Pengertian Dan Pola Tawadu Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Friday, September 28, 2018
Edit
1. Pengertian dan Contoh Tawadu
Tawadu artinya sikap rendah hati. Sikap ini yakni sikap seseorang yang tidak ingin menonjolkan diri sendiri dengan sesuatu yang ada pada dirinya. Kebaikan yang dikaruniakan Allah Swt. padanya baik berupa harta, kepandaian, kecantikan fisik, dan majemuk karunia Allah Swt. lainnya tidak menciptakan dirinya lupa. Orang yang bersikap tawadu senantiasa ingat bahwa semua yang ada padanya yakni milik Allah Swt. semata. Oleh lantaran itu, seorang yang tawadu tak akan menghina orang lain dengan apa pun yang diamanatkan Allah Swt. kepadanya.Cara bicara orang yang tawadu senantiasa lembut dan merendah sekaligus mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Dia selalu berusaha berbuat yang terbaik tanpa ingin kebaikannya diketahui orang lain. Dia lebih suka memberikan kebaikan orang lain walaupun kebaikannya jauh lebih banyak. Tidak tersinggung apalagi murka ketika orang lain memberikan keburukannya kepadanya. Istigfar menghiasi bibirnya bila ada kritikan kepadanya. Bukan sebagai perhiasan bibir, melainkan muncul dari hati yang merasa lalai atau tidak berhati-hati sehingga ada salah yang tanpa sengaja ia lakukan.
Sikap di atas berbeda dari rasa rendah diri. Rasa rendah diri berasal dari ketidakmampuan memandang dirinya dan orang lain dengan benar. Ketidakmampuan itu menimbulkan orang yang rendah diri salah menilai dirinya sebagai tidak baik, tidak mampu, tidak tampan atau cantik, atau tidak pantas. Pada ketika yang sama ia menilai orang lain sebagai sangat baik, sangat pandai, lebih tampan atau cantik, dan lebih pantas untuk sesuatu hal. Oleh lantaran itu, orang yang salah menilai diri cenderung merasa minder, tidak mampu, dan tidak percaya diri. Selain berbeda dengan rendah diri, sikap tawadu yakni kebalikan dengan sikap sombong. Sikap sombong muncul dari kesalahan menilai diri sebagai lebih baik, lebih mampu, lebih kaya, atau rasa lebih lainnya. Orang yang sombong merasa bahwa kelebihan yang ada padanya semata yakni hasil kerja yang ia lakukan. Dia tidak melihat kedatangan Allah Swt. dalam kehidupan-nya. Dengan pandangan menyerupai itu, masuk akal bila orang yang sombong bahagia membandingkan dirinya dengan orang lain. Saat ia melihat orang lain lebih dari dirinya, ia merasa iri dan berbuat dengki. Sebaliknya, ketika ia menemukan orang yang ia rasa lebih rendah darinya, ia merasa tinggi hati dan merendahkan orang lain. Sombong yakni sikap tercela yang wajib kita jauhi. Selain mencela sikap sombong, Allah Swt. juga memperlihatkan usulan kepada kita untuk bersikap tawadu. Salah satu usulan Allah Swt. itu terdapat dalam Surah Luqman ayat 19.
Artinya: Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk bunyi yakni bunyi keledai. (Q.S. Luqman [31]: 19)
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang lain juga banyak ditemukan perintah untuk merendahkan diri. Kita dianjurkan untuk bertawadu dan menjauhi sikap sombong, walaupun mempunyai harta kekayaan, keturunan, atau kedudukan tinggi (Husaini A. Majid Hasyim. 2005. Halaman 415).
Contoh sikap tawadu sanggup ditemukan dalam uraian berikut. Ahmad seorang anak yang cerdas dan senantiasa menjadi juara kelas. Ahmad tidak merasa sombong atau tinggi hati lantaran kecerdasannya. Dia senantiasa membantu teman-temannya dengan berguru kelompok. Dia merasa bahwa kecerdasannya yakni karunia Allah Swt. yang wajib dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sikap Ahmad dikategorikan sebagai sikap tawadu. Dia tidak merasa sombong atas karunia kecerdasan. Justru ia merasa bahwa ilmu dan kecerdasannya belum apa-apa dibandingkan ilmu Allah Swt. Oleh lantaran itu, ia tidak tinggi hati dan memanfaatkan kecerdasannya untuk mem- bantu teman-temannya.
2. Berperilaku Tawadu dalam Keseharian
Sebagai sikap baik, sikap tawadu tentu juga membawa akhir baik. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam salah satu hadisnya yang diriwayatkan oleh Baihaqi yang artinya, ”Barang siapa bersikap tawadu lantaran mencari rida Allah Swt. Allah akan meninggikan derajatnya. Dia akan menganggap dirinya tiada berharga namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Sebaliknya, barang siapa menyombongkan diri, Allah akan menghinakan dirinya. Dia menganggap dirinya terhormat padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina . . . .” Tawadu yakni sikap terpuji yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tawadu akan muncul dengan membiasakan perilaku-perilaku terpuji. Di antara sikap terpuji yang sanggup menjadikan tawadu sebagai berikut.- Menyadari bahwa setiap insan mempunyai kelebihan.
- Merasa cukup dengan karunia Allah Swt.
- Menyadari bahwa hanya Allah Swt. yang pantas untuk sombong.
- Menyadari kelemahan manusia.
Tawadu yakni sikap yang mulia. Pada dasarnya setiap orang sanggup mempunyai sikap ini bila ia ingin. Meskipun begitu, sikap rendah hati kadang memperoleh tantangan sehingga karam oleh sikap buruk semisal sombong dan iri hati. Oleh lantaran itu, kita perlu berusaha untuk mempraktikkan sikap tawadu dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana caranya? Bagaimanakah cara semoga kita sanggup menghayati sikap tawadu dalam hati selanjutnya mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah kiprah kalian kali ini. Buatlah kelompok bersama empat orang sahabat untuk mengerjakan kiprah pada pecahan ini. Kelompok kalian ini juga akan mengerjakan kiprah pada subbab selanjutnya pada pecahan ini. Setelah selesai, susunlah dalam lembar kiprah kemudian simpanlah untuk digabung dengan kiprah lanjutan pada subbab selanjutnya, kecuali ada petunjuk lain dari Bapak atau Ibu Guru. Selamat berdiskusi.
Sumber : Pendidikan Agama Islam Kelas VII, Husni Thoyar