Sifat-Sifat Allah Swt. Dalam Ayat-Ayat Al-Qur’An

1. Wujud 
Salah satu sifat Allah Swt. yakni wujud. Wujud berarti ada, lawannya yakni tidak ada atau ‘adam. Dalil yang menjelaskan keberadaan Allah Swt. antara lain berbunyi sebagai berikut.
 Dalil yang menjelaskan keberadaan Allah Swt Sifat-Sifat Allah Swt. dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an

Artinya: Dan Dialah yang telah membuat bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kau bersyukur. Dan Dialah yang membuat dan mengembangbiakkan kau di muka bumi ini dan kepada-Nya lah kau akan dikumpulkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kau mengerti? (Q.S. al-Mu‘minun [23]: 78–80)

Keberadaan Allah Swt. sanggup dibuktikan dengan keberadaan makhluk-makhluk-Nya. Jika Allah Swt. tidak ada, tidak mungkin tercipta makhluk-makhluk-Nya. Dengan demikian, Allah Swt. ada dengan sendirinya dan lebih dahulu sebelum keberadaan makhluk-makhluk-Nya Allah Swt. yakni zat mistik sehingga tidak bisa dilihat dengan mata. Meskipun tidak bisa dilihat dengan mata, keberadaan Allah Swt. tetap tampak. Kita bisa mencicipi langit, bumi, diri kita, atau makhluk-makhluk lain yang tersebar di penjuru langit dan bumi. Semua itu niscaya ada yang menciptakan. Tidak mungkin semua itu ada dengan sendirinya. Dialah Allah Swt. yang mempunyai sifat wujud yang membuat seluruh makhluk Penciptaan langit dan bumi menunjukkan adanya Allah Swt

2. Qidam

Allah Swt. bersifat dahulu sehingga tidak mungkin baginya bersifat baruQidam berarti dahulu, kebalikannya hudus yang artinya baru. Keberadaan Allah Swt. yakni dahulu, tidak gres saja muncul. Allah Swt. yakni yang pertama kali ada sebelum makhluk-Nya ada. Hal ini ditegaskan dalam ayat yang berbunyi ibarat berikut :
 Dalil yang menjelaskan keberadaan Allah Swt Sifat-Sifat Allah Swt. dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an

Artinya: Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-Hadi d [57]: 3)

Berbeda dengan makhluk, dahulunya Allah Swt. tidak berproses. Coba kita perhatikan proses pertumbuhan manusia. Dahulunya insan yakni sosok janin yang bermetamorfosis bayi kemudian berkembang lagi menjadi anak-anak. Usia belum dewasa meningkat menjadi sosok sampaumur yang tumbuh hingga usianya semakin tua. Setelah itu, proses kehidupan insan justru mengalami penurunan. Bahkan, tidak usang sehabis itu niscaya menghadapi kematian. Dahulunya Allah Swt. menunjukkan Dia ada dan tidak akan musnah dan hilang hingga kapan pun. Keberadaan Allah Swt. yang menyebabkan makhluk-Nya ada. Allah Swt. tidak tergantung pada waktu sebab Dia yang membuat waktu. Allah Swt. telah ada sebelum terciptanya waktu itu sendiri.

3. Baqa’

Baqa’ berarti kekal dan abadi. Kebalikan dari sifat baqa’ yakni fana’ atau rusak. Allah Swt. mempunyai sifat baqa’ sebagaimana firman-Nya dalam salah satu ayat yang berbunyi:

 Dalil yang menjelaskan keberadaan Allah Swt Sifat-Sifat Allah Swt. dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an

Artinya: Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (Q.S. arRahman [55]: 26–27)

Hanya Allah Swt. Yang Maha abadi. Sebaliknya, makhluk-makhlukNya niscaya akan menghadapi final hidup dan kerusakan. Bahkan, kehidupan yang kita rasakan, pada saatnya nanti juga akan rusak. Sebagaimana dijanjikan oleh Allah Swt., pada hari final zaman kelak, semua makhluk-makhluk-Nya akan hancur lebur. Tidak ada yang awet kecuali Allah Swt. semata sebab Dia mempunyai sifat baqa’. Memahami bahwa Allah Swt. mempunyai sifat baqa’ mendorong kita untuk semakin mantap dalam beribadah kepada-Nya. Hanya Allah Swt. yang selalu hidup dan awet yang kita ibadahi dan mintai pertolongan.

4. Mukhalafatu Lilhawadisi 

Sifat mukha lafatu lilhawa disi menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan makhluk-Nya. Sifat Allah Swt. ini sekaligus menunjukkan sifat mustahil-Nya untuk serupa dengan makhluk atau mumasalatu lilhawadisi. Tidak ada satu pun makhluk yang serupa dengan Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat yang berbunyi:
Artinya: ”. . . Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. asy- Syura [42]: 11)

Dalam menjalani hidup hendaknya insan rajin berusaha dan berdoa. Untuk menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan makhlukNya sangat mudah. Kita memperhatikan bahwa antara pencipta dengan yang diciptakan niscaya berbeda. Dengan demikian, tidak tepat bila Allah Swt. dipersamakan dengan malaikat, apalagi dengan insan atau hewan. Meskipun dalam ayat-ayat Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Melihat, kita tidak perlu memikirkan bentuk mata dan indera pendengaran Allah Swt. Untuk menambah pemahaman sifat Allah Swt. ini kita sanggup membandingkan dengan sifat manusia. Meskipun insan sanggup membuat rumah, tidak berarti wujud dan bentuk insan ibarat rumah. Begitu halnya dengan Allah Swt., meskipun bisa membuat langit, bumi serta seisinya, tidak berarti bahwa Dia ibarat makhluk-makhluk tersebut

5. Qiyamuhu Binafsihi

Allah Swt. bersifat qiyamuhu binafsihi yang artinya Allah Swt. berdiri sendiri. Kebalikannya yakni sifat qiyamuhu bigairih yang berarti membutuhkan pihak lain. Ayat berikut ini menjelaskan sifat qiyamuhu binafsihi

Artinya: Allah, tidak ada yang kuasa selain Dia. Yang Mahahidup, yang terusmenerus mengurus (makhluk-Nya). (Q.S. A li ‘Imran [3]: 2)

Allah Swt. yakni pencipta segala makhluk-makhluk-NyaKemampuan Allah Swt. dalam mencipta tidak bergantung pada makhlukNya, tetapi bisa dilakukannya sendiri. Demikian halnya bila Allah Swt. bergantung kepada makhluk, menunjukkan bahwa Allah Swt. mempunyai sifat lemah. Padahal, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu. Kita meyakini Allah Swt. sebagai zat yang bersifat qiyamuhu binafsihi. Kita hanya memohon dan meminta pemberian kepada Allah Swt. yang bisa sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan berdiri sendiri

6. Wahdaniyyah 

Allah Swt. mempunyai sifat wahdaniyyah yang artinya Allah Swt. Maha Esa. Keesaan Allah Swt. menunjukkan bahwa Dia tidak bersifat terhitung atau ta‘addud. Allah Swt. yakni tunggal sehingga tidak ada sekutu bagiNya. Perhatikan firman-Nya berikut ini
Artinya: Katakanlah (Muhammad): ”Dialah Allah Yang Maha Esa.” (Q.Sal-Ikhlas [112]: 1)

Keesaan Allah Swt. juga menunjukkan bahwa Dia tidak bertambah banyak dan mempunyai keturunan. Memahami bahwa Allah Swt. mempunyai anak yakni keliru. Esa zat-Nya juga bukan sebab hasil penjumlahan atau perkalian, serta perhitungan-perhitungan lainnya. Allah Swt. bersifat tunggal menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang mengungguli, mirip, terlebih serupa dengan Dia. Oleh sebab itu, yang pantas kita ibadahi yakni Allah Swt. yang mempunyai sifat satu

7. Qudrat

Sifat qudrat yang Allah Swt. miliki berarti Dia Mahakuasa. Kekuasaan Allah Swt. tidak terbatas. Kebalikan dari sifat qudrat yakni ‘ajzun yang artinya lemah. Dalil yang menunjukkan Allah Swt. bersifat kuasa contohnya dalam ayat yang berbunyi:
Artinya: ”. . . . Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. alBaqarah [2]: 20)

Kekuasaan Allah Swt. berbeda dengan kekuasaan yang dimiliki manusia. Jika kekuasaan insan sangat tergantung pada orang lain, kekuasaan Allah Swt. tidak demikian. Allah Swt. berkuasa sebab kehendak-Nya sendiri. Kekuasaan Allah Swt. juga tidak terbatas. Ia menguasai dalam kemampuan penciptaan makhluk-Nya, dalam pemeliharaan, sekaligus dalam mencabut kehidupan yang terjadi pada makhluk-makhluk-Nya. Mengimani sifat kekuasaan Allah Swt. juga menyadarkan kita bahwa yang patut kita ibadahi dan sembah sujud hanya Allah Swt. Kita tidak boleh terlalu tunduk kepada insan hingga tanpa batas

8. Iradat

Allah Swt. bersifat iradat yang berarti mempunyai kehendak untuk melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sifat mustahilnya yakni karahah yang berarti terpaksa. Ayat berikut ini menegaskan sifat iradat Allah Swt.
Artinya: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanya berkata kepadanya, ”Jadilah”, maka terjadilah sesuatu itu. (Q.S- Yasin [36]: 82)

Dalam memilih segala sesuatu, Allah Swt. berkehendak atas diriNya sendiri. Tidak tergantung, apalagi dipaksa oleh makhluk-makhlukNya. Jika Allah Swt. berkehendak pada sesuatu cukup dengan berfirman, ”Kun”, segera jadilah yang Dia kehendaki. Berbeda dengan kehendak insan yang adakalanya tidak sanggup memilih keinginannya sendiri, tetapi dipengaruhi oleh orang lain.

Mengetahui sifat iradat Allah Swt. menyadarkan kita untuk tidak bersikap sombong terhadap sesuatu. Kita harus sadar bahwa Yang Maha Berkehendak yakni Allah Swt. Dalam menjalani hidup, insan hendaknya selalu berusaha sembari memperbanyak doa. Tentang hasil yang kita peroleh, Allah Swt. yang menetapkan dengan kehendak-Nya

9. ‘Ilmu

Salah satu sifat Allah Swt. yang lain yakni berilmu, pandai, dan mengetahui. Sifat tidak mungkin dari ‘ilmu yakni jahlun. Dalil yang menjelaskan sifat ‘ilmu ibarat berikut ini.

Artinya: . . . padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.Sal-Hujurat [49]: 16)

Kepandaian, ilmu, dan pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas. Allah Swt. mengetahui atas segala sesuatu, baik yang terlihat ataupun yang gaib. Allah Swt. Maha Berilmu dengan kemampuan dari diri-Nya sendiriTidak pintar sebab berguru dari makhluk-Nya atau sebab pengalamanJika Allah Swt. tidak mempunyai ilmu tentu tidak sanggup membuat alam raya ini dengan segala kesempurnaan. Allah Swt. juga yang menjaganya dengan kemampuan yang Dia miliki.

10. Hayat

Sifat yang niscaya dimiliki Allah Swt. yakni hayat. Hayat berarti hidup, sifat mustahilnya yakni maut atau mati. Allah Swt. hidup dan tidak akan mati selamanya. Simaklah dalil berikut ini.

Artinya: Allah, tiada Tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur . . . (Q.Sal-Baqarah [2]: 255)

Jika Allah Swt. bersifat maut niscaya kehidupan yang ada di alam ini akan rusak. Demikian juga dengan keteraturan tata surya yang tepat di tempatnya, tanpa bertabrakan antara satu dengan yang lain. Allah Swthidup abadi, Dia yang membuat manusia, menjaganya, mematikan, serta membangkitkannya pada hari final zaman nanti.

Zat yang pantas kita sembah yakni yang mempunyai sifat hayat. Hanya Allah Swt. yang selalu hidup, sedangkan semua makhluk niscaya menghadapi kematian. Dengan demikian, kita tidak perlu menyembah kepada sesuatu yang pada saatnya nanti akan rusak, hancur, dan mati. Hanya Allah Swt. pula yang sanggup menjamin kehidupan kita

11. Sama‘

Allah Swt. mempunyai sifat mendengar. Kemampuan mendengar-Nya tidak terbatas. Bahkan, bunyi apa pun yang muncul dari makhluk-Nya bisa didengarkan Allah Swt. Sifat tidak mungkin dari sama‘ yaitu summun yang berarti tuli. Dalil yang menjelaskan sifat sama‘ Allah Swt. sebagai berikut.
Artinya: ”. . . . Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. alMa‘idah [5]: 76)

Kemampuan Allah Swt. dalam mendengarkan tentu sangat berbeda dengan kemampuan yang dimiliki manusia. Manusia hanya bisa mendengarkan bunyi dalam ukuran-ukuran tertentu. Oleh sebab kelemahan yang dimiliki manusia, terkadang tidak sanggup membedakan antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lainAllah Swt. juga bisa mendengarkan getaran niat dalam hati manusia, persangkaan, harapan, atau cita-cita. Jika kita mempunyai niat kebaikan berarti telah didengarkan oleh Allah Swt. sehingga Dia juga memberi jawaban pahala. Oleh sebab itu, kita perlu menyucikan hati dan menjaga verbal supaya verbal ini hanya untuk mengucapkan kebaikan

12. Basar

Sifat Allah Swt. yang juga harus kita imani yakni basar. Basar artinya melihat, sedangkan kebalikannya yakni sifat ‘umyun yang berarti buta. Simaklah ayat berikut ini.
Artinya: . . . Dan Allah Maha Melihat apa yang kau kerjakan.” (Q.S. alHujurat [49]: 18)

Allah Swt. Maha Melihat dengan kekuasaan bisa melihat semua makhluk. Entah makhluk yang besar, ibarat matahari dan bumi ataukah makhluk sekecil atom, bisa dilihat Allah Swt. Bagi Allah Swt. tidak ada sesuatu pun yang sanggup menghalangi pengawasan-Nya. Sebagai contoh, Allah Swt. bisa melihat pergerakan atom meskipun terhalang oleh benda yang sangat tebal dan besar. Allah Swt. juga bisa melihat hamba yang bersembah sujud kepada-Nya, meskipun tidak tampak oleh mata manusia.

Oleh sebab kita menyadari pada sifat basar Allah Swt., hendaknya kita selalu menampilkan amal kebajikan dalam menjalani hidup. Tujuannya tidak untuk mendapat pengawasan, sanjungan, dan penghormatan dari manusia, tetapi supaya mendapat keridaan Allah Swt

13. Kalam

Sifat Allah Swt. kalam artinya Allah Swt. wajib mempunyai sifat berfirman atau berkata. Sifat mustahilnya yakni bukmun atau bisu. Berikut ini dalil yang menegaskan bahwa Allah Swt. mempunyai sifat Kalam
Artinya: . . . Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 164)

Sifat Allah Swt. berfirman ditunjukkan dengan diturunkannya Al-Qur’an sebagai aliran hidup bagi manusia. Dengan demikian, sangat terang bahwa Al-Qur’an bukan buatan manusia, melainkan merupakan firman Allah Swt, Cara Allah Swt. berfirman tidak sanggup kita ketahui sebab berada di luar jangkauan nalar manusia. Sebagai manusia, kita cukup untuk mengimani saja, tanpa perlu memikirkan cara Allah Swt berfirman. Sifat kalam Allah Swtsekaligus memberi peneladanan kepada kita supaya memanfaatkan pengecap kita untuk membicarakan sesuatu yang bermanfaat. Al-Qur’an merupakan bukti bahwa Allah bersifat kalam.

Selain sifat-sifat yang telah disebutkan di atas, masih ada tujuh sifat Allah Swt. lain yang dikenal dengan sifat ma‘nawiyah. Disebut sifat ma‘nawiyah sebab bekerjasama erat dengan sifat ma‘ani atau sifat-sifat Allah Swt. yang gampang dicerna oleh nalar manusia. Sifat ma‘ani yakni ibarat disebutkan di atas, yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama‘, bashar, dan kalam. Tujuh sifat ma‘nawiyah adalah qadiran (Mahakuasa), muridan (Maha Berkehendak), ‘aliman (Maha Mengetahui), hayyan (Mahahidup), sami‘an (Maha Mendengar), basiran (Maha Melihat), dan mutakalliman (Maha Berfirman). Kita harus mengimani Allah Swt. dengan kebesaran sifat-sifat ma‘nawiyah yang mempunyai kekuasaan, kehendak, pengetahuan, hidup, kemampuan mendengar, melihat, dan berfirman yang berbeda dengan yang dimiliki makhluk. Kebesaran sifat-sifat yang dimiliki Allah Swttersebut tidak terbatas. Dengan demikian, seharusnya memberi kesadaran kepada insan untuk semakin mendekatkan kepada-Nya

Sumber : Pendidikan Agama Islam Kelas VII, Husni Thoyar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel