Reaksi Kafir Quraisy Terhadap Dakwah Rasulullah Saw. Di Mekah
Monday, September 17, 2018
Edit
Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah saw. di Mekah sangat keras, kaum kafir Quraisy terus berupaya menggalang kekuatan semoga Rasulullah saw. dan upayanya dalam penyebaran fatwa Islam sanggup dihentikan. Berbagai upaya mereka lakukan, mulai mengajak berdialog dengan mengiming-imingi majemuk dukungan sampai kekerasan yang dilakukan pada Rasulullah saw. dan para sobat serta pengikut ajarannya. Puncak dari kejengkelan mereka yakni dengan cara memboikot Rasulullah saw. dan para sahabatnya serta pengikutnya dari boikot ekonomi dan politik.
Apa yang mengakibatkan mereka begitu keras menolak dan geram pada fatwa yang dibawa Rasulullah saw.? Apa yang salah dengan fatwa mengenai kebenaran dan kasih sayang yang yakni idaman semua insan beradab? Sebetulnya mereka mengetahui dan memahami betul bahwa fatwa Ilahi yang dibawa Rasulullah saw. yakni fatwa yang lurus, benar, dan haq. Ada beberapa alasan mengapa kaum kafir menolak dan menentang fatwa yang dibawa Rasulullah saw, diantaranya yakni sebagai berikut.
1. Kesombongan dan Keangkuhan
Bangsa Arab jahiliah dikenal sebagai bangsa yang sangat arogan dan sombong. Mereka menganggap bahwa semua yang sudah mereka lakukan yakni sesuatu yang benar. Mereka menganggap mereka tidak salah dengan apa yang mereka lakukan. Kesombongan mereka tercermin dari sya’ir-sya’ir yang mereka buat, terutama kesombongan kaum Quraisy yang merasa suku mereka yang paling terhormat dan paling berpengaruh. Mereka memandang bahwa mereka lebih mulia dan tinggi derajatnya dari golongan bangsa Arab lainnya. Mereka tidak mendapatkan fatwa persamaan hak dan derajat yang dibawa Islam. Oleh karenanya, mengakui dan mendapatkan fatwa Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. akan menurunkan dan menjatuhkan derajat dan martabat serta mengancam kedudukan mereka.
2. Fanatisme Buta pada Leluhur
Kebiasaan yang sudah mengakar kuat dan bebuyutan dalam melaksanakan penyembahan berhala dan kemusyrikan lainnya, mengakibatkan mereka sangat sulit mendapatkan fatwa tauhid dan menyembah Allah Swt. yang Ahad. Kebiasaan itu sudah mengkristal dan berakar, mereka sangat sulit diberikan pemahaman bertauhid. Tuhan untuk mereka diwujudkan dalam bentuk berhala-berhala yang mereka buat sendiri semenjak ratusan tahun lalu. Fanatisme pada fatwa leluhur jelas-jelas sudah menenggelamkan mereka ke dalam kesesatan yang nyata.
Fakta tersebut ditegaskan oleh Allah Swt. dalam firmannya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah Swt. dan (mengikuti) Rasul.” Mereka menjawab, “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya).” Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) menerima petunjuk?” (Q.S. al- Mā’idah/5:104)
3. Eksistensi dan Persaingan Kekuasaan
Penolakan mereka pada fatwa Rasulullah saw. secara politis sanggup melemahkan eksistensi dan dampak kekuasaan mereka. Jika merena mendapatkan Rasulullah saw. dengan fatwa yang dibawanya, tentu saja akan menimbulkan pada lemahnya dampak dan kekuasaan mereka. Kekuasaan dan dampak yang selama ini mereka dapatkan dengan menghalalkan majemuk cara, tentu sangat bertolak belakang dengan fatwa Rasulullah saw. Itulah sebabnya, mereka “mati-matian” mempertahankan eksistensi dan eksistensi meraka untuk menolak Rasulullah saw.
Sumber : https://ceritateladanmuslim.blogspot.com/search?q=reaksi-kafir-quraisy-terhadap-dakwah