Kebiasaan Jelek Bangsa Arab Pada Zaman Jahiliyah

Jahiliyah berasal dari kata jahila-yajhilu yang berarti bodoh atau tiada tahu, kemudian dalam struktur gramatikal bahasa Arab menjadi masdar yaitu jahiliyah berarti kebodohan, keterbelakangan. Jahiliyah bisa juga berarti kebodohan atau keterbelakangan dalam hal agama.

Kata jahiliyah sendiri muncul sesudah datangnya Islam, kata jahiliyah muncul dikarenakan beberapa tata sosial budaya bangsa Arab tidak sesuai dengan aliran yang dibawa Islam. Penulis kurang setuju bahwa Arab pra Islam yaitu jahiliyah bila ditinjau dari segi ilmu pengetahuan, arsitektur, sastra, kemajuan ekonomi dan lain sebagainya. Namun ada beberapa hal yang menjadi bukti untuk menjustifikasi bahwa mereka yaitu jahiliyah berdasarkan Islam maupun adat sosial dikala ini adalah:

1. Kebiasaan membunuh anak wanita lantaran takut lapar dan malu. Alasan mereka bahwa anak wanita yaitu biang dari tragedi alam yaitu lantaran dari segi fisik wanita lebih lemah daripada laki-laki, ketika lemah secara otomatis akan menjadi kerikil sandungan bagi sang ayah atau ketua kelompok dan tidak bisa diajak berperang. Dan akan mengurangi efek kabilahnya dalam percaturan dunia, penghambat pembangunan, kurang bisa berdikari dan menggantungkan pada pria dan itu semua yaitu malu bagi mereka maka harus ditutupi dan jika perlu dibuang. Dengan fenomena tersebut hak-hak wanita tidak terpenuhi bahkan tidak akan terpenuhi. Penghormatan dan pengagungan kaum wanita bermetamorfosis pemerkosaan dan psikologi. Peran wanita dikerdilkan menjadi masak, macak, manak atau sebagai simbol seks dan pelestari nasab. Inilah salah satu yang ditentang Islam sesuai dengan firman Allah yang artinya “sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah yaitu yang paling bertaqwa”.

2. Kebiasaan jelek lainnya yaitu kebiasaan berperang sesuai dengan karakteristik geografis yang panas, tandus dan gersang akan membentuk abjad keras dan temperamental sehingga gampang terprovokasi dan terpecah belah, di samping itu perang akan membangun tabiat yang gampang curiga (paranoid), ambisius, dan stress berat akut lantaran melihat peristiwaperistiwa yang tidak manusiawi secara pribadi atau mengalami insiden tersebut.

Jika fenomena tersebut dipertahankan, maka persatuan bangsa Arab sulit dicapai, kecuali ketika mereka memiliki pimpinan yang kuat. Kebiasaan berperang juga membangun tabiat yang waspada, teliti, optimis, dan setia mitra alasannya yaitu itu yaitu termasuk seni administrasi dasar dalam berperang. Perang juga menciptakan orang jadi prihatin, tenggang rasa, dan memiliki daya tahan hidup yang berpengaruh dalam menghadapi cobaan sebagai akhir peperangan tersebut. Beberapa sifat di atas ternyata bangsa Arab bisa memimpin dunia selama 17 abad. Atas alasan apapun perang yaitu tidak sesuai dengan aliran Islam yang sangat menjunjung perdamaian meski dalam perbedaan sesuai dengan petikan ayat Al-Qur’an yang artinya “Sesungguhnya Aku ciptakan kau dalam aneka macam suku, bangsa untuk saling mengenal”.

3. Dalam hal iktikad bangsa Arab jahiliyah juga ditentang Islam. Yaitu kebiasaan mereka menyembah sesuatu buatan mereka sendiri menyerupai patung, atau menyembah matahari dan benda-benda lainnya yang memiliki kelebihan. Sebab dalam Islam hal tersebut yaitu syirik atau menyekutukan Tuhan. Dalam Islam Tuhan itu satu yaitu Allah swt sedang benda-benda tersebut yaitu ciptaannya dan merupakan gejala kebesaran Allah Swt. sedang dalam Islam Tuhan yaitu satu yaitu Allah Swt.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal kebiasaan jelek bangsa Arab pada masa Jahiliyah. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel