Pengertian Iman Kepada Allah Swt. Dan Penjelasannya Pada Alquran
Saturday, September 29, 2018
Edit
A. Pengertian Iman kepada Allah Swt.
Iman secara bahasa berarti percaya atau yakin. Secara istilah, akidah berarti membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengambarkan dengan amal perbuatan. Berdasarkan pengertian ini, akidah kepada Allah Swt. sanggup diartikan dengan meyakini dalam hati bahwa Allah Swt. ada (wujud) dengan segala sifat, nama, kekuasaan, keagungan, dan kesempurnaan-Nya. Keyakinan ini diikuti pula dengan ikrar verbal dan amal perbuatan secara nyata. Orang yang beriman disebut mukmin (Ensiklopedi Islam. 1994. Halaman 208).Seseorang yang meyakini Allah Swt. sebagai Tuhannya, ia setiap ketika menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya niscaya diketahui oleh Allah Swt. Dengan demikian, orang tersebut selalu berusaha biar yang ia kerjakan mendapat keridaan di sisi-Nya. Hal ini alasannya yaitu keimanan kepada Allah Swt. harus mencakup tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian dengan anggota badan.
Jika ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap keberadaan Allah Swt., tetapi tidak membuktikannya dengan amal perbuatan serta ikrar dengan lisan, berarti keimanannya belum sempurna. Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus terpadu tanpa bisa dipisahkan.
Iman kepada Allah Swt. juga merupakan rukun akidah yang pertama dan utama. Umar bin Khattab menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, ”Iman ialah bahwa engkau beriman kepada Allah Swt., kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, kepada qadar yang baik dan yang buruk.” (H.R. Muslim). Berdasarkan hadis tersebut, sebelum kita mengimani kepada yang lain, harus mempunyai keteguhan akidah kepada Allah Swt. Allah Swt. yaitu Tuhan yang menciptakan, mengadakan, dan menghancurkan ciptaanNya. Kita sebagai makhluk-Nya harus beribadah kepada Allah Swt. tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Berikut ini dalil-dalil dalam Al-Qur’an yang menjelaskan wacana keesaan Allah Swt. dan tawaran untuk beriman kepada-Nya.
Artinya: Katakanlah (Muhammad), ”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah kawasan meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhlas [112]: 1–4) .
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 136)
B. Penjelasan Ayat-Ayat Al-Qur’an wacana Allah Swt.
Untuk memahami adanya Allah Swt. sanggup kita lakukan dengan dua cara. Pertama, dengan memperhatikan firman Allah Swt. secara langsung, yaitu melalui ayat-ayat Al-Quran (ayat qauliyah). Kedua, dengan memperhatikan insiden yang terjadi di alam ini (ayat kauniyah). Sifat-sifat Allah Swt. sebagaimana juga nama-nama-Nya, dalam Al-Qur’an berbagai disebutkan. (Ensiklopedi Islam 1. 1994. Halaman 125) Dalam Al-Qur’an dijelaskan dengan terang bahwa Allah Swt. yaitu Tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-Nya. Untuk menumbuhkan keimanan, tentu kita perlu mengenal Allah Swt. Agar mengetahui wacana Allah Swt. secara tepat, harus mengacu pada dua sumber utama, yaitu Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. Penjelasan wacana Allah Swt. dalam Al-Qur’an ditunjukkan dengan menyebutkan nama dan sifat-Nya. Misalnya, Allah Swt. yaitu Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Menghidupkan dan Mematikan, serta Yang bersemayam di atas ‘Arys. Dengan cara ini logika kita bisa memahami keberadaan Allah Swt. Kita semakin yakin bahwa Allah Swt. niscaya ada. Akan tetapi, kita tidak perlu memikirkan bentuk atau ukuran Allah Swt. Al-Qur’an menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah Swt.Artinya: (Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia mengakibatkan bagi kau pasangan-pasangan dari jenis kau sendiri, dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kau berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S. asySyura [42]:11)
Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dengan klarifikasi ini sanggup dipahami bahwa apa saja yang tergambar dalam benak kita wacana Allah Swt., Allah Swt. tidak demikian. Wujud Allah Swt. tidak menyerupai yang kita bayangkan.
Untuk memahami keimanan kepada Allah Swt. dan sifat-sifatnya, diskusikan persoalanpersoalan berikut ini secara berkelompok.
- Bolehkah kita memikirkan wujud zat Allah Swt.? Jelaskan!
- Bagaimana cara kita biar mengetahui kebesaran dan keagungan Allah Swt.?
- Mengapa keimanan yang kukuh sangat penting dalam kehidupan seseorang?
Sumber : Pendidikan Agama Islam Kelas VII, Husni Thoyar