Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
Tuesday, April 14, 2020
Edit
Akhlak yakni mutiara hidup yang membedakan makhluk insan dengan makluk hewani. Manusia tanpa adat akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah Swt yang paling mulai, menjadi turun kemartabat hewani. Manusia yang telah lari dari sifat insaniyahnya yakni sangat berbahaya dari binatang buas. Di dalam surat Al-Tiin ayat 4-6, Allah mengajarkan bahwa:
“sesungguhnya kami telah membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya; kemudian kami kembalikan beliau ke daerah yang serendah-rendahnya (neraka); kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, amak bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya”.
Menurut Iman Al-Ghazali dalam bukunya Mukasyafatul Qulub, Allah Swt telah membuat makhluknya terdiri atas tiga kategori.
Pertama, Allah Swt membuat malaikat dan diberikan kepadanya nalar dan tidak diberikan kepadanya elemen nafsu (syahwat).
Kedua, Allah Swt menyebabkan binatang dan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi dilengkapi dengan syahwat saja.
Ketiga, Allah Swt membuat insan (anak Adam) lengkap dengan elemen nalar dan syahwat (nafsu).
Oleh lantaran itu, barang siapa yang nafsunya sanggup mengalahkan akalnya, maka binatang melata contohnya lebih baik dari manusia. Sebaliknya bila insan dengan akalnya sanggup mengalahkan nafsunya, derajatnya diatas malaikat. Sedangkan berdasarkan Prof. John Oman, Morality without religion lacks awide heaven to bearth in (moral tanpa agama kehilangan daerah yang luas untuk bernafas).
Akhlak sangat urgen bagi manusia. Urgensi adat ini tidak saja dirasakan oleh insan dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlak yakni mustika hidup yang membedakan makhluk insan dan makhluk hewani. Manusia tanpa adat yakni insan yang telah membinatang‖, sangat berbahaya. Ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas sendiri
Jika adat telah lenyap dari diri masing-masing manusia, kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, halal atau haram. Dalam Al-Qur‘an ada peringatan menjadi aturan besi sejarah (sunnatullah), yaitu firman Allah Swt dalam surat Al-Araf Ayat: 182.
walladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa sanastadrijuhum min haytsu laa ya'lamuun
Artinya: “dan orang-orang yang mendustakan ayat kami, akan kami lalaikan mereka dengan kesenangan-kesenangan dari jurusan yang mereka tidak sadari dan mengetahui”.
Rasulullah Saw. pun diutus diantara misinya membawa ummat insan kepada akhlakul karimah. Dalam sabdanya disebutkan:
Artinya: “Saya diutus (kedunai) ialah untuk menyempurnakan adat yang mulai”.
Syauqi Beik, penyair Arab yang ternkenal pernah memperingatkan bangsa Mesir
“Bangsa itu hanya sanggup bertahan selama mereka mempunyai akhlak. Bila adat telah lenyap dari mereka, merekapun akan lenyap pula”.
Berdasarkan definisi ilmu akhlak, faedah mempelajari ilmu adat sebagai berikut:
a. Dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang dihadapi insan dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada orang alasannya atau illat menentukan perbuatan yang baik dan lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya kepada hal yang kasatmata dengan menguatkan unsur iradah.
d. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab melaksanakan atau tidak akan melaksanakan sesuatu perbuatan, dimana beliau akan menentukan pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.
f. Orang yang mengkaji ilmu adat akan tepat dalam memvonis sikap orang banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan yang matang lebih dulu.
Sebenarnya dengan memahami ilmu adat itu bukanlah menjadi jaminan bahwa setiap yang mempelajarinya secara otomatis menjadi orang yang berakhlak mulia, higienis dari banyak sekali sifat tercelah. Ilmu adat menyerupai dokter yang hanya menunjukkan klarifikasi penyakit yang diderita pasien dan menunjukkan obat-obat yang dibutuhkan untuk mengobatinya. Dokter menjelaskan apa dan bagaimana memelihara kesehatan biar ia sembuh dari penyakitnya; menunjukkan saran-saran dan peringatan bahaya-bahaya penyakit yang diderita pasiennya biar ia lebih berhati-hati menjaga dirinya.
Jadi, kiprah dokter bukan untuk menyembuhkan pasien, tetapi beliau menjelaskan dengan sesempurna mungkin mengenai penyakit dan gejala-gejala penyakit bila si pasien tidak menghentikan merokok atau tidak meninggalkan minuman-minuman keras, misalnya, jadi, kesembuhan suatu penyakit sangat tergantung kepada si pasien apakah sesudah ia menerima keterangan dari dokter mau menurutinya atau tidak. Jika dituruti, insya Allah beliau ada cita-cita terhindar dari penyakit atau penyakit yang sedang diderita itu akan berangsur-angsur hilang dan beliau menjadi sehat. Dengan demikian, faedah ilmu adat sanggup dipahami bahwa bergotong-royong ilmu adat tidak memberi jaminan seseorang menjadi baik dan sopan. Ilmu adat membuka mata hati seseorang untuk mengetahui suatu perbuatan sanggup dikatakan baik atau buruk. Selain itu juga menunjukkan pengertian apa faedahnya kalau berbuat baik dan apa pula bahayanya kalau berlaku jahat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana manfaat mempelajari ilmu akhlak. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ . إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“sesungguhnya kami telah membuat insan dalam bentuk yang sebaik-baiknya; kemudian kami kembalikan beliau ke daerah yang serendah-rendahnya (neraka); kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, amak bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya”.
Menurut Iman Al-Ghazali dalam bukunya Mukasyafatul Qulub, Allah Swt telah membuat makhluknya terdiri atas tiga kategori.
Pertama, Allah Swt membuat malaikat dan diberikan kepadanya nalar dan tidak diberikan kepadanya elemen nafsu (syahwat).
Kedua, Allah Swt menyebabkan binatang dan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi dilengkapi dengan syahwat saja.
Ketiga, Allah Swt membuat insan (anak Adam) lengkap dengan elemen nalar dan syahwat (nafsu).
Oleh lantaran itu, barang siapa yang nafsunya sanggup mengalahkan akalnya, maka binatang melata contohnya lebih baik dari manusia. Sebaliknya bila insan dengan akalnya sanggup mengalahkan nafsunya, derajatnya diatas malaikat. Sedangkan berdasarkan Prof. John Oman, Morality without religion lacks awide heaven to bearth in (moral tanpa agama kehilangan daerah yang luas untuk bernafas).
Akhlak sangat urgen bagi manusia. Urgensi adat ini tidak saja dirasakan oleh insan dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlak yakni mustika hidup yang membedakan makhluk insan dan makhluk hewani. Manusia tanpa adat yakni insan yang telah membinatang‖, sangat berbahaya. Ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas sendiri
Jika adat telah lenyap dari diri masing-masing manusia, kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, halal atau haram. Dalam Al-Qur‘an ada peringatan menjadi aturan besi sejarah (sunnatullah), yaitu firman Allah Swt dalam surat Al-Araf Ayat: 182.
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
walladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa sanastadrijuhum min haytsu laa ya'lamuun
Artinya: “dan orang-orang yang mendustakan ayat kami, akan kami lalaikan mereka dengan kesenangan-kesenangan dari jurusan yang mereka tidak sadari dan mengetahui”.
Rasulullah Saw. pun diutus diantara misinya membawa ummat insan kepada akhlakul karimah. Dalam sabdanya disebutkan:
Artinya: “Saya diutus (kedunai) ialah untuk menyempurnakan adat yang mulai”.
Syauqi Beik, penyair Arab yang ternkenal pernah memperingatkan bangsa Mesir
“Bangsa itu hanya sanggup bertahan selama mereka mempunyai akhlak. Bila adat telah lenyap dari mereka, merekapun akan lenyap pula”.
Berdasarkan definisi ilmu akhlak, faedah mempelajari ilmu adat sebagai berikut:
a. Dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang dihadapi insan dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada orang alasannya atau illat menentukan perbuatan yang baik dan lebih bermanfaat.
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk tidak terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya kepada hal yang kasatmata dengan menguatkan unsur iradah.
d. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab melaksanakan atau tidak akan melaksanakan sesuatu perbuatan, dimana beliau akan menentukan pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Mengerti perbuatan baik akan menolong untuk menuju dan menghadapi perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.
f. Orang yang mengkaji ilmu adat akan tepat dalam memvonis sikap orang banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan yang matang lebih dulu.
Sebenarnya dengan memahami ilmu adat itu bukanlah menjadi jaminan bahwa setiap yang mempelajarinya secara otomatis menjadi orang yang berakhlak mulia, higienis dari banyak sekali sifat tercelah. Ilmu adat menyerupai dokter yang hanya menunjukkan klarifikasi penyakit yang diderita pasien dan menunjukkan obat-obat yang dibutuhkan untuk mengobatinya. Dokter menjelaskan apa dan bagaimana memelihara kesehatan biar ia sembuh dari penyakitnya; menunjukkan saran-saran dan peringatan bahaya-bahaya penyakit yang diderita pasiennya biar ia lebih berhati-hati menjaga dirinya.
Jadi, kiprah dokter bukan untuk menyembuhkan pasien, tetapi beliau menjelaskan dengan sesempurna mungkin mengenai penyakit dan gejala-gejala penyakit bila si pasien tidak menghentikan merokok atau tidak meninggalkan minuman-minuman keras, misalnya, jadi, kesembuhan suatu penyakit sangat tergantung kepada si pasien apakah sesudah ia menerima keterangan dari dokter mau menurutinya atau tidak. Jika dituruti, insya Allah beliau ada cita-cita terhindar dari penyakit atau penyakit yang sedang diderita itu akan berangsur-angsur hilang dan beliau menjadi sehat. Dengan demikian, faedah ilmu adat sanggup dipahami bahwa bergotong-royong ilmu adat tidak memberi jaminan seseorang menjadi baik dan sopan. Ilmu adat membuka mata hati seseorang untuk mengetahui suatu perbuatan sanggup dikatakan baik atau buruk. Selain itu juga menunjukkan pengertian apa faedahnya kalau berbuat baik dan apa pula bahayanya kalau berlaku jahat.