Memahami Makna Al-Asma’ Al-Husna Al-Ghaffar, Al-Basit, Dan An-Nafi’
Tuesday, July 21, 2020
Edit
Al-Ghaffar (Maha Pengampun).
Al-Ghaffar yaitu nama Allah Swt yang memperlihatkan sifat-Nya bahwa Allah Swt Maha Pengampun yang akan memperlihatkan ampunan pada hamba-Nya yang mu’min. Allah Swt amat bahagia dalam memperlihatkan ampunan (maghfirah) kepada hamba-Nya jikalau hamba tersebut mau memohon ampunan pada-Nya. Allah Swt memerintah hamba-Nya untuk meminta ampunan padaNya, alasannya yaitu tiada hamba yang selalu berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang melaksanakan kekhilafan, kemudian Allah Swt memberitahu cara mereka memohon ampunan, kemudian mereka memohon ampunan dan bertaubat pada Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam QS. Nuh :10-12.
"Maka saya katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia yaitu Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. Nuh :10-12).
Al-Basit (Maha Melapangkan).
Arti al-Basit yaitu Maha Meluaskan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Karena Allah-lah yang melapangkan rizki dan juga menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan rahmatNya dan menahannya dengan kebijakan-Nya terhadap hambaNya yang bersangkutan.
“Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; bergotong-royong Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hambahambaNya”. Dan janganlah kau membunuh anak-anakmu alasannya yaitu takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka yaitu suatu dosa yang besar”. (QS. al-Isra’:31)
Al-Basith yaitu membentangkan rizki kepada hamba-Nya dan meluaskannya kepada mereka dengan kedermawanan-Nya dan rahmat-Nya. Lawanya yaitu al-Qabidh yang artinya menahan rizki dengan kebaikan hati-Nya. Dengan demikian, Allah Swt yaitu Zat yang Memberi dan sekaligus Menahan.
Dalam kehidupan ini, makhluk Allah Swt mengalami pasang surut kehidupan. Ada kalanya miskin, kemudian Allah Swt menyebabkan dan juga termasuk insan akan mengalami roda kehidupan.
Allah Swt sudah mengatur rizki makhluk-Nya, bahkan Allah sudah mengatur rizkinya semut, basil dan lain-lain sebagainya, Allah Swt itu Maha Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai hambaNya tidak boleh takut akan mengalami kesempitan rizki selagi kita melaksanakan perintah Allah Swt.
Allah Swt. senantiasa membentangkan rahmatNya dan kasih-Nya untuk mendapatkan taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki (memperbanyak rezeki) yang diperlukan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang dikehendaki Nya. Firman Allah Swt. :
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.”(QS. ar-Ra’d 13:26)
An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat).
Allah Swt dalam membuat segala yang ada di alam ini tiada yang sia-sia. Allah Swt memiliki tujuan dan manfaat, sehingga ciptaan Allah Swt mesti akan bermanfaat pada makhlukNya yang lain. Allah Swt membuat basil umpamanya, ada sebagian besar basil yang juga memiliki manfaat bagi badan manusia. Allah Swt membuat buah manggis misalnya, maka buah ini sanggup dikonsumsi sebagai buah-buahan yang segar. Bahkan kini ini, kulit dari buah manggispun dijadikan sebagai obat untuk banyak sekali jenis penyakit yang dialami oleh insan ibarat obat penyakit kanker, jantung, kolesterol jahat dan lain-lain. Hal ini memperlihatkan bahwasannya Allah Swt tidak menyia-nyiakan hal-hal kecil-pun dari ciptaanNya. Allah Swt Maha Cermat dalam memperlihatkan aspek manfaat ciptaanNya.
Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran [3] 190-191:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang sungguh ada gejala ayat Allah bagi insan ulil albab. Yaitu orang-orang yang berzikir pada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, dan mereka ber¿kir pada penciptaan langit dan bumi, kemudian berkata: ya Rabb kami, tidaklah Engkau cipta ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka" (QS. Ali Imran :190-191)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal memahami makna al-Asma’u al-Husna: al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’. Semoga kita sanggup mengamalkan sifat Allah Swt al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’ dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Al-Ghaffar yaitu nama Allah Swt yang memperlihatkan sifat-Nya bahwa Allah Swt Maha Pengampun yang akan memperlihatkan ampunan pada hamba-Nya yang mu’min. Allah Swt amat bahagia dalam memperlihatkan ampunan (maghfirah) kepada hamba-Nya jikalau hamba tersebut mau memohon ampunan pada-Nya. Allah Swt memerintah hamba-Nya untuk meminta ampunan padaNya, alasannya yaitu tiada hamba yang selalu berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang melaksanakan kekhilafan, kemudian Allah Swt memberitahu cara mereka memohon ampunan, kemudian mereka memohon ampunan dan bertaubat pada Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam QS. Nuh :10-12.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
"Maka saya katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia yaitu Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. Nuh :10-12).
Al-Basit (Maha Melapangkan).
Arti al-Basit yaitu Maha Meluaskan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Karena Allah-lah yang melapangkan rizki dan juga menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan rahmatNya dan menahannya dengan kebijakan-Nya terhadap hambaNya yang bersangkutan.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; bergotong-royong Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hambahambaNya”. Dan janganlah kau membunuh anak-anakmu alasannya yaitu takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka yaitu suatu dosa yang besar”. (QS. al-Isra’:31)
Al-Basith yaitu membentangkan rizki kepada hamba-Nya dan meluaskannya kepada mereka dengan kedermawanan-Nya dan rahmat-Nya. Lawanya yaitu al-Qabidh yang artinya menahan rizki dengan kebaikan hati-Nya. Dengan demikian, Allah Swt yaitu Zat yang Memberi dan sekaligus Menahan.
Dalam kehidupan ini, makhluk Allah Swt mengalami pasang surut kehidupan. Ada kalanya miskin, kemudian Allah Swt menyebabkan dan juga termasuk insan akan mengalami roda kehidupan.
Allah Swt sudah mengatur rizki makhluk-Nya, bahkan Allah sudah mengatur rizkinya semut, basil dan lain-lain sebagainya, Allah Swt itu Maha Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai hambaNya tidak boleh takut akan mengalami kesempitan rizki selagi kita melaksanakan perintah Allah Swt.
Allah Swt. senantiasa membentangkan rahmatNya dan kasih-Nya untuk mendapatkan taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki (memperbanyak rezeki) yang diperlukan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang dikehendaki Nya. Firman Allah Swt. :
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.”(QS. ar-Ra’d 13:26)
An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat).
Allah Swt dalam membuat segala yang ada di alam ini tiada yang sia-sia. Allah Swt memiliki tujuan dan manfaat, sehingga ciptaan Allah Swt mesti akan bermanfaat pada makhlukNya yang lain. Allah Swt membuat basil umpamanya, ada sebagian besar basil yang juga memiliki manfaat bagi badan manusia. Allah Swt membuat buah manggis misalnya, maka buah ini sanggup dikonsumsi sebagai buah-buahan yang segar. Bahkan kini ini, kulit dari buah manggispun dijadikan sebagai obat untuk banyak sekali jenis penyakit yang dialami oleh insan ibarat obat penyakit kanker, jantung, kolesterol jahat dan lain-lain. Hal ini memperlihatkan bahwasannya Allah Swt tidak menyia-nyiakan hal-hal kecil-pun dari ciptaanNya. Allah Swt Maha Cermat dalam memperlihatkan aspek manfaat ciptaanNya.
Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran [3] 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal memahami makna al-Asma’u al-Husna: al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’. Semoga kita sanggup mengamalkan sifat Allah Swt al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’ dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.