKI Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.