Kondisi Politik Masyarakat Arab Sebelum Islam

Pada masyarakat arab pra Islam sanggup dibagi menurut teritorial kepada dua potongan yaitu:

1. Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, ibarat Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.

2. Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup yaitu nomaden, berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang sempurna bagi mereka yaitu memelihara ternak, domba dan unta.
Sebelum kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhii politik Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab potongan selatan.

Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan kala ke-7, wilayah imperium ini telah mencakup Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya.

Sedangkan kekaisaran Persia berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu kota persia yaitu al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran sampaumur ini serta Afganistan.

Kondisi politik Jazirah arab tergoda oleh dua hal, yaitu

pertama, interaksi dunia Arab dengan kekaisaran Byzantin dan Persia.

Kedua, persaingan antara yahudi, agama Nasrani dan Zoroaster.
Bangsa Arab terdiri beberapa suku. Mereka mempunyai rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak jarang, Peperangan terjadi antar suku.

Seperti perang Fujjar, perang saudara yang populer lantaran terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah dan Hawazan lagi. Peperangan Fujjar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.

Selain itu, di Jazirah Arab terdapat Beberapa kerajaan yang pernah ada, antara lain:

1. Kerajaan Kindah (480-529 M)
Dia yaitu satu-satunya kerajaan yang berdiri di tengah-tengah Jazirah Arab di antara aturan yang diatur menurut kabilah. Namun, kerajaan ini berumur sangat pendek. Raja pertama kerajaan ini berjulukan Hajar Akil al-Mirar. Dia tunduk di bawah kerajaan Himyar di Yaman. Cucunya yang berjulukan Harits bin ‘Amr berhasil meluaskan pengaruhnya ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur dan kembalilah kerajaannya pada kehidupan kabilah. Penyair yang berjulukan Imruul Qais salah seorang pengarang syair-syair masa jahiliah menisbat-kan dirinya pada raja-raja Kindah. Dia telah berusaha untuk membangun kembali kerajaan leluhurnya, namun gagal.

2. Kerajaan Ma’in dan Kerajaan Qatban (1200SM-700SM)
Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya yaitu kerajaan paling awal di Yaman. Namun, sejarah perihal kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.

3. Kerajaan Saba’ (955 SM-115 M)
Kerajaan Saba’ ini berdiri sehabis runtuhnya kerajaan Ma’in dan Qatban. Kerajaan Saba’ juga mencakup Hadharmaut. Ibukotanya yaitu Ma’rab. Kerajaan ini menjadi populer disebabkan dua hal.
Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah perihal ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml.

Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini menyebabkan Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini hancur. Maka, terjadilah sebuah tragedi air bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba’ dan berdirinya kerajaan Himyar.
Allah berfirman,

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ {15} فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ
وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ {16}

Artinya : 15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kau kepada-Nya. (Negerimu) yaitu negeri yang baik dan (Tuhanmu) yaitu Tuhan yang Maha Pengampun". 16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besardan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr (Saba’: 15-16)

4. Kerajaan Himyar.
Kerajaan ini berdiri sehabis runtuhnya kerajaan Saba’ dan menyebabkan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya menggelari dirinya dengan Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan peninggalan-peninggalan yang mengatakan keagungan kemajuan yang dicapai dua kerajaan ini.

Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang-orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia.

5. Pendudukan Romawi di Yaman.
Dzunuwas raja Himyar yang memeluk agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih baik mempunyai mati daripada dipaksa harus memeluk agama Yahudi. Maka, ia segera menggali parit dan mereka dibakar di dalam parit itu.

قُتِلَ أَصْحَابُ اْلأُخْدُودِ {4} النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ {5} إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودُُ{6}

“Binasalah orang-orang yang menciptakan parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya.”(al-Buruuj : 4-6)

Sebagian mereka melarikan diri dan meminta proteksi kepada penguasa Habasyah yang menganut agama Katolik (an-Najasyi) yang kemudian meminta proteksi pada kaisar Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi bisa menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang ber-nama Arbath.

Pada ketika itu salah seorang pembantu dekatnya yang berjulukan Abrahah melaksanakan pemberontakan dan risikonya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di Yaman. Peristiwa ini terjadi pada ketika hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Rasulullah.

6.  Pendudukan Orang-Orang Persia atas Yaman
Salah seorang anak raja Himyar yang berjulukan Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke Persia. Dia meminta proteksi kepada orang-orang Persia untuk mcngeluarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun bergerak dan bisa mengalahkan orang-orang Romawi.

Kisra Persia memerintahkan biar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Yaman dan tunduk di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal ia digantikan oleh belum dewasa dan cucu-cucunya.

Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman asal Persia ketika itu yaitu Badzan-salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam, la menyambut permintaan itu dan masuk agama Islam.

7.  Kerajaan Hirah,
sejarah keamiran Hirah ini mulai semenjak kala 111 M. dan terus berdiri hingga lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, lantaran warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan membaca. Karena itu mereka sanggup dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab.

8. Kerajaan Ghassan,
Nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut " Ghassan". Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.

9. Hijaz,
Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain. Negeri Hijaz belum pernah dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu dikarenakan letak geografis dan negeri miskin, sehingga tidak menarik negara-negara lain untuk menjajahnya.

Kota terpenting di tempat ini yaitu Mekkah, tempat ka'bah berada. Pada awalnya, Mekkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah, yang tiba dari Yaman sehabis runtuhnya bendungan Ma'rib, dan berkusa di Mekkah selama 300 th.

Dalam kala V M, Suku Quraisy merebut kekuasaan Mekkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Mekkah mengalami kemajuan dibawah kekuasaan Suku Quraisy. Untuk mengurus Mekkah dan mengamankan para penziarah yang tiba ke kota Makkah,  suku Quraisy mendirikan semacam pemerintahan.  Selain itu, suku Quraisy mangatur urusan  yang berkenaan dengan ka'abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :

a. Hijabah (penjara kunci ka’bah)
b. Siqayah (penjara air mata Zam zam)
c. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)
d. Sifarah (kuasa perjuangan Negara atau duta)
e. Liwa (jabatan ketentaraan)
f. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)
g. Nadwah (jabatan ketua dewan)
h. Khaimman (pengurus balai musyawarah)
i. Khazinah (jabatan manajemen keuangan)
j. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal kondisi politik masyarakat Arab sebelum Islam. Terima kasih atas kunjungannya. Kunjungilah Selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Sumber Panduan Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam MTS Kelas VII.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel