Thaharah Dari Hadats (Wudhu, Tayamum, Mandi Wajib)


Hadats merupakan suatu keadaan tubuh seseorang yang dianggap bernajis sehingga ia tidak dibenarkan menunaikan shalat. Taharah dari Hadats berarti bersuci lantaran kita melaksanakan tindakan yang menjadikan kondisinya tidak suci. Hadats terdiri atas dua macam, Hadats besar dan Hadats kecil. Hadats kecil cara menyucikannya cukup dengan berwudhu. Untuk Hadats besar, cara me- nyucikannya dengan mandi wajib. Dalam kondisi-kondisi tertentu, contohnya lantaran tidak ada air atau berbahaya kalau memakai air dibolehkan untuk melaksanakan tayamum.

Bersuci dari Hadats sanggup dilakukan dengan tiga cara, yaitu mandi wajib, berwudhu, atau tayamum. Perintah mandi wajib, Wudhu, dan tayamum sanggup ditemukan dalam Surah al-Ma’idah [5] ayat 6 berikut ini.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kau hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu hingga ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu hingga kedua mata kaki. Jika kau junub maka mandilah. Dan kalau kau sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari daerah buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka kalau kau tidak memperoleh air, maka bertayamum- lah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kau dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, semoga kau bersyukur. (Q.S. al-Ma’idah [5]: 6)

Ayat di depan berisi perintah untuk bersuci dari Hadats dengan cara mandi wajib, Wudhu, dan tayamum. Ketiga cara bersuci tersebut akan kita bahas lebih lanjut.

1. Wudhu

Cara lain bersuci yang paling sering dilakukan ialah berwudhu. Berwudhu dilakukan dengan cara mengalirkan, membasuh, atau mengusap anggota Wudhu dengan air. Berwudhu juga sanggup diartikan bersuci memakai air pada empat anggota tubuh, yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan dua kaki. Perintah untuk melaksanakan Wudhu sanggup ditemukan dalam Surah al-Ma’idah [5] ayat 6 sebagaimana disebutkan di depan.

Wudhu mempunyai rukun tertentu sebagai berikut.

  1. Niat berwudhu. 
  2. Membasuh muka. 
  3. Membasuh dua tangan hingga siku. 
  4. Menyapu sebagian kepala. 
  5. Membasuh dua telapak kaki hingga dua mata kaki. 
  6. Tertib.

Wudhu juga menentukan hal-hal yang termasuk sunah sebagai berikut.

  1. Membaca basmalah. 
  2. Membasuh kedua telapak tangan hingga dengan pergelangan sebelum berkumur-kumur. 
  3. Berkumur-kumur. 
  4. Memasukkan air ke hidung. 
  5. Menyapu seluruh kepala. 
  6. Menyapu dua telinga. 
  7. Menyilangi jari kedua tangan. 
  8. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri. 
  9. Membasuh anggota Wudhu sebanyak tiga kali. 
  10. Melakukannya dengan Berturut-turut. 
  11. Membaca doa sesudah Wudhu.


Adapun tata cara berwudhu secara lengkap sebagai berikut.


2. Tayamum

Bersuci dengan bertayamum hanya boleh dilakukan kalau dalam keadaan darurat. Dalam keadaan tersebut bersuci dengan cara mandi ataupun Wudhu tidak sanggup dilaksanakan. Tayamum sanggup dilakukan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut.

  1. Sakit yang dikhawatirkan bertambah parah kalau melaksanakan Wudhu atau mandi. 
  2. Sedang dalam perjalanan yang sulit untuk mendapat air. 
  3. Tidak ada air meskipun telah diusahakan. 
  4. Ada air tetapi terdapat uzur, contohnya lantaran kondisi yang sangat panas atau dingin, ada ancaman yang mengancam atau lantaran keterbatasan persediaannya. 
  5. Ada air tetapi jaraknya sangat jauh sehingga kalau menuju ke daerah tersebut waktu shalat sanggup habis.


Sebagaimana ibadah yang lain, tayamum mempunyai syarat-syarat sebagai berikut.

  1. Sudah masuk waktu shalat. 
  2. Sudah berusaha mencari air tetapi air tidak didapati. 
  3. Menggunakan tanah yang suci dan berdebu. 
  4. Menghilangkan najis yang mungkin menempel pada tubuh sebelum bertayamum.


Hal-hal yang membatalkan tayamum sama dengan yang membatalkan Wudhu dan mandi wajib. Artinya, kalau seseorang telah ber- tayamum tetapi ia mengalami Hadats kecil menyerupai buang angin, ia wajib melaksanakan tayamum kembali.

Diperbolehkannya melaksanakan tayamum bertujuan semoga kita tetap sanggup mengerjakan kewajiban agama, khususnya shalat. Oleh lantaran sifatnya yang darurat, kalau penghalang yang menyulitkan dilakukannya Wudhu atau mandi tidak ada, dianjurkan melaksanakan Wudhu. Misalnya, lantaran rasa sakit dirasakan telah sembuh sehingga memakai air dianggap tidak lagi berbahaya atau lantaran ketersediaan air yang telah sanggup dijamin.

Cara bertayamum sanggup dilakukan dengan urutan berikut ini.

  1. Sebelum bertayamum, mulailah dengan membaca basmalah dan berniat. 
  2. Meniup debu sehingga tidak terlalu tebal. 
  3. Menyapukan debu pada muka. 
  4. Menyapukan debu pada tangan hingga pergelangan. 
  5. Tertib.


3. Mandi Wajib

Mandi wajib dikenal juga dengan mandi besar atau mandi janabah. Mandi wajib dilakukan kalau seseorang mengalami Hadats-Hadats tertentu, contohnya mimpi berair sehingga keluar air mani dan lantaran haid atau tiba bulan. Mandi wajib hukumnya fardu dilaksanakan oleh seseorang yang sedang berHadats besar. Hadats besar atau hal-hal yang menjadikan seseorang mandi wajib sebagai berikut.

  1. Bersetubuh antara suami dan istri, baik mengeluarkan sperma ataupun tidak. 
  2. Keluar mani, baik disengaja ataupun tidak. 
  3. Keluar darah haid. 
  4. Keluar darah nifas, yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan. 
  5. Wiladah atau melahirkan. 
  6. Wafat atau meninggal dunia.

Mandi wajib mempunyai rukun, yaitu berniat melaksanakan mandi wajib dan mengalirkan air ke seluruh tubuh. Adapun hal-hal yang termasuk sunah dalam mandi wajib sebagai berikut.

  1. Membaca basmalah dan berwudhu dahulu sebelum memulai mandi.
  2. Menggosok tubuh memakai sabun atau alat lain yang sanggup membersihkan badan.
  3. Mendahulukan serpihan tubuh yang kanan daripada yang kiri.


4. Perbedaan Najis dan Hadats

Najis dan Hadats mempunyai beberapa perbedaan. Di antara perbedaan najis dan Hadats sebagai berikut.

  1. Najis cukup dibersihkan dengan cara membuang benda najis itu dan daerah sekitar melekatnya najis. Bertaharah dari Hadats harus dengan menyucikan beberapa anggota tubuh tertentu atau dengan mandi.
  2. Menyucikan najis tidak harus dengan niat, sedangkan menyucikan Hadats harus diawali dengan niat.
  3. Membersihkan najis harus dilakukan dengan menghilangkan bekas, bau, dan warnanya, sedangkan menyucikan diri dari Hadats cukup dengan mengguyurkan air ke seluruh tubuh sesuai dengan tata caranya. 

Soal Thaharah dari Hadats :
  1. Bolehkah meninggalkan kewajiban wudu kalau tidak ada sesuatu yang menghalangi? Jelaskan!
  2. Apa sajakah yang menjadi penyebab diwajibkan seseorang melaksanakan kewajiban mandi besar?
  3. Sebutkan rukun mandi wajib!
  4. Sebutkan rukun wudu!
  5. Sebutkan hal-hal yang membolehkan tayamum!
  6. Bagaimana cara bertayamum?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel