Cara Menasehati Teman

Sebagai makhluk sosial, kita tentu mempunyai banyak teman. Kadang kala kita mencicipi atau melihat sahabat kita melaksanakan kesalahan baik secara sebgaja atau tidak. Bagaimana cara kita menasehati sahabat kita tanpa melukai perasaannya ? Berikut ini ialah cara-cara dalam memberi nasehat kepada orang lan termasuk sahabat kita yang di sarikan dari buku berjudul: “Selembut Perkataan Nabimu – Kiat semoga Nasihat Laksana Embun Yang Menyejukkan”, karya Muhammad Abu Shu’ailaik.

1. Ikhlaskan niat
Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan mendapatkan ganjaran dari Allah Jalla wa ‘Ala, sehingga Allah pun akan membantu engkau semoga orang yang dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.

2. Menasehati Secara Rahasia
Ini ialah etika yang kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa peserta nasehat ialah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan gampang diterima jika disampaikan secara rahasia.

Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullahberkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan peserta nasehat). Barangsiapa yang memberinasehat secara rahasia, maka ia telah menghiasinya. Maka memberikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)

3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.
 Kadang kala kita mencicipi atau melihat sahabat kita melaksanakan kesalahan baik secara sebgaj Cara Menasehati TemanMengapa kita harus menasehati sahabat dengan halus, penuh etika dan lemah lembut? Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya mirip membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan sanggup dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu ialah hati, dan kuncinya ialah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam:
Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR. Muslim)

4. Tidak Memaksa
Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk mendapatkan nasehatnya. Karena pemberi nasehat ialah seseorang yang membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah memberikan dan memberi isyarat saja.

5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:
Hati itu mempunyai rasa suka dan keterbukaan. Hati juga mempunyai kemalasan dan penolakan. Maka raihlah dikala ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia dikala ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel