Halloween Dalam Agama Islam


Apa itu Halloween? Bagaimana Halloween berdasarkan Agama Islam ? apakah orang muslim boleh ikut merayakannya? Berikut sedikit citra mengenai Halloween Day. Semoga mempunyai manfaat dan sanggup dijadikan rujukan bagi kita.

Setiap menjelang final bulan Oktober, keluarga di Amerika dan negara Barat lainnya sibuk mepersiapkan busana atau pun kostum. Segala persiapan itu dilakukan untuk menyambut Halloween Day. Kostum, mereka kenakan pada dikala perayaan Halloween Day, yaitu pada malam tanggal 31 oktober.

Perayaan Holloween  atau sanggup disebut Halloween Day yang berasal dari barat kini ini juga sudah dirayakan oleh keluarga-keluarga di Indonesia. Walapun masih tebatas pada keluarga-keluarga selebritis dan juga keluarga ekspatriat yang tinggal di kota-kota besar. Seperti juga perayaan Valentine Day, kini ini perayaan Halloween menjadi komonitas hiburan yang sangat menggiurkan, kapan pastinya perayaan ini masuk ke Indonesia tidak ada yang tahu.

Bermula dari tradisi pagan masyarakat Celtik, dulu mendiami Irlandia, Skotlandia dan tempat sekitarnya, yang percaya bahwa hari terakhir bulan Oktober para arwah orang yang sudah mati akan gentayangan di Bumi. Tradisi Bangsa Celtik ini, sebenarnya bukan orisinil dari bangsa Celtik melaikan hasil adopsi dari bangsa Romawi yang pernah menjajah bagsa Celtik di masa pertama masehi.

Kebiasaan merayakan Holoween dibawa ke Amerika oleh para imigran Irlandia yang mengalami petaka kelaparan pada tahun 1840-an. Tradisi trick-or-treat dipercaya barasal dari budaya bangsa Eropa masa ke sembilan. Mereka merayakan hari roh tiap tanggal 2 November dengan cara berjalan dari desa ke desa untuk mengumpulkan camilan manis roh yang berupa roti dengan kismis. Semakin banyak camilan manis yang mereka sanggup akan semakin banyak juga do’a yang terkirim untuk  keluarga yang sudah meninggal dari si pemberi kue.

Belum ada notulen mengapa perayaan kepercayaan paganisme (penyembah berhala) masuk ke dalam linkungan gereja dan diadopsi oleh gereja katolik. Sampai dengan masa ke-8 M, dalam daftar hari raya gereja katolik, tidak ada sama sekali perayaan untuk mengenang dan menghormati para santo (orang suci).

Sebab itu, pada masa ke-8 Masehi itu, gereja Nasrani kesannya memilih pada tanggal 1 November sebagai hari raya untuk menghormati para santo dan santa (All Saints Day). maka mulailah tradisi bahwa misa yang diadakan pada hari itu disebut Alhallowmans, yang berarti mia kaum suci (dalam bahasa Inggris disebut Hallow).

Malam sebelumnya disebut All Hallows Eve, malam penyucian. Inilah cikal bakal Halloween dalam sejarah gereja. Memasuki masa ke 18, banyak warga asal eropa yang hijrah ke Amerika, kebudayaan ini terus mereka pertahankan dan berkembang menjadi perayaan yang terus berkembang hingga sekarang.
Bagi belum dewasa yang tidak mengerti apa-apa, Holloween berarti kesempatan untuk menggunakan kostum dan mendapat permen. Bagi orang cendekia balig cukup akal mungkin ialah kesempatan untuk berpesta kostum. Bagi toko-toko ini ialah ajang bisnis yang cantik untuk pemasaran atau promosi. singkat kata sungguh tidak berbatas perayaan Holloween dari sekedar hura-hura hingga kalkulasi matematis bisnis dengan segala laba yang sanggup diraih.

Termasuk dalam Golongan Jahiliyah orang Islam yang ikut-ikutan, latah merayakan hari Valentine, Natal, Tahun baru, April Mop dan lain sebagainya dengan alasan apapun entah “just for fun” hingga yang berkata demi toleransi dan plularisme-semua ialah kelompok jahiliyah, tidak memandang yang bersikap itu seorang kiai ataupun politisi.

ari Abi Sa’id radhiyallahu ‘anhu bekerjsama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Kalian benar-benar akan menjiplak sunnah (jalan/tata cara) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai-sampai sekiranya mereka memasuki lubang biawak kalian pun juga turut mengikutinya.” Kami (para sahabat) bertanya : ”Apakah Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab : ”siapa lagi?” (HR Bukhari, Bab Ma Dzakaro ’an Bani Isra’il 11/272)

Sungguh, apa yang sudah disampaikan Nabi yang mulia ini benar-benar sudah terjadi di zaman ini, segala apa yang dilakukan kaum kuffar terutama Yahudi dan Nasrani, dengan begitu mudahnya diikuti oleh kaum muslimin. Tatkala kaum kuffar merayakan natal (peringatan kelahiran) ’tuhan’ atau orang suci mereka, maka kaum muslimin pun turut merayakan hal yang sama, meskipun kata natal diubah menjadi bahasa Arab, maulid. Ketika kaum kuffar merayakan birthday (peringatan ulang tahun), maka kaum muslimin berbondong-bondong turut merayakan hal yang sama. Ketika kaum kuffar terbakar euforia perayaan tahun gres masehi, maka kaum muslimin tidak mau kalah, mereka juga turut merayakan tahun gres masehi sekaligus tahun gres hijriah. Belum lagi perayaan-perayaan jahiliyah lainnya, ibarat valentine, april mop, mother’s day, dan lain lain.

Menjelang final bulan Oktober ini, masyarakat Barat Eropa tampak sibuk menggunakan kostum aneh dan freak, mereka berkostum dengan pakaian seram ala setan-setan ala imajinasi dan mitos mereka. Buah labu pun dipotong dan diukir dengan wajah mengerikan kemudian diberi lilin atau lampu di dalamnya, dan dipajang di rumah-rumah [i.e Jack-O-Lantern]. Anak-anak berkeliaran dengan kostum anehnya pada malam hari, berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya sembari berteriak ”Trick or Treat!”, untuk mendapat permen dan gula-gula. Rumah-rumah, halaman, lapangan, mall-mall, plaza, tempat perbelanjaan dan tempat umum lainnya, sibuk menyambut perayaan aneh ini dengan dekorasi-dekorasi aneh. Ya, perayaan ini ialah perayaan Halloween.
 Bagaimana Halloween berdasarkan Agama Islam  Halloween dalam Agama Islam

Ironinya, hal ini turut menyebar pula di kalangan kaum muslimin. Para cowok Islam turut meramaikan syiar kaum kuffar yang jahiliyah ini, hanya untuk dikatakan tidak ketinggalan zaman ataupun takut disebut remaja ”jadul” tidak gaul. Menurut mereka, ini hanyalah perayaan belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan agama dan keyakinan… Namun, benarkah klaim mereka ini?!! Padahal, apabila mereka mau berfikir kritis dan tidak bersikap latah alias membebek begitu saja dengan budaya atau pedoman asing, pasti mereka sanggup melihat dengan terang bahwa Halloween ini bukanlah perayaan biasa tanpa ada tendensi keyakinan apa-apa. Karena, segala bentuk perayaan dan peringatan, pastilah berangkat dari tendensi suatu keyakinan atau ideologi tertentu.

Halloween sendiri berdasarkan akar kata, berasal dari bahasa Inggris ”Hallow” yang maknanya keramat atau suci. Upacara Haloween ini, sebenarnya berasal beberapa masa sebelum Kristiani. Kaum paganis bangsa Inggris dan Irlandia kuno, meyakini bahwa pada malam 31 Oktober, Tuhan memainkan tipu budi basi pada para penyembahnya yang tidak infinit (mortal), dengan membawa bahaya, ketakutan dan supernatural. Mereka juga meyakini bahwa, ruh (souls) orang-orang yang sudah meninggal dibiarkan berkeliaran bebas dan sanggup mengunjungi kembali rumah-rumah mereka, serta serombongan besar arwah jahat bergentayangan menejelajahi bumi.

Intinya, mereka (kaum paganis Inggris dan Irlandia Kuno) meyakini bahwa malam 31 Oktober ialah malam yang mencekam dan mengerikan, yang dipenuhi oleh arwah bergentayangan, hantu, penyihir, hobgoblin (hantu yang berpostur pendek), black cats (kucing hitam, sebagai simbol penyihir), para peri jahat dan iblis. Untuk menangkal kejahatan malam itu dan mencegah kemarahan para yang kuasa (’tuhan’), mereka mengorbankan dan memperlihatkan ’sesajen’ serta menyalakan api unggun yang besar di puncak bukit untuk menakuti dan menjauhkan arwah jahat.

Setelah kaum paganis Romawi menaklukkan Inggris, mereka menambahkan beberapa mitos pada tanggal 31 Oktober ini berupa bazar panen buah-buahan, dalam rangka menghormati dan memuliakan Pomona, dewi buah-buahan. Beberapa tahun kemudian, gereja Kristian Barat pertama, merayakan peringatan hari ”All-Saints” atau ”All-Hallows” pada siang hari 31 Oktober, dan pada malamnya mereka merayakan ”Hallows-Eve” (Malam Suci/Keramat) atau ”Halloween”. Mereka tetap mengadopsi beberapa warisan pagan (berhalais) dengan tetap meyakini bahwa pada malam itu, orang-orang mati berjalan diantara mereka dan para penyihir serta warlock terbang berseliweran di tengah-tengah mereka, dan api unggun tetap dinyalakan untuk menjauhkan para arwah jahat dari mereka.

Secara perlahan-lahan, Halloween pun berkembang menjadi belahan peribadatan dan kebiasaan keluarga. Pada masa ke-19, ritual kebiasaan ini mulai berkembang, dan seloroh mengenai penyihir pun dirubah dan diganti dengan tricks (permainan) dan games yang dimainkan oleh belum dewasa dan remaja. Halloween masih tetap menyimpan akar paganis berhalais, rumah dan halaman masih dipenuhi oleh dekorasi gambar-gambar menyeramkan dan seram pada malam Halloween. Anak-anak memberi warna wajah mereka dan menggunakan kostum aneh, kemudian berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, sembari berteriak ”TRICK-OR-TREAT!!!”. Ritual menyediakan ’sesajen’ makan dan minum untuk para arwah digantikan dengan memperlihatkan permen dan gula-gula kepada belum dewasa berkostum, dan api unggun untuk mengusir roh jahat dirubah dengan ”Jack-O-Lantern”, yaitu sebuah labu yang tengahnya berlubang dan diukir dengan wajah menyeramkan serta diberi lilin di dalamnya.

Secara prinsip, Halloween sebenarnya berangkat dari ritual kuno yang melibatkan keyakinan pada arwah orang mati dan penyembahan kepada setan. Halloween, berdasarkan mereka ialah hari keramat, dimana pada dikala itu setan, iblis, penyihir dan segala bentuk makhluk supranatural berkeliaran bebas. Sehingga untuk mengusir arwah ini, diharapkan ritual-ritual khusus. Hal ini tentu saja di dalam Islam ialah terlarang dan haram hukumnya.

Ingatlah, Allah Ta’ala berfirman :
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ
Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu.” (QS al-Baqoroh : 105)

Allah swt juga berfirman :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan biar mereka sanggup mengembalikan kau kepada kekafiran sesudah kau beriman, alasannya dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, sesudah faktual bagi mereka kebenaran.” (QS al-Baqarah : 109)

Maka kaum muslimin, tetaplah anda di dalam syariat Allah yang lurus ini dan janganlah berpaling.

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آَثِمًا أَوْ كَفُورًا
Maka bersabarlah kau untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.

فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ
“Dan janganlah pula kau ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).”

Dan sudah terang untuk anda bahwa orang kafir Yahudi dan Nasrani ialah orang-orang yang mendustakan agama Allah, lantas untuk apa diikuti?!! Renungkanlah saudara-saudari ku!


Sumber :
id.wikipedia.org
ainuamri.wordpress.com
lovelyinmyheart.blogspot.co.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel