Biografi Bubuk Bakar As Shiddiq Dan Proses Terpilihnya Khalifah Bubuk Bakar As Shiddiq

Nama orisinil dia yaitu Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi, di masa jahiliyah berjulukan Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam, Nabi mengganti namanya menjadi Abdullah Abu Bakar. Namun orang-orang memanggilnya Abu Bakar. Nama ini diberikan alasannya yaitu ia yaitu orang yang paling dini memeluk Islam. Dalam bahasa Arab, Bakar berarti dini atau pagi. Selain itu, Abu Bakar sering kali dipanggil Atiq atau yang tampan, alasannya yaitu ketampanan wajahnya. Sementara Nabi memperlihatkan Abu Bakar gelar As-Shidiq , dikarenakan dia membenarkan dongeng Isra’ Mi’raj Nabi Saw ketika banyak penduduk Mekkah mengingkarinya.

Abu Bakar lahir pada 572 M di Mekkah, tidak berapa usang setelah Nabi Muhammad Saw lahir. Karena kedekatan umur inilah Abu Bakar semenjak kecil erat dengan Nabi Saw. Persahabatan keduanya tak terpisahkan, baik sebelum maupun setelah Islam datang. Bahkan persahabatan keduanya bertambah erat ketika sama-sama berjuang menegakkan agama Allah Swt.

Biarpun hidup pada zaman jahiliyah, banyak sekali kebaikan telah menempel pada Abu Bakar semenjak kecil. Lembut dalam bertutur kata, dan sopan dalam bertindak merupakan beberapa sifat bawaannya. Ia juga perasa dan sangat gampang tersentuh hatinya. Selain itu Abu Bakar dikenal cerdas dan berwasan luas.

Abu Bakar yaitu seorang sahabat Nabi yang populer akan kedermawanannya. Demi membela kaum muslimin yang tertindas di Mekkah, Abu Bakar tak segan-segan mengeluarkan hartanya. Salah satu dongeng populer yang menggambarkan kedermawanannya tentu saja ketika ia menebus Bilal bin Rabah dari tangan majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf. Lewat mediator Abu Bakar, Allah Swt memberi pertolongan kepada hambaNya yang teguh imannya.

Melalui mediator Abu Bakar pula banyak penduduk Mekkah yang menyatakan diri masuk Islam, menyerupai Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Ubaidillah bin Jarrah yaitu beberapa sahabat yang masuk Islam atas seruan Abu Bakar. Merekalah yang kemudian dikenal dengan nama Assabiqunal Awwalun.

Setelah masuk Islam, Abu Bakar menjadi salah satu pembela nabi yang paling kukuh, baik ketika di Mekkah maupun di Madinah. Abu Bakar yang menemani nabi melaksanakan hijrah ke Yatsrib (Madinah). Setelah tiba di Madinah, Abu Bakar tinggal di Sunh, tempat di pinggiran kota Madinah. di kota tersebut, Abu Bakar dipersaudarakan dengan seorang dari suku Khazraj yang berjulukan Kharijah bin Zaid dari Bani Haritsah. Di rumah Kharijah tersebut Abu Bakar tinggal. Hubungan kedua orang ini bertambah erat ketika Abu Bakar menikahi anak Kharijah berjulukan Habibah. Di Madinah, Abu Bakar beralih profesi dari pedagang kain menjadi petani.

Proses Terpilihnya Khalifah Abu Bakar As Shiddiq.
Setelah Rasulullah Saw. wafat, kaum muslimin dihadapkan sesuatu problema yang berat, alasannya yaitu Nabi Saw sebelum meninggal tidak meninggalkan pesan apa dan siapa yang akan mengganti sebagai pimpinan umat. Suasana wafatnya Rasul tersebut mengakibatkan umat Islam dalam kebingunan. Hal ini alasannya yaitu Mereka sama sekali tidak siap kehilangan dia baik sebagai pemimpin, sahabat, maupun sebagai pembimbing yang mereka cintai.

Di tengah kekosongan pemimpin tersebut, ada golongan sahabat dari Anshar yang berkumpul di tempat Saqifah Bani Sa’idah, sebuah tempat yang biasa dipakai sebagai pertemuan dan musyawarah penduduk kota Madinah. Pertemuan golongan Anshar di Saqifah Bani Sa’idah tersebut dipimpin seorang sahabat yang sangat dekat Rasulullah Saw., ia yaitu Sa’ad bin Ubadah tokoh terkemuka Suku Khazraj.

Pada waktu Saad bin Ubadah mengajukan wacana dan gagasan wacana siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin sebagai pengganti Rasulullah Saw ia menyatakan bahwa kaum Anshar-lah yang pantas memimpin kaum muslimin. Ia mengemukakan demikian sambil berargumen bahwa golongan Ansharlah yang telah banyak menolong Nabi dan kaum Muhajirin dari kejaran dan penindasan orang-orang kafir Qusaisy. Tentu saja gagasan dan wacana ini disetujui oleh para sahabat dari golongan Anshar. Pada ketika beberapa tokoh Muhajirin menyerupai Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah dan sahabat muhajirin yang lain mengetahui pertemuan orang-orang Anshar tersebut, mereka segera menuju ke Saqifah Bani Sa’idah.

Dan pada ketika orang-orang Muhajirin tiba di Saqifah Bani Sa’idah , kaum Anshar nyaris bersepakat untuk untuk mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah menjadi Khalifah. Karena pada ketika tersebut para tokoh Muhajirin juga tiba maka mereka juga diajak untuk mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili bubuk Bakar menolaknya dengan tegas membaiat Saad bin Ubadah. Abu Bakar menyampaikan pada golongan Anshar bahwa jabatan khalifah sebaiknya diserahkan kepada kaum Muhajirin. Alasan Abu Bakar yaitu merekalah yang lebih dulu memeluk Agama Islam. Kaum Muhajirin dengan usaha yang berat selama 13 tahun menyertai Nabi dan membantunya mempertahankan Islam dari gangguan dan penindasan kaum kafir Quraisy di Mekkah. Dengan proposal Abu Bakar ra. golongan Anshar tidak sanggup membantah usulannya.

Kaum Anshar menyadari dan ingat, bagaimana keadaan mereka sebelum Nabi Saw dan para sahabatnya dari Mekkah mengajak masuk Islam, bukankah di antara mereka sering terlibat perang saudara yang berlarut-larut. Dan dari sisi kualitas tentu saja para sahabat Muhajirin yaitu manusia-manusia terbaik dan yang pantas menggantikan kedudukan Nabi Saw dan menjadi khalifah untuk memimpin kaum muslimin.

Pada ketika yang bersamaan Abu Bakar menunjuk dua orang Muhajirin di sampingnya yang dikenal sangat dekat dengan Nabi, yaitu Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar mengusulkan supaya menentukan satu di antara keduannya untuk menjadi khalifah. Demikian kata Abu Bakar kepada kaum Anshar sembari menunjuk Umar dan Abu Ubaidah. Namun sebelum kaum Anshar merespon proposal Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah justru menolaknya. dan keduanya justru balik menunjuk dan menentukan Abu Bakar. Secara cepat dan tegas Umar mengayungkan tanganya ke tangan Abu Bakar dan mengangkat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Lalu apa yang dilakukan Umar ini segera diikuti oleh Abu Ubaidah. Dan jadinya diikuti kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar Kecuali Saad bin Ubadah.

Lalu pada esok harinya, baiat terhadap Abu Bakar secara umum dilakukan untuk umat muslim di Madinah dan dalam pembaiatannya tersebut, Abu Bakar berpidato sebagai berikut:

“Saudara-saudara, saya sudah dipilih untuk memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik di antara kalian. Jika saya berlaku baik, bantu lah saya. Kebenaran yaitu suatu kepercayaan dan dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka gugurlah ketaatanmu kepada saya.”

Demikianlah, proses terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah sebagai pengganti Rasulullah Saw.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana biografi Abu Bakar As Shidiq dan proses terpilihnya khalifah Abu Bakar As Shiddiq. Sumber buku Siswa SKI Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel