Peranan Dan Fungsi Penyuluh Agama Islam Dalam Masyarakat

Fungsi Penyuluh Agama Islam


Menurut kajian sosiologis, kata "peranan" ialah kedudukan seseorang atau kelompok yang diakui dalam masyarakatnya . Peranan merupakan dua konsep yang saling terkait, sanggup diibaratkan dua muka dari suatu mata uang logam. Peranan juga sanggup diartikan sebagai kiprah dan kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang sebagai pelopor untuk menanamkan kesadaran arti pentingnya kelompok dan yang mendorong mereka untuk mengadakan kerjasama guna mencapai suatu tujuan. Sebagai upaya memposisikan fungsi penyuluh agama Islam dalam pengembangan masyarakat sanggup dipahami dan realitas menawarkan tolong-menolong mereka mempunyai kiprah dalam masyarakat.
Bimbingan dan penyuluhan tolong-menolong merupakan kiprah berat yang menuntut kapabilitas, kompetensi dan keahlian dalam penguasaan bahan atau pesan yang akan disampaikan kepada sasaran, metode penyampaian dan kemampuan komunikasi yang baik, termasuk juga kualitas pengetahuan dan kualitas moralnya.

Jika dikaji lebih dalam, ada sejumlah persyaratan yang seharusnya dimiliki penyuluh agama Islam, diantaranya penyuluh agama hendaknya mempunyai langsung yang menarik dan rasa berdedikasi tinggi dalam tugasnya. Disamping itu penyuluh agama harus mempunyai keyakinan bahwa kelompok binaan sebagai tersuluh mempunyai kemungkinan yang besar memperoleh kemampuan untuk berkembang sebaik-baiknya jika tersedia kondisi dan kesempatan yang mendukung itu. Penyuluh agama juga hendaknya mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Mengacu kepada fungsi penyuluh agama Islam itu, penyuluh agama seharusnya juga mempunyai kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan tersuluh, bersifat terbuka, giat dalam tugasnya, mempunyai rasa kecintaan terhadap orang lain dan suka bekerja sama. Penyuluh agama hendaknya juga mempunyai langsung yang disukai oleh orang lain alasannya ialah sanggup diterima oleh masyarakat sekitar. Penyuluh agama harus peka terhadap kepentingan tersuluh, mempunyai kecekatan berpikir dan cerdas. Sehingga bisa memahami kehendak tersuluh. Penyuluh agama Islam juga harus mempunyai kepribadian yang utuh, kematangan jiwa dan suka berguru khususnya ilmu pengetahuan yang bekerjasama dengan tugasnya. Bagi penyuluh agama yang bertugas dibidang training agama atau penyuluh agama, sudah tentu dituntut untuk mempunyai pengetahuan agama, berakhlak mulia dan aktif menjalankan anutan agama secara benar dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

 ialah kedudukan seseorang atau kelompok yang diakui dalam masyarakatnya  Peranan dan Fungsi Penyuluh Agama Islam Dalam MasyarakatMelihat fungsi penyuluh agama Islam dalam pengembangan masyarakat Islam, seorang ulama besar yang bernama Ibnu Al-Muqaffa,  mengemukakan, "barang siapa ingin menjadi imam yang tegak jiwanya serta menjadi imam agama dalam masyarakat, maka hendaklah terlebih dahulu ia mulai mendidik dirinya sendiri dan meluruskan diri dalam tingkah laris serta tutur  katanya". Mendidik orang lain dengan melalui tingkah lakunya akan lebih berhasil dari pada mendidik dengan lisannya. Pendidikan terhadap dirinya sendiri lebih berhak mendapat ketinggian dan keutamaan dari pada pendidikan terhadap orang lain. Sejalan dengan Ibnu Al-Muqaffa, ada nasehat yang lebih rinci lagi dari seorang ulama berjulukan Al-Qalqasyandy, Ia mengingatkan semoga para pendidik untuk berusaha mempunyai sifat-sifat utama seorang pendidik. Menurut Al-Qalqasyandy seorang pendidik haruslah pintar sehat, mempunyai ketajaman dalam pemahaman dan mempunyai sifat perwira. Bila ia berbicara, arti yang ia bicarakan itu terlebih dahulu terbayang didalam kalbunya, perkataannya terang dan gampang dipahami, logis serta sistematis. Penyuluh dalam Islam senantiasa mempunyai sopan santun dan beradab, berlaku adil dan tasamuh (lapang  dada atau toleran). Mampu menentukan perkataan yang baik dan mulia serta senantiasa menghindari hal-hal yang mengakibatkan perkataannya menjadi tidak jelas.

Dalam kaitan ini, menekankan langsung penyuluh agama Islam yang mempunyai persyaratan prikologis mirip diuraikan diatas, perlu tetap dipelihara dan dikembangkan. Persyaratan tersebut akan bisa mempengaruhi tersuluh untuk bermetamorfosis insan yang beragama sebagaimana penyuluh agama itu sendiri. Menyuluh, membimbing atau mendidik memang mengandung nilai-nilai yang lebih dalam menyentuh hati nurani tersuluh dari pada mengajarkan ilmu pengetahuan belaka.

sumber : sumsel.kemenag.go.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel