Kisah Pemburu Harta Karun Yang Pelit
Thursday, September 20, 2018
Edit
Ada sebuah dongeng perihal seorang pemburu harta karun yang dikenal sangat pelit.
Pada jaman dahulu, ada seorang pemburu harta karun yang populer pelit mengubur harta yang telah diperolehnya nya secara belakang layar di daerah yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari beliau pergi ke daerah dimana beliau mengubur hartanya itu, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk mhartatikan bahwa tidak ada hartanya yang hilang.
Karena sering melaksanakan hal itu, seorang pencuri yang mengawasinya sanggup menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu. Pada suatu malam, dengan belakang layar pencuri itu menggali harta karun tersebut, mengambil dan membawanya pergi.
Ketika telah menyadari bahwa beliau telah kehilangan hartanya, si pemburu harta karun menjadi sangat duka dan putus asa. Dia meraung-raung menangis sambil menjambak-jambak rambutnya.
Seorang pengelana yang kebetulan lewat di daerah itu mendengarnya menangis, beliau bertanya pada si pemburu harta karun apa yang terjadi.
"hartaku! oooh... harta kesayanganku!" kata si pemburu harta karun, "Aku telah dirampok orang !"
"hartamu! di dalam lubang itu? Mengapa kau menyimpan hartamu disana? Mengapa harta tersebut tidak kau simpan di dalam rumahmu dimana kau sanggup dengan gampang mengambilnya dikala kau ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si pemburu harta karun dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan harta itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan harta itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu lalu pergi mengambil sebuah kerikil yang berukuran besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkanlah kerikil yang kulempar tadi, kerikil itu nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Ingatlah hai kawan, harta yang kita miliki nilainya tergantung dengan kegunaan harta tersebut.
Pada jaman dahulu, ada seorang pemburu harta karun yang populer pelit mengubur harta yang telah diperolehnya nya secara belakang layar di daerah yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari beliau pergi ke daerah dimana beliau mengubur hartanya itu, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk mhartatikan bahwa tidak ada hartanya yang hilang.
Karena sering melaksanakan hal itu, seorang pencuri yang mengawasinya sanggup menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu. Pada suatu malam, dengan belakang layar pencuri itu menggali harta karun tersebut, mengambil dan membawanya pergi.
Ketika telah menyadari bahwa beliau telah kehilangan hartanya, si pemburu harta karun menjadi sangat duka dan putus asa. Dia meraung-raung menangis sambil menjambak-jambak rambutnya.
Seorang pengelana yang kebetulan lewat di daerah itu mendengarnya menangis, beliau bertanya pada si pemburu harta karun apa yang terjadi.
"hartaku! oooh... harta kesayanganku!" kata si pemburu harta karun, "Aku telah dirampok orang !"
"hartamu! di dalam lubang itu? Mengapa kau menyimpan hartamu disana? Mengapa harta tersebut tidak kau simpan di dalam rumahmu dimana kau sanggup dengan gampang mengambilnya dikala kau ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si pemburu harta karun dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan harta itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan harta itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu lalu pergi mengambil sebuah kerikil yang berukuran besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkanlah kerikil yang kulempar tadi, kerikil itu nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Ingatlah hai kawan, harta yang kita miliki nilainya tergantung dengan kegunaan harta tersebut.