Penyimpangan Dogma Umat Terdahulu
Tuesday, July 21, 2020
Edit
a. Masa Nabi Nuh As.
Kemusyrikan gres muncul pada masa Nabi Nuh. Jarak antara Nabi Adam dan Nabi Nuh ialah 10 generasi. Pada masa Nabi Nuh terjadilah penyembahan terhadap berhala yang bernama: Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Nabi Nuh berdakwah untuk mengembalikan kaumnya ke jalur Tauhid, namun mereka menolak dan hasilnya mereka ditenggelamkan oleh air bah. Firman Allah Swt:
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) tuhantuhan kau dan jangan pula sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.” (QS. Nuh: 23-24).
b. Masa Nabi Ibrahim As.
Kesyirikan muncul kembali pada masa Nabi Ibrahim. Beliau berusaha untuk membimbing kaumnya untuk kembali menyembah kepada Allah Swt setelah kaumnya menyembah berhala, tapi mereka menolaknya. Allah Swt berfirman :
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya “Azar” apakah kau mengakibatkan berhala berhala sebagai yang kuasa tuhan. sebetulnya saya melihat kau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. (QS.al-An’am : 74).
c. Masa Nabi Yusuf As.
Pada masa Nabi Yusuf, negeri Mesir diperintah oleh seorang raja yang berdasarkan hebat sejarah dari kaum ‘Amaliqah yaitu kabilah dari Arab yang sangat kuno dan sudah punah (al-‘Arab al-Ba’idah). Pada ketika itu penyembahan terhadap berhala cukup marak. Hal itu sanggup dilihat dari ayat di bawah ini :
“Dan saya pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu ialah dari karunia Allah kepada kami dan kepada insan (seluruhnya); tetapi kebanyakan insan tidak mensyukuri. Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang majemuk itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?. Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kau dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun ihwal nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan biar kau tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan insan tidak mengetahui.” (QS. Yusuf : 38-40).
d. Masa Nabi Hud As.
Pada masa Nabi Hud As, penyimpangan iktikad berupa perbuatan syirik kembali menjadi anutan kaumnya. Nabi Hud As, diutus oleh Allah untuk menyadarkan kaumnya. Tapi mereka tak bergeming sedikitpun. Firman Allah Swt:
“Kaum ‘Aad berkata : “Hai Huud, kau tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali kali tidak akan meninggalkan sembahan sembahan kami alasannya ialah perkataanmu, dan kami sekali kali tidak akan mempercayai kamu.” (QS. Hud : 53)
e. Masa Nabi Shaleh As.
Pada masa Nabi Saleh, syirik telah merajalela pada kaumnya. Namun mereka juga tidak mempedulikan seruan nabi mereka, sebagaimana tercermin pada ayat dibawah ini :
“Kaum Tsamud berkata : “Hai Saleh, sebetulnya kau sebelum ini ialah seorang diantara kami yang kami harapkan, apakah kau melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sebetulnya kami betul betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kau serukan kepada kami.”. (QS.Hud: 62)
f. Masa Nabi Musa a.s.
Pada masa Nabi Musa ketika masih berada di Mesir, beliau harus berhadapan dengan seorang penguasa bengis, dan diktator yang dijuluki Fir’aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan. hal ini sanggup terungkap dalam Firman Allah Swt:
“Dan berkata Fir’aun : “ hai pembesar kaumku, saya tidak mengetahui yang kuasa bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya saya sanggup naik melihat yang kuasa Musa, dan sebetulnya saya benar benar yakin bahwa beliau temasuk orang orang pendusta”. (QS. al-Qaṣaṣ : 38)
"Maka beliau (Fir’aun) berkata: akulah tuhanmu yang paling tinggi.” (QS. an-Nazi’at : 24)
Nabi Musa juga mendapati kaumnya, Bani Israil menyembah anak sapi. Hal itu sanggup dilihat pada firman Allah Swt:
"Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata : “Inilah tuhanmu dan yang kuasa Musa, tetapi Musa telah lupa”. (QS.Ṭaha : 88)
Dalam duduk masalah ketuhanan, kaum Yahudi mempercayai bahwa Allah memiliki anak yakni Uzair dan kaum Katolik meyakini Isa Al-Masih ialah putra Allah,
"Orang-orang Yahudi berkata: Uzair itu putera Allah." (QS. at-Taubah : 30)
g. Masa Nabi Sulaiman a.s.
Pada masa Nabi Sulaiman, masyarakat negeri Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman mengajak pada pedoman tauhid dan hasilnya melalui ratu Bilqis seluruh rakyat sanggup mendapatkan pedoman tersebut. Sebagaimana firman Allah Swt:
"Aku mendapati beliau dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaithan telah mengakibatkan mereka memandang indah perbuatan perbuatan mereka kemudian menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak menerima petunjuk.” (QS. an-Naml : 24)
h. Masa Nabi Isa a.s.
Pada masa Nabi Isa, kembali kemusyrikan muncul dan bahkan merajalela, yaitu adanya keyakinan banyak orang dari Bani Israil bahwa Nabi Isa ialah anak Allah (ibnullah), atau salah satu dari tiga unsur yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Quds (Malaikat Jibril) (salis salasah), atau Nabi Isa itulah Allah Swt. Ada sebagian pengikut Nabi Isa yang masih bertahan dengan ketauhidan yaitu pengikut pendeta Arius. Namun pedoman ini hasilnya diharamkan untuk disebarkan. Ayat-ayat di bawah ini menawarkan ihwal hal tersebut :
"Dan umat Katolik berkata : al-Masih (Isa ) ialah anak Allah." (QS. at-Taubah : 30)
"Dan janganlah kau mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa” (QS.an-Nisa': 171)
"Sungguh, telah kafir orang orang yang berkata : sebetulnya Allah ialah al-Masih (Isa) bin Maryam.” (QS. al-Maidah : 17)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal penyimpangan iktikad umat umat terdahulu. Sumber buku Siswa Kelas X MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Kemusyrikan gres muncul pada masa Nabi Nuh. Jarak antara Nabi Adam dan Nabi Nuh ialah 10 generasi. Pada masa Nabi Nuh terjadilah penyembahan terhadap berhala yang bernama: Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Nabi Nuh berdakwah untuk mengembalikan kaumnya ke jalur Tauhid, namun mereka menolak dan hasilnya mereka ditenggelamkan oleh air bah. Firman Allah Swt:
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا . وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا ضَلَالًا
“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) tuhantuhan kau dan jangan pula sekali-kali kau meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.” (QS. Nuh: 23-24).
b. Masa Nabi Ibrahim As.
Kesyirikan muncul kembali pada masa Nabi Ibrahim. Beliau berusaha untuk membimbing kaumnya untuk kembali menyembah kepada Allah Swt setelah kaumnya menyembah berhala, tapi mereka menolaknya. Allah Swt berfirman :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya “Azar” apakah kau mengakibatkan berhala berhala sebagai yang kuasa tuhan. sebetulnya saya melihat kau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. (QS.al-An’am : 74).
c. Masa Nabi Yusuf As.
Pada masa Nabi Yusuf, negeri Mesir diperintah oleh seorang raja yang berdasarkan hebat sejarah dari kaum ‘Amaliqah yaitu kabilah dari Arab yang sangat kuno dan sudah punah (al-‘Arab al-Ba’idah). Pada ketika itu penyembahan terhadap berhala cukup marak. Hal itu sanggup dilihat dari ayat di bawah ini :
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ ۚ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ . يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan saya pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu ialah dari karunia Allah kepada kami dan kepada insan (seluruhnya); tetapi kebanyakan insan tidak mensyukuri. Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang majemuk itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?. Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kau dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun ihwal nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan biar kau tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan insan tidak mengetahui.” (QS. Yusuf : 38-40).
d. Masa Nabi Hud As.
Pada masa Nabi Hud As, penyimpangan iktikad berupa perbuatan syirik kembali menjadi anutan kaumnya. Nabi Hud As, diutus oleh Allah untuk menyadarkan kaumnya. Tapi mereka tak bergeming sedikitpun. Firman Allah Swt:
قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ
“Kaum ‘Aad berkata : “Hai Huud, kau tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali kali tidak akan meninggalkan sembahan sembahan kami alasannya ialah perkataanmu, dan kami sekali kali tidak akan mempercayai kamu.” (QS. Hud : 53)
e. Masa Nabi Shaleh As.
Pada masa Nabi Saleh, syirik telah merajalela pada kaumnya. Namun mereka juga tidak mempedulikan seruan nabi mereka, sebagaimana tercermin pada ayat dibawah ini :
قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَا ۖ أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ
“Kaum Tsamud berkata : “Hai Saleh, sebetulnya kau sebelum ini ialah seorang diantara kami yang kami harapkan, apakah kau melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sebetulnya kami betul betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kau serukan kepada kami.”. (QS.Hud: 62)
f. Masa Nabi Musa a.s.
Pada masa Nabi Musa ketika masih berada di Mesir, beliau harus berhadapan dengan seorang penguasa bengis, dan diktator yang dijuluki Fir’aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan. hal ini sanggup terungkap dalam Firman Allah Swt:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir’aun : “ hai pembesar kaumku, saya tidak mengetahui yang kuasa bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya saya sanggup naik melihat yang kuasa Musa, dan sebetulnya saya benar benar yakin bahwa beliau temasuk orang orang pendusta”. (QS. al-Qaṣaṣ : 38)
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ
"Maka beliau (Fir’aun) berkata: akulah tuhanmu yang paling tinggi.” (QS. an-Nazi’at : 24)
Nabi Musa juga mendapati kaumnya, Bani Israil menyembah anak sapi. Hal itu sanggup dilihat pada firman Allah Swt:
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَٰذَا إِلَٰهُكُمْ وَإِلَٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِيَ
"Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata : “Inilah tuhanmu dan yang kuasa Musa, tetapi Musa telah lupa”. (QS.Ṭaha : 88)
Dalam duduk masalah ketuhanan, kaum Yahudi mempercayai bahwa Allah memiliki anak yakni Uzair dan kaum Katolik meyakini Isa Al-Masih ialah putra Allah,
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ
"Orang-orang Yahudi berkata: Uzair itu putera Allah." (QS. at-Taubah : 30)
g. Masa Nabi Sulaiman a.s.
Pada masa Nabi Sulaiman, masyarakat negeri Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman mengajak pada pedoman tauhid dan hasilnya melalui ratu Bilqis seluruh rakyat sanggup mendapatkan pedoman tersebut. Sebagaimana firman Allah Swt:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ
"Aku mendapati beliau dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaithan telah mengakibatkan mereka memandang indah perbuatan perbuatan mereka kemudian menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak menerima petunjuk.” (QS. an-Naml : 24)
h. Masa Nabi Isa a.s.
Pada masa Nabi Isa, kembali kemusyrikan muncul dan bahkan merajalela, yaitu adanya keyakinan banyak orang dari Bani Israil bahwa Nabi Isa ialah anak Allah (ibnullah), atau salah satu dari tiga unsur yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Ruhul Quds (Malaikat Jibril) (salis salasah), atau Nabi Isa itulah Allah Swt. Ada sebagian pengikut Nabi Isa yang masih bertahan dengan ketauhidan yaitu pengikut pendeta Arius. Namun pedoman ini hasilnya diharamkan untuk disebarkan. Ayat-ayat di bawah ini menawarkan ihwal hal tersebut :
وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ
"Dan umat Katolik berkata : al-Masih (Isa ) ialah anak Allah." (QS. at-Taubah : 30)
وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ
"Dan janganlah kau mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa” (QS.an-Nisa': 171)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
"Sungguh, telah kafir orang orang yang berkata : sebetulnya Allah ialah al-Masih (Isa) bin Maryam.” (QS. al-Maidah : 17)
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal penyimpangan iktikad umat umat terdahulu. Sumber buku Siswa Kelas X MA Ilmu Kalam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.