Biografi Umar Bin Khattab Dan Proses Pengangkatan Dan Gaya Kepemimpinan Umar Bin Khattab

Umar ibnu Khatab putera dari Nufail al Quraisy dari suku bani Adi, salah satu kabilah suku Quraisy. Tidak ada yang tahu niscaya kapan Umar ibnu Khatab dilahirkan. Ia dibesarkan layaknya belum dewasa lainnya. Memasuki usia remaja, Umar menggembalakan unta ayahnya, Khattab bin Nufail, di pinggiran kota Mekkah. Selain bergulat, berkuda merupakan keahlian Umar lainnya.. Secara fisik, tubuh Umar kekar, kulitnya putih kemerah-merahan dan kumisnya lebat.

Seperti cowok pada masa Jahiliyah lainnya, Umar dekat dengan minuman keras dan perempuan. Selain itu, Umar sangat gigih dalam membela agama nenek moyangnya. Tidak akan ia biarkan orang, siapa pun dia, mengusik agama nenek moyangnya. Maka ketika Rasulullah mulai mendakwahkan Islam, Umar merupakan seorang yang sangat getol memusuhi Rasulullah Saw. Pada waktu masa awal dakwah Islam di Mekkah, bersama Abu Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), Umar merupakan tokoh Quraisy yang sangat ditakuti oleh kaum muslimin , sebab kekejaman dan permusuhannya terhadap Islam. Umar pernah menghajar seorang budak wanita sebab budak tersebut memeluk Islam. Ia menghajar hingga capek dan bosan sendiri sebab terlalu banyak memukul. Sang budak hasilnya dibeli oleh Abu Bakar dan dibebaskan.

Karena begitu berbahanya kedua orang tersebut (Umar bin Khatab dan Abul Hakam bin Hisyam) itu, sehingga Rasulullah Saw pernah berdoa kepada Allah Swt semoga salah satu dari keduanya masuk Islam. ”Allahumma ya Allah, perkuatlah Islam dengan Abul Hakam bin Hisyam atau Umar bin Khatab” demikian doa Nabi Saw.

Doa Nabi terkabul dengan masuknya Umar ke dalam agama Islam. Keislaman Umar terbukti membawa kemajuan pesat bagi Islam . Kaum muslimin menjadi berani terang-terangan melaksanakan salat dan thawaf. Umar juga tidak takut menantang paman sendiri, Abu Jahal, seorang paling membenci Islam. Ia menemui Abu Jahal dan terang-terangan mengaku telah memeluk agama Islam. Karena ketegasannya itu, Umar menerima julukan ”Al Faruq” yang artinya pembeda antara yang baik dan buruk.

Ketika Nabi menetapkan untuk hijrah ke Yastrib, Umar bersma kaum Muhajirin lainnya berangkat mendahului Rasulullah dan bubuk Bakar. Di kota Madinah, Umar dipersaudarakan dengan Utban bin Malik. Seperti Abu Bakar, Umar juga ikut menggarap tanah subur Madinah untuk ditanami banyak sekali macam tanaman.

Karena sifatnya yang tegas, tidak jarang Umar mendebat Rasulullah, menyerupai dalam Perjanjian Hudaibiyah. Sebab, ia merasa perjanjian tersebut merugikan kaum muslimin. Namun di balik badannya yang kekar dan besar lengan berkuasa serta wataknya yang keras dan tegas, Umar menyimpan sifat lembut dan perasa. Hatinya gampang tersentuh hingga menangis terharu. Tak jarang para sahabat menyaksikan Umar menangis sehabis shalat sebab teringat dosa-dosanya pada masa Jahiliyah.

Proses Pengangkatan dan Gaya Kepemimpinan Umar bin Khattab.
Pada tahun 634 M, ketika pasukan muslim sedang bergerak menaklukan Syam, Abu Bakar jatuh sakit. Ketika itulah, Abu bakar berfikir untuk menunjuk satu orang penggantinya. Pilihannya jatuh kepada Umar bin Khatab. Pandangannya yang jauh menciptakan Abu Bakar yakin bahwa Umarlah pemimpin yang sempurna untuk menggantikannya.

Namun demikian, sebelum memilih orang yang akan menjadi penggantinya, Abu Bakar meminta evaluasi dari para sahabat besar mengenai Umar. Ia bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Asid bin Hudhair al anshari, said bin Zaid, dan para sahabat lain dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya , para sahabat itu memuji dan menyanjung Umar.

Setelah semua setuju mengenai Umar, Khalifah bubuk Bakar lantas memanggil Usman. Kepada Usman, Abu Bakar mendikte sebuah teks perintah yang menunjuk Umar sebagai pengggantinya, sebagai berikut :

”Bismilllahirrahmanirrahiim”. Ini yaitu pernyataan Abu Bakar, khalifah penerus kepemimpinan Muhammad Rasulullah Saw., ketika mengakhiri kehidupannya di dunia dan ketika memulai kehidupannya di akherat. Dalam keadaan dipercayai oleh orang kafir dan ditakuti oleh orang durhaka, sebetulnya saya menganggkat Umar bin Khatab sebagai pemimpin kalian. Bahwasanya ia yaitu orang baik dan adil, sejauh pengetahuan dan pemnilaian diriku tentangnya. Bilamana ia kemuaidan seorang pendurhaka dan zalim, sungguh saya tidak pernah tahu akan hal yang bersifat gaib. Sungguh saya bermaksud baik dan segala sesuatu bergantung pada apa yang dilakukan . Dan orang yang zalim kelak akan mengetahui kawasan mereka kembali”.

Maka demikiannlah, kaum muslimin pada tahun 634 M (13 H) membaiat Umar sebagai khalifah. Setelah dibaiat, Umar naik ke mimbar dan berpidato :

Kalau bukan sebab harapanku untuk menjadi yang terbaik di antara kamu, yang terkuat atas kamu, dan yang paling sadar akan apa yang “Wahai manusia, saya telah ditetapkan berkuasa atas kamu. Namun penting dalam menangani urusanmu, saya tidak akan mendapatkan amanat darimu. Cukuplah suka dan sedih bagi Umar menunggu perhitungan untuk menawarkan pertanggung tanggapan mengenai zakatmu, bagaimana saya menariknya darimu dan bagaimana akau menyalurkannya dan caraku memerintah kamu, bagaimana saya harus memerintah. Hanya Tuhanku yang menjadi penolongku, sebab Umar tidak akan sanggup menyandarkan pada kekuasaan ataupun taktik yang cerdas, kecuali kalau Tuhan mempercepat rahmat, pertolongan dan pinjaman kepada orang yang didukungnya”.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana biografi Umar bin Khattab dan proses pengangkatan dan gaya kepemimpinan Umar bin Khattab. Sumber buku Siswa SKI Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel