Riwayat Ummu Sulaim : Muslimah Yang Teguh Dan Romantis
Saturday, September 29, 2018
Edit
Sudah jama’ bila orang mengagumi Aisyah ra. alasannya ialah kecerdasannya, sudah jama’ mereka mengagumi Khadijah ra., Fatimah ra. dan serentet yang lain. Tapi jiwa perempuanku terusik dengan sosok lain, sebuah sosok yang ehm.. romantis,cerdas dan teguh, setidaknya menurutku.
Nama aslinya dalam sejarah tidak banyak terungkap. Ada yang menyampaikan al-Ghuamayda binti Milhan. Ummu Sulaim begitu saja kita sebut beliau.
1. Perempuan Teguh
Coba simak bagaimana wanita ini meyakini kebenaran yang tiba padanya. Ia ikuti dengan penuh kemantapan, meninggalkan suaminya yang ketika itu kafir, Malik. Dibawanya serta anaknya anas bin Malik mengikuti insan Agung berjulukan Muhammad, berhijrah. mustahil bila ia seorang permpuan yang labil, penuh keraguan, diletakkannya kecintaannya pada insan yang bersamanya ia mereguk cinta kemanusiaannya. Ditukarnya dengan cinta hakiki yang lebih membuatnya bergairah. Tidak mungkin bila ia sorang yang penuh dengan ketergantungan pada manusia. Ah, ummu sulaim. Bukan itu saja. Simak bagaimana ia masih tetap bertahan dengan keteguhannya tatkala seorang saudagar kaya namun kafir di Madinah, debu Thalhah melamarnya. Bukankah ia lagi-lagi tidak hendak menukar syahadatnya dengan tujuh kebun kurma milik Abu Thalhah? bukankah ia hanya berucap; cukuplah keislamanmu sebagai maharku, wahai Abu thalhah! ah, Ummu sulaim…….mungkinkah itu diucapkan seorang wanita yang cinta dunia? padahal ummu sulaim seorang “single mother” ketika itu. Bagaimana itu tidak menggetarkan seorang pria ?dan keteguhan itulah yang menjadi mediator hidayah untuk Abu Thalhah.
2. Perempuan Pendidik
Saat hijrah bersama putranya, diserahkannya Anas bin Malik pada Rasulullah, dididik oleh seorang yang dicintai Allah. Disuruhnya sang putra berguru dari insan agung itu.dan setiap pulang ditanyainya putranya mengenai “pelajaran” yang didapatnya dari Rasulullah hari itu.
Diajarkannya pula pada Anas untuk menjaga diam-diam Rasulullah sebaik-baiknya termasuk pada dirinya. Jadilah Anas bin Malik seorang yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah. Bagaimana itu sanggup dilakukan kecuali oleh perempuan-perempuan yang berjiwa pendidik?
Bukan itu saja. Simak, kira-kira ketika Abu Thalhah masuk Islam, bukankahUmmu Sulaim niscaya “lebihfaham” mengenai dien? mungkin dalam konteks kini Abu Thalhah ketika ialah seorang Mu’allaf. Dibimbingnya suaminya dengan keteguhan yang dia miliki. Dengan kehendak Allah, jadilah Abu Thalhah satu dari 10 orang yang dijamin masuk sorga, menjadi saudagar yang dermawan. Bagaimana hal itu sanggup dilakukan kecuali oleh istri-istri yang teguh, cerdas,tidak materialis, dan penuh kesabaran? jadi, bukankah baik untuk berguru bahwa setiap wanita muslim wajib siap menjadi ummu sulaim-ummu sulaim yang menjadi pendukung kebaikan dunia-akhirat keluarganya? Ah, Ummu sulaim….
3. Perempuan Cerdik Nan Romantis
Dalam bayanganku, Ummu sulaim pastilah seorang yang faham betul pada posisinya sebagai perempuan. Ia pendidik, ia seorang istri dan ibu yang pendidik. Pasti semua muslim pun tahu bagaimana kisahnya ketika mengabarkan maut putranya pada suaminya (Abu Thalhah). Lagi-lagi, pastilah Ummu Sulaim bukan seorang istri (perempuan) yang reaktif, gampang gugup, cengeng dan penakut. Ummu Sulaim (dalam konteks sekarang) memiliki kecerdasan emosional tinggi, psikologisnya matang dan ia faham pula psikologis orang lain. Beliau bisa mengendalikan rasa sedih, mengendalikan ucapannya, tenang, mengambil keputusan yang tidak gegabah, dan dia siap dengan resiko dari keputusan yang diambilnya (wajar bukan bila Abu Thalhah murka yang menganggap istrinya “terlambat” memberi tahu bahwa putranya meninggal?)
Lihat bagaimana Ummu Sulaim melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu, memanage perasaannya dengan melayani suaminya dihari pertama pulang perang, melepaskan kepenatan suaminya. Ah, Ummu Sulaim yang romantis dan tenang…! Tidak mungkin perilaku-perilaku terpuji itu dilakukan perempuan-perempuan yang kurang “mengenal” Tuhannya, yang memaknai cobaan dari Tuhannya sebagai cinta!
Ia tidak eksklusif mengabarkan hal-hal buruk yang terjadi dirumah begitu suaminya pulang “kerja”, menyerupai yang sering dilakukan kebanyakan istri ketika ini, mendamprat dan meraung-raung alasannya ialah murka pada suaminya ,bahkan sebelum suaminya sempat melepas sepatu! Waduh!
Dan Rasulullah membenarkan apa yang dilakukan Ummu Sulaim serta mendo’akan dia dan suaminya biar memperoleh keturunan yang banyak dan sholeh sesudah hari itu. Dan ? keturunan mereka selanjutnya ialah pejuang-pejuang Sholeh dijalan Allah. Subhanallah.
Ah!!! seandainya saya dan perempuan-perempuan Muslim bisa meneladaninya. Betapa rumah tangga-rumahtangga kami ialah surga. Betapa kami (jika mau berguru darinya) ialah perempuan-perempuan yang pendidik, pendidik yang teguh dan romantis. Perempuan yang paham betul kiprahnya sebagai pribadi, istri, ibu.Dari rahim perempuan-perempuan menyerupai itulah lahir benih-benih peradaban. Ummu Sulaim wanita yang hanif dan menghanifkan, teguh dan meneguhkan, cerdas dan mencerdaskan. Karakternya jelas, memiliki visi dan misi hidup yang terang sehingga hidupnya teratur dan yakin pada pertolongan Rabbnya Ini ia profil idola perempuan. Semoga ada Ummu Sulaim-Ummu Sulaim hari ini. Mari mengakibatkan kita salah satunya!
Wallahu a’lam bishshawwab
Sumber : http://www.kafemuslimah.com